Berita Ngawi
Sulastri Makan Nasi Dicampur Gaplek saat Tahu Harga Beras 1 Kg Meroket, Kini Hemat Sampai 4 Hari
Antre dari subuh sambil gendong anaknya, Romlah ikhlas demi mendapatkan beras murah di Cirebon, Jawa Barat.
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Ibu di Ngawi bernama Sulastri menemukan cara yang unik menyiasati mahalnya beras.
Ibu di Ngawi bernama Sulastri ini makan nasi dicampur dengan gaplek.
Beberapa waktu belakangan, Indonesia telah dilanda kelangkaan bahan pangan yakni beras.
Naiknya harga beras membuat banyak ibu-ibu rumah tangga menjerit.
Seperti apa yang dialami Sulastri ini.
Akhirnya Sulastri (55), menyiasati nasi dicampur dengan tiwul sebagai konsumsi sehari hari di tengah mahalnya harga beras.
Warga Desa Gandong, Kecamatan Bringin mengaku sudah satu bulan terakhir, menikmati nasi beras dengan tiwul bersama keluarganya.
Dengan mencampur tiwul, Sulastri bisa menghemat penggunaan beras untuk kebutuhan rumah setiap hari.
“Satu kilogram beras yang biasanya cukup dalam dua hari, kini bisa sampai empat hari setelah dicampur tiwul,” ujar Sulastri, Rabu (21/2/2024).
Sulastri menuturkan, setiap pagi ia menumbuk singkong kering atau gaplek sebagai bahan baku tiwul, yang didapat dari kebun sendiri.
“Setelah ditumbuk halus, dicampur sedikit air dan dikukus hingga matang. Tinggal mencampur tiwul dengan nasi serta sayur berkuah. Setiap harinya pakai beras sedikit, nanti dicampur dengan gaplek,” ungkapnya.
Meski demikian, Sulastri menyebut, makan nasi campur tiwul tidak mengurangi kenikmatan bersama keluarga.
“Ada keluarga lain di desa yang melakukan hal serupa. Meniru cara berhemat beras rumah,” tandasnya. (Febrianto Ramadhani/TribunJatim.com)
Baca juga: Harga Cabai Merah Besar di Jember Meroket Usai Pemilu, Rp95 Ribu Hanya Dapat Sekilo
Antre dari Subuh Sambil Gendong Anak, Romlah Ikhlas Demi Dapat Beras Murah: Daripada Engga Punya
Warga yang mayoritas emak-emak langsung berebut posisi setelah pihak Kelurahan Perbutulan, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, membuka penjualan beras murah program pemerintah.
Pantauan Tribun di lokasi, penjualan beras murah jenis Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dibuka pukul 08.00 WIB, Kamis (22/2/2024).
Namun, warga sudah antre di pintu masuk kelurahan hingga persis di belakang truk yang bermuatan beras dari Bulog tersebut, sejak pagi.
Satu warga yang rela antre berjam-jam itu bernama Romlah (32).
Warga kelurahan setempat itu rela keluar rumah sejak pagi lantaran ingin mendapatkan beras murah untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarganya.
Dia tak sendirian. Romlah mengantre sambil menggendong anaknya yang berusia dua tahun.
"Saya mau beli beras, iya meski antre enggak papa lah daripada enggak punya beras," ujar Romlah saat diwawancarai media, Kamis.

Ia mendapatkan informasi adanya penjualan beras murah dari para tetangga.
Keinginannya untuk membeli beras program dari Bulog, Disperdagin, dan pihak kelurahan dikarenakan harganya lebih terjangkau.
"Kalau di sini tadi beli Rp 52 ribu per 5 kilogram, kalau di pasar kan Rp 17 ribu per kilogram, bedanya jauh," ucapnya.
Dia menyebut program ini pasti membantu masyarakat.
"Apalagi kita-kita yang kesulitan membeli beras di pasaran karena mahal harganya," ucap dia.
Romlah mendapatkan jatah dua kemasan beras, yang artinya dia membawa pulang beras 10 kilogram.

Seperti di daerah lain di Jawa Barat, harga beras di Cirebon juga naik.
Di Pasar Jamblang, misalnya, sejumlah pedagang melaporkan penjualan beras dengan harga mencapai Rp 17 ribu hingga Rp 17.500 per kilogram, membuat keuntungan menjadi tipis.
Tribun melakukan kunjungan ke pasar di Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon, Selasa (20/2/2024).
Menurut Saefudin (38), seorang pedagang di Pasar Jamblang, harga beras premium yang ia jual mencapai Rp 17 ribu per kilogram.
Sedangkan harga beras medium dijual seharga Rp 14.800 per kilogram.
Baca juga: Keluhan Pedagang Pasar Induk Among Tani Batu di Tengah Harga Beras Naik : Baru Kali Ini Paling Mahal
Dia mengeluhkan bahwa kenaikan harga beras sudah melebihi perkiraannya.
Beberapa waktu lalu, harga beras premium masih sekitar Rp 350 ribu per karung, sehingga modal yang dikeluarkan pun tidak terlalu besar.
Kenaikan harga beras juga berdampak pada harga jual kebutuhan pokok lainnya, terutama telur yang kini juga melambung menjadi Rp 28 ribu per kilogram.
Saefudin berharap pemerintah dapat memberikan solusi dengan menurunkan harga beras agar kembali terjangkau oleh masyarakat.
Seorang pembeli di Toko Saefudin, Kusnan (55), mengatakan, harga beras sangat mahal, mencapai Rp 18 ribu. Biasanya, harga beras hanya sekitar Rp 14 ribu.
Baca juga: Sikapi Kenaikan Harga, Bulog Banyuwangi Gelontor 10 Ton Beras untuk Operasi Pasar
Kusnan menambahkan, harga beras telah terus naik dalam tiga bulan terakhir. Bahkan harga beras yang bagus mencapai Rp 21 ribu per kilogram.
Pada operasi kali ini, pihak Bulog menyediakan beras 10 ton. Warga maksimal bisa membeli dua kemasan, masing-masing 5 kilogram.
"Karena enggak hanya warga kami yang membutuhkan beras murah, kami persilakan warga Sumber dan lainnya datang untuk membeli," ujarnya.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Sulastri
Ibu di Ngawi
Warga Desa Gandong
menumbuk singkong kering
makan nasi campur tiwul
berita viral
ViralLokal
berita viral lokal
TribunJatim.com
jatim.tribunnews.com
Bus Rombongan Ziarah Wali Songo Asal Cilacap Kecelakaan di Tol Ngawi, Penumpang Luka-luka |
![]() |
---|
Tinjau Banjir di Ngawi, Bupati Ony Anwar Pastikan Segala Kebutuhan Pengungsi Terpenuhi |
![]() |
---|
Air Sungai Bengawan Solo Meluap, 7 Kecamatan di Ngawi Terendam Banjir |
![]() |
---|
Satpol PP Bongkar Bangunan Liar di Alas Malang Ngawi, Diduga jadi Sarang Prostitusi, Meresahkan |
![]() |
---|
Jalan di Ngawi Direndam Banjir Usai Hujan Deras Melanda, Aspal Terkelupas, Lalu Lintas Tersendat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.