Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Dikasih Takjil Gratis Minuman Starbucks, Antrian Panjang di Mall Jadi Sorotan, 'Enggak Jadi Boikot?'

Antrian panjang di mall dikasih takjil gratis minuman Starbucks jadi sorotan.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Instagram/twoquote
Demi dapat takjil gratis minuman Starbucks, antrian panjang di mall disorot 

"Itu mungkin salah satu cara yang bisa kita dan pemerintah kita lakukan," kata Abidzar Al Ghifari di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (12/11/2023).

Sebagaimana diketahui, bantuan masuk ke Palestina saat ini sulit.

Mengingat tentara Israel bersiaga di semua perbatasan Gaza, bahkan menyeleksi bantuan yang masuk dari luar Gaza.

"Kita mau ke Palestina kan juga enggak bisa. Mau ngirim dana juga tersendat."

Jadi satu-satunya cara menghentikan pergerakan mereka ya dengan ini," jelas putra Umi Pipik dan mendiang Ustaz Jefri Al Buchori.

Menurut Abidzar Al Ghifari, dengan memboikot produk Israel, bisa menghambat pertumbuhan bisnis mereka.

"Kita harus cerdas dalam memilih strategi. Bukan cuma mereka kok yang perang, kita juga perang," ujar Abidzar Al Ghifari.

"Cuma memang cara kita berbeda. Enggak pakai senjata, tapi dengan menghentikan bisnis mereka," pungkasnya.

Aaliyah Massaid membagikan potret Abidzar Al Ghifari ketika bertemu di aksi mendukung Palestina pada Minggu, 5 November.
Aaliyah Massaid membagikan potret Abidzar Al Ghifari ketika bertemu di aksi mendukung Palestina pada Minggu, 5 November 2023 (Instagram)

Diberitakan, aksi boikot produk pro Israel yang gencar di media sosial sangat berpengaruh kepada sejumlah brand kenamaan dunia.

Sejumlah brand kenamaan dunia yang terafiliasi dengan Israel kini dilanda kebangrutan massal karena gerakan boikot.

Salah satunya adalah kedai kopi asal Amerika, Starbucks yang merugi Rp186 triliun.

Starbucks kini mem-PHK karyawan dan menutup belasan gerainya.

Diketahui memang banyak perusahaan asal Amerika yang mulai menawarkan dukungan kepada Israel untuk melakukan serangan.

Sejak konflik antara Israel dan Hamas meletus pada 7 Oktober 2023 lalu, serangan tersebut menewaskan 18.000 warga Gaza.

Alasan ini sontak mendorong warga dunia untuk gencar melakukan gerakan Boycott, Divestment, Sanctions (BDS).

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved