Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Perang Hamas Lawan Israel

Bunuh dan Lukai Anak-anak Selama Serang Gaza Palestina, Israel Kini Takut Di-Blacklist PBB: Mengubah

Israel saat ini muncul khawatir bakal diblacklist oleh Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) karena laporan yang bakal diterbitkan dalam waktu dekat.

Editor: Torik Aqua
AFP
Serangan yang dilancarkan Israel di Rafah, Jalur Gaza, Palestina 

TRIBUNJATIM.COM - Israel saat ini muncul khawatir bakal diblacklist oleh Persatuan Bangsa Bangsa (PBB).

Kekhawatiran itu muncul karena laporan yang bakal diterbitkan dalam waktu dekat.

Blacklist atau daftar hitam itu akibat Israel melukai serta membunuh anak-anak saat menyerang Gaza, Palestina.

Muncul upaya Israel mengubah rancangan laporan tersebut.

Baca juga: Gejolak Israel Dalam Negeri di Tengah Perangi Hamas, Oposisi Ancam Gulingkan Netanyahu Jika Ditolak


Perwakilan Sekretaris Jenderal untuk Anak-anak dan Konflik Bersenjata, Virginia Gamba, sedang menyusun laporan untuk memasukkan Israel dalam daftar hitam sebagai salah satu dari 8 negara yang merugikan anak-anak di daerah konflik.

Laporan itu menyoroti agresi Israel yang membunuh dan melukai ribuan anak-anak di Jalur Gaza.

"Laporan yang disiapkan oleh Perwakilan Sekretaris Jenderal untuk Anak-anak dan Konflik Bersenjata, Virginia Gamba, diharapkan akan diterbitkan bulan depan (Juni)," lapor Yedioth Ahronoth, Kamis (2/5/2024).

Selain itu, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, berulang kali mengkritik Israel dalam agresinya di Jalur Gaza.

"Pernyataan berulang dari Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres, terutama sehubungan dengan perang di Jalur Gaza, memperkuat ketakutan Israel jika PBB akan memasukkan Israel ke dalam daftar hitam untuk pertama kalinya," lanjutnya.

Menurut perkiraan, Israel bisa masuk ke daftar hitam ini karena kejahatan mereka dalam agresi yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.

Israel Rayu PBB agar Tak Dimasukkan ke Daftar Hitam

Sementara itu, pejabat Israel berupaya meyakinkan PBB agar tidak memasukkan Israel ke daftar hitam yang disiapkan oleh PBB.

Hebrew Broadcasting Corporation mengungkapkan Israel bekerja di belakang layar untuk membujuk PBB agar memperbaiki banyak 'distorsi' yang terdapat dalam rancangan laporan tersebut.

Tahun lalu, Israel berupaya mengubah rancangan tersebut melalui Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, sehingga Israel tidak dimasukkan ke daftar hitam dalam rancangan sebelumnya.

"Ada upaya untuk mengubah rancangan laporan berhasil setelah perwakilan Israel untuk PBB, Gilad Erdan, mengadakan kunjungan pejabat PBB ke Israel, dan mereka bertemu dengan Kepala Staf Angkatan Darat saat itu, Aviv Kochavi," lapor media itu.

"Berkat kerja keras, Israel tetap keluar dari daftar hitam," lanjutnya.

Jika Israel masuk daftar hitam itu, maka itu akan menjadi awal dari sanksi-sanksi seperti memboikot perusahaan komersial dan perusahaan senjata.

Jumlah Korban

Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi 34.596 jiwa dan 77.815 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (2/5/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).

Israel memperkirakan, kurang lebih ada 136 sandera yang masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

Sementara itu, lebih dari 8.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.


Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved