Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Madiun

Nasib Satu Keluarga di Madiun Lolos dari Maut, Hendak Halal bi Halal Mobil Carry Dihantam Kereta Api

Nasib Satu Keluarga di Madiun Lolos dari Maut, hendak Halal bi Halal Mobil Carry Dihantam Kereta Api

|
Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Samsul Arifin
Tangkapan layar/Video amatir
Mobil Suzuki Carry warna merah bernopol N 1157 XL, terpental usai dihantam Kereta Api Argo Semeru, di perlintasan tanpa palang pintu, Dusun Pucung, Desa/Kecamatan Wonoasri Kabupaten Madiun, Jumat (12/4/2024) sekitar pukul 11.00 WIB 

TRIBUNJATIM.COM, MADIUN - Diduga hendak halal bihalal, satu keluarga pengendara mobil Suzuki Carry warna merah bernopol N 1157 XL, nyaris jadi korban kecelakaan maut, Jumat (12/4/2024).

Diketahui identitas korban antara lain Tarmuji (50), Supartin (50), dan Indah (22).

Ketiganya merupakan warga Jalan Anggrek Permai Gading, Desa Petahunan, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pasuruan.

Kapolsek Wonoasri, AKP Eko Hariyanto menjelaskan, mobil yang mereka tumpangi dihantam Kereta Api Argo Semeru, di perlintasan tanpa palang pintu, Dusun Pucung, Desa/Kecamatan Wonoasri Kabupaten Madiun.

Tabrakan itu juga terekam video amatir hingga beredar di sejumlah grup aplikasi pesan singkat.

Video yang berdurasi singkat menampilkan kondisi kendaraan, rusak parah setelah terpental beberapa jarak.

“Sekira pukul 10.55 WIB, kendaraan korban dari arah timur mau ke arah barat. Sebelum melintasi TKP, korban berhenti untuk menyuruh anaknya melihat apakah ada kereta api atau tidak,” ujar AKP Eko  . 

Tarmuji yang mendengar jawaban sang Anak bahwa tidak ada kereta api, kemudian berniat menyebrang perlintasan Kereta Api tersebut.

“Ditengah tengah perlintasan, istri korban bernama Supartin melihat dari arah Utara ada kereta. Kemudian korban bersama penumpang lainnya turun dan meninggalkan mobil tersebut,” bebernya.

Selang beberapa menit, lanjut AKP Eko, sekitar pukul 11.00 WIB, datang kereta Api Argo Semeru jurusan Surabaya-Jakarta dari arah utara ke barat melintas. 

Baca juga: Arus Balik Mulai Terjadi di Terminal Gayatri Tulungagung, Puncaknya Diprediksi Akhir Pekan Ini

“Mobil Suzuki Carry warna merah yang tertinggal di tengah tengah rel kereta api, tertabrak dan terpental ke barat,” terangnya. 

Satu keluarga yang masih shock, selanjutnya melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Wonoasri. 

“Tidak ada korban jiwa yang meninggal akibat peristiwa kecelakaan itu,” tandasnya.

Hantam Tossa

Sebelumnya, juga terjadi kecelakaan maut di Kediri yang melibatkan KA Komuter Line Dhoho dengan kendaraan Tossa roda tiga, Jumat (15/3/2024) pukul 23.00 WIB. 

Peristiwa tersebut terjadi di perlintasan kereta api sebidang Jalan Kaliombo Raya, Kota Kediri.

Awalnya, kendaraan Tossa nopol AG 5590 QK yang mengangkut tabung gas dan air mineral berjalan dari arah timur ke barat dengan kecepatan tinggi.

Saat bersamaan, di perlintasan dari arah selatan ke utara, berjalan kereta api Komuter Line  Dhoho No 421 jurusan Blitar-Kertosono.

Akibatnya, terjadi tabrakan yang mengakibatkan pengendara Tossa terpental dan mengalami luka berat di kepala dan selanjutnya dibawa ke RS Bhayangkara Kediri.

Kasat Lantas Polres Kediri Kota, AKP Andhini Puspa Nugraha menjelaskan, pengemudi kendaraan atas nama Nurkholis (45) warga Desa Wonorejo, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri.

Setelah sempat dirawat di rumah sakit, pengemudi kendaraan Tossa dilaporkan meninggal dunia.

Sementara Kuswardoyo, Manajer Humas PT KAI Daop 7 Madiun saat dikonfirmasi menjelaskan, kecelakaan terjadi di JPL 280 km 185+312 di antara petak Jalan Ngadiluwih-Kediri.

"Sebuah kendaraan roda 3 dengan pelat nopol AG 5590 QK telah menemper KA Kommuter Line Dhoho," jelasnya.

Kuswardoyo menjelaskan, akibat kejadian tersebut, perjalanan KA Dhoho mengalami kelambatan.

Karena KA harus berhenti luar biasa untuk memastikan bahwa KA dalam kondisi aman untuk melanjutkan perjalanan.

KAI selalu mengingatkan kepada semua pengguna jalan saat melintasi perlintasan sebidang agar berhenti dulu sejenak tengok kanan kiri.

Kemudian jika sudah dipastikan aman, baru melanjutkan perjalanan melintasi perlintasan tersebut.

Hal itu dilakukan untuk memastikan keselamatan diri sendiri saat melewati perlintasan sebidang.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved