Berita Viral
Dikasih Takjil Gratis Minuman Starbucks, Antrian Panjang di Mall Jadi Sorotan, 'Enggak Jadi Boikot?'
Antrian panjang di mall dikasih takjil gratis minuman Starbucks jadi sorotan.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Gerakan ini salah satunya adalah aksi boikot terhadap produk-produk yang terafiliasi atau mendukung Israel.
Seruan untuk melakukan boikot ini gencar dilakukan oleh generasi muda melalui jejaring media sosial seperti TikTok.
Awalnya aksi boikot ini dimaksudkan untuk menekan Israel dari segi ekonomi.
Sehingga Israel nantinya tidak dapat lagi membiayai operasional angkatan militernya di jalur Gaza.
Starbucks sendiri sebenarnya tidak memberikan dukungan finansial untuk Israel.
Namun perusahaan tersebut baru-baru ini menggugat serikat pekerjanya yang memberikan dukungan untuk Palestina.
Imbasnya, sejumlah negara kompak melakukan aksi boikot pada Starbucks hingga perusahaan merugi 12 miliar dolar AS atau setara Rp186 triliun (satuan kurs Rp15.528).
Baca juga: Kumpulan Merek Kurma Israel yang Dihindari Dibeli Beserta Ciri-cirinya, Simak Pula Kurma yang Aman
Tak hanya itu, akibat dari Gerakan BDS, saham Starbucks turun 1,6 persen.
Hal ini menandai penurunan terpanjang sejak perusahaan tersebut berdiri pada tahun 1992.
Dampak dari kerugian finansial ini, seorang karyawan Starbucks asal Maroko yang tak disebutkan namanya melaporkan soal fakta baru.
Yakni bahwa perusahaan sudah menginfokan beberapa staf bahwa mereka akan dipecat.
Hal itu menyusul penjualan yang turun signifikan akibat aksi boikot yang sedang berlangsung.
"Starbucks turut mengumumkan keputusan mereka untuk menghentikan 18 operasi tokonya yang ada di Maroko mulai 15 Desember," katanya.
"Seiring dengan menurunnya laba penjualan akibat aksi boikot," jelas karyawan Starbucks tersebut, dikutip dari Morocco World News.

Pemecatan serupa juga menyasar karyawan Starbucks di gerai cabang Mesir.
Sumber kepercayaan The New Arab menyebut bahwa perusahaan mulai memangkas karyawan akibat penjualan yang turun pasca boikot.
"Saat ini, perusahaan memangkas pengeluaran dan memaksa pekerja yang tersisa untuk kerja lebih keras daripada yang seharusnya untuk mengkompensasi kekurangan staf," ujar karyawan Starbucks di gerai cabang Mesir.
Melansir Tribunnews.com, pihak Starbucks hingga kini masih belum memberikan komentar apapun terkait pemecatan akibat boikot.
Namun organisasi hukum dan HAM asal Mesir, The Egyptian Centre for Economic and Social Rights (ECESR) mengutuk laporan PHK.
Lembaga tersebut menilai, tindakan pemecatan yang dilakukan Starbucks telah melanggar undang-undang ketenagakerjaan Mesir.
"Undang-undang ketenagakerjaan Mesir menetapkan bahwa jika pemberi kerja ingin mengurangi tenaga kerjanya karena alasan keuangan."
"Perusahaan tersebut secara hukum diwajibkan untuk mengajukan permintaan perampingan perusahaan sebelum sebuah komite (di biro tenaga kerja) dibentuk khusus untuk tujuan ini," kata serikat pekerja ECESR.
Sahroni Mundur Ditantang Salsa Erwina Hutagalung Juara Debat Se-Asia Pasific: Ane Mau Bertapa Dulu |
![]() |
---|
Edi Kaget Istri Beri Akta Cerai saat Mengaji di Rumah Mertua, Tak Tahu Ditalak |
![]() |
---|
Kisah Driver Ojol Riri Terima Pesanan Martabak dari Luar Pulau, Ternyata Salah Orderan |
![]() |
---|
Warga Terdampak Debu Tambang Cuma Diberi Ganti Rugi Sembako Rp200 Ribu, DPRD Tegur Perusahaan |
![]() |
---|
Presiden Prabowo Kasihan Immanuel Ebenezer Diborgol Pakai Baju Oranye: Mungkin Dia Khilaf |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.