Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sosok Gelandangan Makan dari Sampah Tapi Ternyata Miliarder, Punya 8 Rumah dan 2 Apartemen

Siapa sangka meski gelandangan, ternyata kakek ini adalah seorang miliarder. Ia punya 10 properti.

|
altus.mif.il
ILUSTRASI Sampah. Siapa sangka meski gelandangan, ternyata kakek ini adalah seorang miliarder. Ia punya 10 properti. 

TRIBUNJATIM.COM - Siapa sangka meski gelandangan, ternyata kakek ini adalah seorang miliarder,

Meski tiap hari makan sisa makanan dari sampah, rupanya si kakek ialah jutawan paling hemat di dunia.

Ia memiliki 10  properti yang terdiri atas 8 rumah dan 2 apartemen.

Kakek tersebut diketahui berusia 80 tahun, asal Jerman.

Ia bertahan hidup dari makanan dan barang yang ditemukan di tempat sampah.

Kakek tersebut bernama Heinz B.

Heinz mengaku tidak terlalu memerlukan uang dan menyukai hidup dari jalanan.

Gaya hidup tersebut membuatnya dijuluki sebagai jutawan paling hemat di dunia.

Baca juga: Sosok Artis Korea Wajahnya Mirip Komeng Masa Muda, Bangga Lihat Foto: Dia Harta Karun Nasional

Lalu, mengapa Heinz B. memilih hidup seperti tunawismawan meski dia seorang miliarder?

Cara Heinz B. hidup dari jalanan

Dikutip dari Kompas.com, Heinz B. (80) menjalani hidupnya dengan makan makanan dan memakai barang-barang yang ditemukan di tempat sampah.

Sebelum pensiun, Heinz bekerja sebagai pejabat senior sekaligus insinyur kelistrikan di kantor telekomunikasi.

Dikutip dari Oddity Central (21/2/2024), Heinz menghabiskan sebagian besar waktunya menimbun barang-barang yang dibuang orang lain.

Dia akan mengayuh sepedanya berkeliling Kota Daarmstadt, kota di barat daya Jerman, untuk mengumpulkan sampah.

Selain mengambil barang-barang yang dibuang orang lain, dia juga mengambil sisa-sisa makanan yang ditemukan di tempat sampah. 

Heinz mengaku mungkin memakai uang hanya untuk berbelanja minyak goreng atau semacamnya jika habis.

Ilustrasi pemulung.
Ilustrasi pemulung. ()

Dia juga mengklaim hanya menghabiskan uang 5 Euro atau Rp 84.493 sebulan.

Dia memungut sisa makanan dari tempat sampah karena melihat banyak orang yang boros dan suka membuang makanan.

Menurutnya, orang-orang itu justru membuang uang yang bisa digunakan memberi makan sekeluarga.

“Saya hidup hemat, begitulah saya tumbuh dewasa!" serunya, dikutip dari The Sun (14/2/2024).

Heinz menjelaskan, dia hidup hemat karena tidak terlalu butuh uang untuk bertahan hidup.

Dia senang hidup dari makanan yang ditemukan di tempat sampah dan menimbun barang yang dibuang orang lain.

Selain makan dari sampah, tetangga sekitar rumahnya sering menggantungkan makanan yang sudah dibuang dan kedaluwarsa di pagar rumah Heinz.

Sebagai imbalan, kakek itu akan memberi mereka barang-barang yang kualitasnya masih bagus dari timbunan sampah di kebun rumahnya.

Heinz memang suka mengumpulkan barang yang dia temukan di jalan.

Namun, barang itu hanya yang bisa dibawa dengan sepeda sebagai alat transportasi utamanya.

Baca juga: Sosok Kades Belani Tak Ambil Gaji Selama Menjabat, Pengusaha Muda Sukses, Ajak Warga Bersihkan Desa

Heinz diketahui hanya memiliki 15 euro atau sekitar Rp 253.479 dalam rekeningnya per 2024.

Namun, rekening itu kosong karena dia baru membeli rumah sebagai properti kesepuluh atas namanya.

Pria itu menarik 700.000 euro atau Rp 11.829.020.448 dari rekening untuk beli rumah.

Uang 100.000 euro atau Rp 1.689.860.064 ditransfer ke deposito berjangka untuk menghasilkan bunga.

Meski tampak miskin, Heinz tahu cara menambah kekayaannya.

Dia juga punya tujuh rumah dan dua apartemen yang sebagian disewakan.

Karena sudah tidak bekerja, mantan pekerja listrik itu mendapat uang pensiunan 3.600 euro atau lebih dari Rp 60 juta ditambah dana lain 156 euro atau Rp 2,6 juta.

Namun, dia hanya memakai uang itu untuk membayar laptop dan kuota internet.

Dia tidak pakai ponsel karena akan mengeluarkan biaya tambahan 10 euro (Rp 170.000).

Kesepuluh properti yang Heinz miliki berada di sekitar daerahnya.

Ini membuat dia hanya tinggal pergi ke properti itu dengan sepeda jika perlu perbaikan.

Uniknya, dia tidak mau membayar orang untuk memperbaiki kerusakan di properti tersebut dan memilih melakukannya sendiri.

Heinz tidak mau membayar 55 euro (Rp 930.000) hanya untuk perbaikan setengah jam.

Sebagian besar rumahnya bahkan tidak disewakan karena biaya sewa tidak dapat menutupi biaya pemeliharaannya.

Dia juga tidak butuh uang tambahan dari penyewaan properti itu.

Walau tidak disewakan, Heinz sengaja menggunakan uangnya ke bisnis real estate karena menilai kerugian inflasi di bidang tersebut paling rendah.

Kini setelah berusia lanjut, Heinz mengaku tidak punya rencana akan mewariskan properti-properti tersebut kepada siapa. 

“Saya punya beberapa sepupu jauh, tapi mereka tidak bisa membayar pajak warisan," ujar dia.

Karena tidak memiliki orang yang bisa diajak berbagi, dia mempertimbangkan akan memberikan rumah kepada penyewanya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved