Gadis SMK Surabaya Dirudapaksa Tentara
Gadis SMK di Surabaya Berjalan Sempoyongan dan Menangis, Terkuak Ternyata Dirudapaksa Oknum Tentara
Geger gadis SMK di Surabaya berjalan sempoyongan keluar hotel dan menangis, terkuak ternyata dirudapaksa oknum tentara.
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Dwi Prastika
Informasi yang dihimpun TribunJatim.com, korban berinisial AA (16) warga Surabaya, yang masih duduk di bangku kelas 1 sebuah SMK Negeri Kota Surabaya.
Korban mengaku sempat disekap dengan kondisi kedua pergelangan tangan terikat oleh pelaku di salah satu kamar hotel yang telah disewanya.
Lalu korban dirudapaksa oleh pelaku hingga mengalami pendarahan pada bagian organ vitalnya.
Korban yang bertubuh kecil dan kurus yang masih memakai kaus olahraga sekolah berwarna merah dan berjaket hoodie warna putih itu, berhasil keluar dari kamar setelah memohon-mohon kepada pelaku agar menghentikan perbuatannya.
Kemudian, pelaku yang sempat luluh dengan perangai memelas dari korban, lantas membiarkan korban keluar kamar hotel, dan mencari pertolongan ke pemotor ojek online (ojol).
Melihat kondisi penumpangnya yang tak henti-hentinya menangis, pemotor ojol tersebut mengantarkan korban ke sebuah posko anggota satpol PP terdekat.
Setelah didengar kesaksiannya, korban lantas diantar ke Mapolsek Sawahan Polrestabes Surabaya, untuk memperoleh bantuan penanganan hukum dan penanganan medis atas kondisi luka yang dialaminya.
Ayah korban, LSA (54) mengatakan, dirinya baru mengetahui anaknya menjadi korban kekerasan seksual oleh oknum anggota tentara itu, setelah ditelepon oleh anggota Polsek Sawahan untuk segera datang ke markas, sekitar pukul 10.00 WIB.
Ternyata, berdasarkan cerita yang didengar dari mulut sang anak langsung, pria berkaus oblong warna hitam itu mengungkapkan, sang anak tidak mengenal pelaku sama sekali.
Namun, pertemuan keduanya bermula saat sang anak sedang duduk di pinggir jalanan dekat Monumen Kapal Selam (Monkasel) kawasan Jalan Pemuda No 39, Embong Kaliasin, Genteng, Surabaya.
Saat itu sang anak berencana mengambil uang tabungan beasiswa bulanan senilai Rp 200 ribu dari Progam Beasiswa Pemuda Tangguh milik Pemkot Surabaya.
Sang anak, lanjut LSA, meminta izin kepada pihak guru dan pengurus sekolah untuk pulang lebih awal guna mengurus pencairan beasiswa tersebut.
Setelah memperoleh izin, sang anak kemudian keluar sekolah untuk menunggu seorang teman di dekat area Monkasel tersebut.
"Untuk ambil itu, kan setelah dia pulang. Kalau sebelum dia pulang, dia harus minta izin. Akhirnya dia mengurus surat izin uang ke Bank Jatim," ujar LSA saat ditemui awak media di depan Mapolsek Sawahan, Surabaya, Senin (22/1/2024).
Pantauan TribunJatim.com, sekitar pukul 12.20 WIB, oknum tentara pelaku kekerasan seksual tampak digelandang keluar dari pintu utama Mapolsek Sawahan dengan pengawalan sejumlah anggota tentara dari instansi Polisi Militer (POM) tempat si pelaku bertugas.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.