Berita Viral
Kesaksian Pasien Diamuk Pegawai Puskesmas Imbas Tak Bawa BPJS, Kapus Kuak Fakta Lain: Makannya Ribut
Terungkap kesaksian pasien yang diamuk pegawai puskesmas karena tak bawa kartu BPJS.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Terungkap kesaksian pasien yang diamuk pegawai puskesmas karena tak bawa kartu BPJS.
Video yang merekam momen itu viral di media sosial.
Akhir kasus yang terjadi di Puskesmas Tanjung Marulak, Kecamatan Rambutan, Kota Tebingtinggi, Sumatera Utara itu pun terungkap.
Diketahui sebelumnya, pasien yang hendak berobat tersebut bernama Abdullah Sani Hasibuan yang merupakan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Tebingtinggi.
"Itu kejadiannya, Kamis (18/1/2024) pagi. Dari subuh saya udah muntah-muntah, entah asam lambung naik. Kemudian istri saya ngajak berobat ke Puskesmas Tanjung Marulak, Kecamatan Rambutan, Kota Tebingtinggi," katanya, Minggu (21/1/2024), dilansir TribunJatim.com dari TribunMedan.
Sani mengatakan, ia dan istrinya datang ke Puskesmas Tanjung Marulak sekitar pukul 08.30 WIB untuk berobat.
Ia mengaku membawa kartu berobat yang dikeluarkan oleh puskesmas tersebut dan KTP.
Ia memang mengakui, jika dirinya tidak membawa kartu BPJS ke puskesmas tersebut.
Meski begitu, dirinya tetap yakin bisa berobat karena sebelumnya ia pernah mengurus kacamata di Puskesmas Tanjung Marulak itu.
"Jadi saya langsung duduk di poli. Istri saya yang ke loket pendaftaran untuk berobat di Puskesmas itu. Tiba-tiba isteri saya bilang, gak bisa berobat kalau gak pakai Kartu BPJS. Terus saya bilang, KTP kan ada. Pakai itu (KTP) kan juga bisa berobat," ujarnya.
Mengetahui dirinya tidak bisa berobat, Sani kemudian mendatangi loket pendaftaran dan menanyakan perihal alasannya.
Baca juga: Pegawai Honorer Puskesmas Ngamuk Banting Barang di Teras, Gaji 5 Bulan Belum Dibayar: Janji-janji
Hanya saja, setelah ditanyakan, petugas pendaftaran puskesmas tetap tidak mengizinkan dirinya berobat.
"Dia (petugas pendaftaran) bilang, gak boleh (berobat) pak. Terus kubilang, KTP ku ada, kartu berobat ku ada, terus kok gak bisa berobat? Gak tahulah entah dia sudah gondok atau gimana, makin ngegas dia," ucapnya.
"Saya juga makin sakitkan, akhirnya terpancing juga. Ya, saya akui, saya bilang ke petugasnya, 'Kepala kau lah'. Saya bilang gitu. Terus petugasnya ngamuk, pulpen dicampakkannya, pokoknya mengamuk lah," kata Sani lagi.
Karena emosi, Sani pun pergi keluar puskesmas dan beranjak pulang bersama sang isteri.
Dirinya yang seorang wartawan kemudian turut memviralkan kejadian yang dialaminya tersebut.
Baca juga: Nasib Pegawai Puskesmas Ngamuk ke Pasien Tak Bawa Kartu BPJS, Kapus Langsung Tindak: Tidak Ada Kartu
Sani juga mengatakan, pasca viral, dirinya diundang oleh Dinas Kesehatan Kota Tebingtinggi untuk mediasi bersama petugas Puskesmas Tanjung Marulak tersebut, pada Senin (22/1/2024).
"Ya saya ada diundang untuk mediasi. Ya, saya berharap kejadian serupa tidak terulang lagi bagi fasilitas kesehatan di manapun. Saya bukan mencari-cari kesalahan. Soalnya sudah banyak juga yang mengadu, kalau pelayanan kesehatan di Tebingtinggi ini agak berantakan," ujarnya.
"Kenapa saya tidak bisa berobat? Saya bawa KTP, saya juga bawa kartu berobat yang dikeluarkan oleh puskesmas itu. Ya jangan terulang lagi lah kejadian seperti itu," ucapnya lagi.
Sementara itu, Kapus atau Kepala Puskesmas Tanjung Marulak di Kota Tebingtinggi, dr Kurniadinata angkat bicara soal hal ini.
Dihubungi reporter Tribun-Medan.com, Minggu (21/1/2024), dr Kurnia mengatakan bahwa peristiwa tersebut terjadi saat dirinya sedang rapat.
Setelah mendengar kabar, dirinya pun memintai keterangan pegawainya soal aksi penolakan warga tanpa BPJS Kesehatan tersebut.
"Jadi setelah dimintai keterangan, ternyata warga tersebut hanya membawa kartu berobat. Beliau tidak punya kartu BPJS dan tidak bawa KTP. Tidak seluruhnya seperti video yang beredar," kata dr. Kurnia.
Padahal menurut Kurnia, bila yang bersangkutan tidak memiliki BPJS, layanan kesehatan tetap bisa diterima asal membawa KTP untuk meyakinkan tenaga kesehatan mengambil langkah medis.
Sebab untuk melakukan tindakan diperlukan identitas yang jelas.
Diterangkan Kurnia, dengan adanya kartu identitas, pihaknya bisa melihat apakah penyakit pasien/warga menular atau membutuhkan penanganan serius.
