Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Terpopuler

JATIM TERPOPULER: Sosok DeLiang Tulis 40 Novel Tembus Amerika - 44 Profesor ITS Minta Jokowi Netral

4 berita terpopuler Jatim Rabu (7/2/2024): Sosok DeLiang tulis 40 novel tembus ke Amerika hingga 44 profesor ITS minta Jokowi netral di Pilpres 2024.

|
Editor: Elma Gloria Stevani
ITS Peduli Negeri dan Instagram
4 berita terpopuler Jatim Rabu (7/2/2024) di TribunJatim.com. 

Menurut Ario Muhammad, hal tersebut memang ia biasakan kepada sang anak.

Bahkan, Deliang Al-Farabi sudah belasan kali mengisi seminar di dalam dan luar negeri, salah satunya Polandia.

Ia juga pernah mengisi seminar literasi bagi mahasiswa semester 5 di salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang terletak di Jawa Timur.

Simak berita selengkapnya

2. 44 Profesor ITS Serukan agar Presiden Jokowi Bersikap Netral

Aksi guru besar ITS dan Keluarga Besar yang tergabung dalam ITS Peduli Negeri, Senin (5/2/2024).
Aksi guru besar ITS dan Keluarga Besar yang tergabung dalam ITS Peduli Negeri, Senin (5/2/2024). (ITS Peduli Negeri)

Bersamaan dengan berbagai pernyataan sikap yang dilakukan akademisi di berbagai kampus di Jatim pada Senin (5/2/2024), 44 guru besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya memberikan pernyataan sikap atas kontroversi Presiden Joko Widodo.

Meskipun demikian, para guru besar dan civitas akademik yang tergabung dalam Keluarga Besar ITS Peduli Negeri secara tegas menolak dikatakan partisan.

Pernyataan sikap ini dibacakan langsung Sekretaris Dewan Profesor ITS, Prof Harus Laksana Guntur, di Plaza dr Angka, kompleks ITS Surabaya, Senin (5/2/2024). 

Dikonfirmasi, Prof Harus mengungkapkan aksi tersebut untuk menyampaikan rasa prihatin terhadap kondisi yang ada saat ini. Nantinya, hasil pernyataan ini diberikan kepada Rektor ITS untuk disampaikan kepada Presiden Jokowi.

“Jadi, ini murni seruan moral. Jadi kami-kami yang hadir di sini adalah dosen-dosen, kemudian tendik dan mahasiswa yang memang secara moral peduli pada kondisi negeri ini, supaya ke depannya lebih baik atau hal-hal yang selama ini kurang baik menjadi baik,” tegasnya.

Ia mengatakan bahwa dalam pernyataan sikap itu, Keluarga ITS Peduli Negeri tidak terafiliasi dengan kelompok mana pun, tetapi tetap mengedepankan etika tata kelola perguruan tinggi yang menempatkan jajaran pimpinan ITS sebagai yang memiliki tanggung jawab atas semua aktivitas kampus.

"Aspirasi dalam penyataan sikap ini, kami sampaikan melalui pimpinan kami, rektor ITS untuk disampaikan ke Presiden. Jadi tidak kami sampaikan secara liar, tetap menghormati pimpinan ITS, sehingga semua kita lakukan sesuai jalur," sebutnya.

Pihaknya berharap, seruan tersebut bisa direspon oleh seluruh pihak yang terkait dan dipandang sebagai salah satu cara dan upaya menegakkan demokrasi.

Menurut Prof Harus, sebagai akademisi, pihaknya selalu mengedepankan semangat persatuan bangsa dan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi. 

Mereka juga meyakini Presiden Republik Indonesia adalah pemimpin negara, sekaligus saudara sebangsa yang mengemban amanah rakyat.

“Oleh karena itu, kami memohon Rektor ITS untuk menyampaikan kepada Presiden Jokowi agar tetap konsisten pada koridor demokrasi dan semangat reformasi. Hal ini penting untuk menjaga stabilitas nasional dan menghindari polarisasi bangsa di masa yang akan datang,” jelasnya.

Adapun hal-hal yang dianggap penting sebagai komitmen dari Presiden Jokowi, yakni menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan yang lain. 

Kemudian, menjaga netralitas, mencegah aparatur negara untuk terlibat dalam politik praktis, serta menjamin pelaksanaan Pemilu 2024 yang damai, adil dan berintegritas.

“Kami percaya bahwa Bapak Presiden memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk menjaga stabilitas nasional dan kelancaran proses demokrasi,” terangnya.

Simak berita selengkapnya

3. Terminal Bungurasih Sidoarjo Terendam Banjir, Para Penumpang Harus Rela Basah-basahan

Terminal Purabaya di Bungurasih, Kecamatan Waru, Sidoarjo, terendam banjir, Selasa (6/2/2024).
Terminal Purabaya di Bungurasih, Kecamatan Waru, Sidoarjo, terendam banjir, Selasa (6/2/2024). (Istimewa/TribunJatim.com)

Sejumlah wilayah di Sidoarjo, Jawa Timur, terendam banjir, Selasa (6/2/2024).

Termasuk yang paling parah adalah banjir yang menggenangi kawasan Terminal Purabaya di Bungurasih, Kecamatan Waru, Sidoarjo.

Banjir terjadi setelah hujan deras mengguyur dalam waktu cukup lama sejak Senin (5/2/2024) malam.

Air menggenang di sana dengan ketinggian sekitar 10 centimeter sampai 40 centimeter.

