Berita Jatim
Cara Lain ISNU Peringati Hari Pendidikan Nasional 2024, Gelar Workshop Akreditasi Unggul
Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) mengisi Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2014 dengan cara mengundang perguruan tinggi Nahdlatul Ulama
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Alih upacara dan kendurian, Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) mengisi Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2014 dengan cara mengundang perguruan tinggi Nahdlatul Ulama untuk Workshop Akreditasi Unggul.
"Sejak lama NU berharap agar semua perguruan tinggi di lingkungan NU mendapatkan akreditasi unggul" kata M. Mas'ud Said Ketua PW ISNU Jawa Timur, Kamis (2/5/2024) di Pusat Studi Jawa Timur Gedung Pascasarjana UNISMA.
Hadir dalam Workshop Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama’ melalui Akreditasi Unggul tersebut Ketua PWNU Jatim KH Abdul Hakim Mahfudz, Rektor Unisma Malang Prof Dr Masykuri, Rektor Unusa Surabaya Prof Achmad Jazidie dan diikuti 105 peserta dari 34 Perguruan Tinggi dari Jatim dan Yogyakarta.
Dalam peta jalan abad kedua NU, pendidikan perguruan tinggi menjadi salah satu prioritas yang harus dikuatkan selain bidang Kesehatan, pengkaderan dan tata organisasi.
Oleh karena itu, akreditasi unggul menjadi kebutuhan bagi semua perguruan tinggi NU saat ini. ISNU Jatim akan melakukan pendampingan kepada perguruan tinggi NU agar bisa mendapatkan status akreditasi unggul.
Baca juga: ISNU Jatim Kerjasama dengan Minhaj Welfare Foundation, Kirim Ulama Juru Dakwah ke Inggris, Mendunia
ISNU Jatim ingin menjadi pilar program akreditasi Perguruan Tinggi NU.
Membludaknya peserta workshop menjadi indikator bahwa akreditasi unggul harus segera dicapai oleh semua perguruan tinggi di bawah naungan NU.
Ketua PWNU Jawa Timur, KH Abdul Hakim Mahfudz menegaskan sejak didirikan oleh Hadratusyaikh KH. Hasyim Asy’ari, NU selalu melakukan transformasi dalam rangka mengantisipasi perkembangan zaman. Menurut Gus Kikin (sapaan akrab KH. Abdul Hakim Mahfudz), meski NU didirikan oleh para ulama dan menjadi tempat beraktifitas para ulama alim, namun tidak pernah berhenti melakukan transformasi.
"Hal ini dilakukan dalam rangka menjawab tantangan dan perubahan zaman. Ilmu-ilmu agama ditekuni secara fokus dan bersanad, sedangkan ilmu umum juga dipelajari di pesantren-pesantren agar NU selalu mengikuti perkembangan zaman sesuai dengan prinsip “almuhafadzatu ‘alal qadimis sholih wal ahdu biijadidil ashlah” yang artinya, segala sesuatu yang baik akan tetap dipertahankan dengan mengadaptasi hal-hal baru yang lebih baik.
Gus Kikin berharap perguruan tinggi juga melakukan transformas-transformasi dalam rangka menghadapi perkembangan zaman, termasuk menjadi perguruan tinggi yang unggul.
“Hadratussyaikh sangat fokus menekuni keilmuan agama, tapi bukan berarti meninggalkan urusan berbangsa dan bernegara. Mudah-mudahan para peserta mendapatkan banyak pencerahan supaya semakin kaya khazanah keilmuan untuk bertransformasi sesuai perkembangan zaman,” ungkap pengasuh pondok pesantren Tebuireng Jombang ini.
Workshop yang digelar PW ISNU Jawa Timur ini menghadirkan 3 narasumber yang berbicara tentang Success Story dan Best Practice kampus masing-masing mendapatkan akreditasi unggul.
Sedangkan Prof. Slamet Wahyu, M.T., Guru Besar Universitas Brawijaya memberikan pedoman agar perguruan tinggi NU bisa mendapatkan akreditasi unggul.
Sosok Eron Ariodito Adik Wagub Jatim Emil Dardak Merantau ke Swedia, Kerja Sebagai AI Engineer |
![]() |
---|
Sosok Kades di Jombang Diduga Lecehkan Istri Orang, Awalnya Ngaku Khilaf Kini Merasa Dirinya Korban |
![]() |
---|
Sosok Memed Thomas Alva Edhi Sound Horeg Viral, Dunia Sound System Sudah Jadi Passionnya Sejak Kecil |
![]() |
---|
Pemerintah Diminta MUI Jangan Biarkan Sound Horeg Gegara Persoalan Ekonomi, Kini Ada Fatwa Haramnya |
![]() |
---|
Cara Cek Pajak Kendaraan, Ada Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor Jawa Timur hingga 31 Agustus 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.