Baca juga: Selama ini Kerja Tak Dibayar, Petani Sujud Dapat Rp 30 Juta Cuma karena Gambar: Bu, Bapak Bisa Umrah
Selain itu puskesmas bisa meyakinkan bahwa warga yang diperiksa sesuai dengan identitas, bukan untuk orang lain.
"Warga bilang ada bawa KTP, itu nggak ada. Karena KTP kan diperlukan untuk rekam medis dan sebagainya, atau alergi atau virus kan diperlukan KTP. Petugas saya minta kartu itu, warga yang bersangkutan menolak," katanya.
"Jadi beliau datang dengan keluhan hipertensi ya. Mungkin di situ juga pegawai saya tidak tenang juga, makanya ribut. Tapi setelah kejadian, sudah kita panggil pegawai semua untuk rapat. Biar ke depan lebih persuasif dan humanis dalam pelayanan," kata dr Kurnia yang mengaku akan mengevaluasi layanan di puskesmasnya.
Akhir Kasus
Pihak BPJS Kesehatan Cabang Lubuk Pakam turun tangan menindaklanjuti kasus ini.
Pihak cabang turun lantaran wilayah ini termasuk bagian dari wilayah kerja mereka.
Begitu mendapat informasi dari media sosial pihak BPJS Kesehatan pun langsung melakukan tindaklanjut dan investigasi.
"Sebelum viral secara nasional kami sudah dapat informasi karena ada di kami itu juga media monitoring dan kami gerak cepat itu hari Jumatnya.
Petugas kami Kepala Tebingtinggi langsung berkunjung ke peserta dan konfirmasi langsung kepada pihak Puskesmas.
Menurut peserta dia bawa KTP dan menurut petugas dia tidak menunjukkan KTP karena cuma bawa kartu berobat," ujar Kabid SDM, Umum dan Komunikasi Publik BPJS Kesehatan Cabang Lubukpakam, Ikhwal Maulana Senin, (22/1/2024), melansir dari TribunMedan.
Baca juga: Bakso Dijual Rp477 Ribu, Masakan di Restoran Raffi Ahmad Jadi Sorotan, Pengunjung Ungkap Rasanya
Ikhwal menyampaikan pada Senin (21/1/2024) pagi kasus ini telah diselesaikan secara kekeluargaan.
Baik peserta maupun pegawai puskesmas disebut sudah saling memaafkan. Mediasi yang terjadi juga disaksikan oleh beberapa wartawan.
"Tadi sudah mediasi dan terjadilah saling maaf memaafkan. Mediasinya tadi di Puskesmas dan sudah clear. Wartawan pun banyak juga tadi yang datang. Ada pihak dari dinas kesehatan dan kami juga. Kami hanya memastikan pelayanan itu mudah cepat dan setara," kata Ikhwal.
Ikhwal menyebut mereka juga telah memberikan masukan atau saran kepada pihak puskesmas atas kondisi yang terjadi.
Ke depan jika ada peserta yang mungkin terlibat selisih paham dengan pegawai puskesmas bisa ada petugas lain setingkat pengawas yang bisa menghendling agar tidak terjadi keributan antara kedua belah pihak.
Disebut kalau pihak Puskesmas pun sudah paham kalau untuk mendapat pelayanan di faskes bisa hanya dengan membawa KTP peserta tanpa kartu BPJS Kesehatan.
"Si bapak (peserta) informasi yang kami dapatkan datang dengan keluhan hipertensi. Dia minta dilayani terlebih dahulu karena kartu bisa datang menyusul.
Beliau kecewa terjadilah kata kata yang mungkin membuat terpancing petugas Puskesmas. Kedatangan kami memastikan pemahaman Puskesmas ini sudah paham belum KTP bisa digunakan," ucap Ikhwal.
Ditambahkan Ikhwal setiap pasien emergency sesuai ketentuan wajib dilayani lebih dahulu tanpa menanyai kartu yang menyangkut untuk kepentingan administrasi.
Sudah ada regulasi yang merinci soal kriteria-kriteria emergency.
Untuk Puskesmas Tanjung Marulak ini masuk kategori puskesmas rawat jalan bukan rawat inap.
Dianggap inti dari masalah ini hanya miskomunikasi saja.
"Yang jelas sebenarnya tidak ada laporan ke kami dari peserta. Peserta hanya komplain kepada Dinas Kesehatan dan PJ Walikota saja.
Tapi kami kan tidak tinggal diam makanya kami datang. Ini akan jadi catatan kami juga karena kasusnya juga sudah clear. Yang jelas ini jadi catatan kami juga,"sebut Ikhwal.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
diamuk pegawai puskesmas karena tak bawa kartu BPJ
viral di media sosial
BPJS Kesehatan
Puskesmas Tanjung Marulak
Kota Tebingtinggi
Sumatera Utara
berita viral
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Satpol PP Heran ada Siswa SMP Tak Bisa Baca Hingga Murid Kelas 12 Perkalian 3x4 Dijawab Gak Tahu |
![]() |
---|
Jangan Asal Pakai Nama ini di Indonesia, Negara Lain juga Terapkan Larangan Khusus |
![]() |
---|
Sosok Gus Yaqut, Menteri Agama Era Jokowi Dilarang KPK ke Luar Negeri Terkait Kasus Kuota Haji |
![]() |
---|
Niat Apel Temui Anjeli, Calon Mertua Malah Ngamuk Aniaya Reza Hingga Korban Kabur |
![]() |
---|
Sosok Bripda Farhan Hilang saat Akad Nikah, Keberadaannya Dilacak Brimob, Calon Istri: Selesai Kita |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.