Mulai dari area pintu masuk terminal, tempat penurunan penumpang bus, area parkir bus, tempat keberangkatan bus, hingga di pintu keluar terminal, semua terendam air.

Para penumpang pun harus rela basah-basahan.

“Terpaksa lepas sepatu karena banjir. Baru kali ini merasakan kebanjiran saat di terminal,” ujar Robi, warga Lamongan yang hendak pulang ke kampung halamannya.

Hal serupa dirasakan para penumpang lainnya.

Mereka haru rela melintasi genangan air yang ada di kawasan terminal untuk bisa beraktivitas saat turun dari bus atau ketika hendak naik bus menuju luar kota.

Baca juga: Hujan Selama 4 Jam, Puluhan Rumah di Bondowoso Terendam Banjir, Gorong-gorong Tersumbat Sampah

Sementara menurut Fiki, seorang awak bus di sana, banjir yang menggenang di kawasan Terminal Purabaya atau Terminal Bungurasih kali ini terbilang yang paling parah dibanding sebelum-sebelumnya.

Selain ketinggian airnya, juga sebaran banjir yang hampir merata di semua area.

“Mungkin karena saluran airnya tidak bisa maksimal. Ditambah lagi intensitas curah hujan yang tinggi,” ujar Fiki di sela kesibukannya.

Beberapa warga di sana juga menyebut, banjir di kawasan terminal itu seperti langganan.

Hampir setiap kali hujan deras mengguyur dalam waktu yang cukup lama, selalu kawasan itu terendam banjir.

Namun kali ini memang terbilang paling parah.

“Malam tadi sudah ada genangan, terus ketambahan ada hujan turun lagi, air semakin tinggi. Apalagi sungainya juga sudah penuh, sehingga air meluber,” kata Asyhari, warga setempat.

Dia berharap, pemerintah segera melakukan normalisasi Kali Buntung yang berada di desa itu.

Simak berita selengkapnya

4. Pria Asal Batu Hidup 7 Tahun Dalam Gelap di Rumah Tak Layak, Anak Pilih Ikut Ibu, 'Lapar Ya Minum'

Pria hidup dalam kegelapan selama ini karena kekurangan uang dan sudah ditinggal istri dan anak
Pria hidup dalam kegelapan selama ini karena kekurangan uang dan sudah ditinggal istri dan anak (Kompas.com)

Seorang pria asal Kota Batu ternyata hidup 7 tahun di dalam kegelapan rumahnya.

Pria asal Kota Batu itu hidup 7 tahun dalam gelap di rumah tak layak.

Tidur pada malam hari di rumah tidak layak huni dengan kondisi seringkali gelap bukan menjadi pilihan.

Itulah yang dirasakan pria bernama Musmulidi (42) yang akrab disapa Rudik oleh warga sekitar.

"Rumah gelap sering, tidak punya uang untuk beli token listrik," kata Rudik pada Senin (5/2/2024).

Kemiskinan menyergapi Rudik yang kini berakhir hidup sebatang kara saja.

Rumahnya berada di Dusun Sumbersari, Desa Giripurno, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur. Kondisinya sangat memprihatinkan.

Saat musim hujan seperti saat ini, kondisi di dalam rumahnya basah karena terus mengalami kebocoran di beberapa titik.

Jangankan untuk membetulkan atap rumah, untuk makan saja Rudik kesulitan. Ia seringkali menahan lapar apabila tidak memiliki uang untuk membeli bahan makanan.

"Lapar ya minum air putih kalau tidak punya uang. Saya kompor punya, tapi kalau tidak punya uang ya tidak terpakai kompornya. Saya takut merepotkan kalau minta-minta," katanya.

Baca juga: Sosok DJ Angger Dimas, Eks Suami Tamara Tyasmara Curiga Dante Dibunuh, Bagikan Foto Pilu Bareng Anak

Rudik hidup sendiri lantaran sudah bercerai dengan istrinya. Anaknya pun tak tinggal bersamanya karena memilih ikut ibu.

Ia mengaku sudah tujuh tahun hidup di rumah yang dibangun dari tiang bambu dan triplek pemberian teman-temannya itu.

"Sebelumnya saya tinggal di rumah orang tua, dekat sini, tapi saya ingin mandiri, jadi di sini (di rumahnya) saja," katanya.

Kamarnya pun beralas kasur usang.

Pria asal Kota Batu yang hidup tak layak
Pria asal Kota Batu yang hidup tak layak (Kompas.com)

Bau kotoran sapi selalu menyengat karena ia memelihara tiga hewan ternak milik orang lain.

"Tinggal di sini sudah tujuh tahun, setelah ibu saya meninggal dunia. Tanah rumah ini pemberian nenek. Ya kondisinya seperti ini, terus bagaimana, dijalani saja," katanya.

Rudik bekerja sebagai buruh tani lepas. Penghasilannya tak menentu. Dia bekerja apabila ada orang lain membutuhkan tenaganya.

"Ya, satu minggu rata-rata tiga kali, sehari diberi Rp 60 ribu," katanya.

Disinggung bantuan dari pemerintah, Rudik mengaku tidak pernah mendapatkannya.

Dia berharap, pemerintah daerah bisa mendengar kisahnya. Bantuan yang dimaksud seperti bedah rumah atau apa pun supaya tempat tinggalnya layak huni.

"Kalau diberi (bantuan) ya mau saja, kita ini masyarakat, ya pemerintah yang saya harapkan bisa membantu, bukan merepotkan orang lain," katanya.

 

Simak berita selengkapnya

---

Berita Jatim dan Berita Viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

 

 

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved