Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Oknum Polisi Surabaya Cabuli Anak Tiri

Tega Nodai Anak Tiri Sejak SD Sampai SMP, Oknum Polisi Surabaya Berlutut Minta Laporan Dicabut

Aipda K (50) oknum Polisi di Surabaya yang merudapaksa anak tirinya AAF (15) selama empat tahun sejak SD hingga SMP sempat berlutut merengek meminta m

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Ndaru Wijayanto
Steemit
Ilustrasi oknum polisi tega nodai anak tiri selama 4 tahun sejak SD sampai SMP, kini ia berlutut minta laporan dicabut 

Mengenai kondisi kejiwaan sang cucu. Nenek korban yang lain, berinisial SMH, membeberkan fakta terbaru. 

Sang cucu kini lebih banyak murung. Terkadang melamun saat duduk bersama dengan keluarga yang lain. 

Bahkan, sejak proses awal melaporkan kasus tersebut ke pihak kepolisian. Sang cucu mulai kehilangan nafsu makannya. 

Baca juga: Tangis Ibu di Malaka 2 Kali Lebaran Anaknya Meninggal, Kini Tak Mau Rayakan Idul Fitri: Trauma Saya

"Banyak diam. Banyak melamun. Makan agak berkurang. Makan gak semangat. Kayak trauma dia. Iya linglung. Kayak takut gitu," ujar wanita berkaus merah itu, kepada awak media. 

Begitu memprihatinkan kondisi sang cucu. SMB berharap pihak kepolisian juga memberikan penanganan dan pendampingan psikologis terhadap korban. 

"Ya kalau bisa minta tolong didampingi psikolog. Iya katanya nanti ada pendampingan psikologis," katanya. 

Selain itu, dari segi penegakkan hukum, ia juga berharap pihak kepolisian memberikan hukuman berat kepada terlapor, hingga membuatnya jera, dan rasa keadilan untuk cucunya terpenuhi. 

"Ya hukum lanjut, seberat beratnya. Tanpa syarat. Pecat, tidak ada ampun. Ini harga diri," pungkasnya. 

Di lain sisi, TribunJatim.com, menemui korban AAS yang sedang menunggu giliran menjalani pemeriksaan lanjutan di depan Gedung Mapolres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, pada Sabtu (20/4/2024). 

Ia duduk di salah satu bangku warung area kantin yang terletak di seberang pagar markas, ditemani beberapa orang kerabat dekatnya, seperti nenek, bibi dan paman. 

Kelopak matanya sayu dan rambutnya yang panjang sepinggang itu tampak sesekali tergurai tersapu angin laut pesisir laut Surabaya Utara. 

Selama menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya, ia tampak tepekur menundukkan kepala dan fokus pada gawai yang terus menerus dimainkannya, guna memecah kebosanan. 

Korban AAS mengaku mengalami kekerasan seksual dari ayah tirinya itu, hampir empat tahun lamanya. 

Yakni, sejak masih duduk di bangku kelas 6 SD tahun 2020 silam, hingga kini dirinya telah menginjak bangku kelas 9 SMP tahun 2024.

Ayah tirinya itu, tak cuma menyentuh dan memainkan beberapa bagian tubuhnya yang sensitif.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved