Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pabrik Percetakan di Surabaya Terbakar

Cerita Tukang Becak Selamatkan Bos Pabrik Percetakan dari Kobaran Api di Surabaya

tukang becak yang setiap hari mangkal menanti pelanggan di depan dinding pagar pabrik y, berhasil menyelamatkan Darmanan dari kebakaran tersebut

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Samsul Arifin
TribunJatim.com/Luhur Pambudi
Bukhori saat ditemui TribunJatim.com di lokasi 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Tjoeng Darmanan Tamara (60), bos pabrik percetakan produk kemasan berbahan kertas di Jalan Simo Katrungan, Petemon, Sawahan, Kota Surabaya, yang terbakar pada Kamis (2/5/2024) pagi, sepertinya berhutang nyawa, pada Bukhori (59) tukang becak

Siapa sangka, tukang becak yang setiap hari mangkal menanti pelanggan di depan dinding pagar pabrik yang berdekatan dengan area Pasar Simo, berhasil menyelamatkan Darmanan dari kebakaran tersebut.

Saksi Bukhori menceritakan, kebakaran gudang pabrik tersebut terjadi sekitar pukul 06.30 WIB. Saat itu, pabrik belum mulai beroperasi. Setahu dia, para karyawan pabrik baru mulai produksi sekitar pukul 08.00 WIB. 

Meskipun hiruk pikuk aktivitas pasar sudah lebih dulu tampak sejak subuh. Pagi itu, kondisi pintu pabrik berwarna hijau tua tersebut, masih tampak tertutup rapat, senyap, tanpa aktivitas.

Namun, para warga di area pasar, mendadak digegerkan dengan kemunculan asap hitam pekat disertai nyala api yang menjilat-jilat ke udara. 

Bukhori yang duduk di bangku penumpang becaknya, menyadari betul, bahwa asap yang menyeruak dari area dalam pabrik, tak biasa, dan kuat diduga merupakan petanda marabahaya. 

Bukhori dan beberapa orang warga beserta pedagang pasar berinisiatif menggedor-gedor pintu pagar utama untuk memastikan asal muasal asap beserta api yang menyeruak mengagetkan itu. 

Ternyata dugaannya tak meleset, saat pintu pagar utama pabrik tersebut, mulai dibuka oleh beberapa orang penghuni di dalamnya. 

Tampaklah jelas, kobaran api membakar seluruh komponen tumpukan palet di area belakang pabrik. 

Baca juga: BREAKING NEWS - Pabrik Percetakan di Surabaya Terbakar, Bos Terluka saat Padamkan Api

"Nah awalnya pintu ini digedor. Sekitar 10 menit. Pak Darman keluar. Tapi api sudah besar menjalar ke mana-mana, kanan kiri. Cuma hanya ada gang kecil untuk masuk," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com, di depan bangunan pabrik, pada Kamis (2/5/2024). 

Melihat langsung kondisi area pabrik yang terbakar hebat itu, Bukhori lantas bergegas berlarian menuju ke rumah tetangganya; petugas pemadam kebakaran untuk meminta bantuan mendatangkan truk pemadam kebakaran.

Pada momen serba genting itu, ternyata degup jantung Bukhori makin dibuat deg-degan saat melihat Darmanan; si bos pabrik, sekonyong-konyong membawa tabung alat pemadam api ringan (APAR) berlarian mendekati pusat nyala api kebakaran tersebut. 

Melihat aksi nekat Darmanan, membuat bapak tiga anak ikut berlarian menyusulnya. Bukan karena bermaksud membantu memadamkan kebakaran dengan alat seadanya. Bukhori berniat mengajak sang bos pabrik menjauh dari kebakaran untuk memprioritaskan keselamatan diri. 

Menurutnya, aksi yang dilakukan Darmanan terbilang nekat. Apalagi, saat itu, kondisi kobaran api yang telah mengamuk mengepung seluruh tumpukan palet menggunung bak gua. 

Bukhori khawatir, Darmanan yang berjibaku memadamkan api, justru terjebak di tengah kepungan api, dan mendadak pingsan tanpa diketahui oleh seorang pun. 

"Begitu dia semprot semprot, saya teriak terus; om sudah keluar aja. Eh, malah dia masuk lagi. Saya kepikiran kalau nanti dia kena asap kan khawatir pingsan," katanya. 

Tak ingin cuma berteriak-teriak berpangku tangan, Bukhori lantas mencari celah jalan lain untuk segera menyeret paksa Darmanan yang makin kabur posisi tempatnya berdiri karena tertutupi kepulan asap. 

Ia lantas memanfaatkan celah pinggir area bangunan gudang yang belum terselimuti asap atau pun dijilat kobaran api untuk mendekati Darmanan. 

Dengan cara dan siasat tersebut, akhirnya Bukhori berhasil mendekati posisi Darmanan berdiri di tengah kemelut asap kebakaran tersebut. 

Tanpa tedeng aling-aling, Bukhori berlarian dan bergegas merebut dan membuang tabung APAR dari tangan Darmanan.

Lalu, ia bergegas memeluk tubuh si bos pabrik dan menyeretnya menuju ke pintu akses keluar utama sekuat tenaga menjauh dari pusat kobaran. 

"Akhirnya, terpaksa, tabung saya tarik paksa. Si korban saya rangkul, saya seret paksa keluar. Dia tetap gak mau. Tapi saya bilang; sudah om ini musibah. Dia padamkan api lama 15 menitan," ungkapnya. 

Perjuangan Bukhori melawan kenekatan Darmanan dan kepungan api membuahkan hasil. Sang bos berhasil diselamatkan dari kepungan api dan asap mematikan tersebut. 

Kendati berhasil diselamatkan, ternyata Darmanan tetap saja mengalami sejumlah luka. Kulit kedua lengan tangannya terkelupas karena luka bakar. 

Menurut Bukhori yang terparah, kondisi luka bakar tangan kanan korban. Bahkan, Darmanan sempat melucuti sendiri kulit ari yang menghitam terkelupas karena luka bakar tadi menggunakan tangan kirinya. 

"Lecet parah tangan kanan. Itu tadi sempat ditarik dikelupas sendiri, lukanya. Saya larang; jangan om. Mukanya juga sudah memerah," terangnya. 

Ternyata, Bukhori memang jelmaan 'malaikat penyelamatan tak bersayap', sekitar 10 menit lamanya usai menyelematkan Darmanan dengan membawanya ke area aman depan pagar bangunan pabrik. 

Tak dinyana-nyana, sebuah ledakan keras menyeruak mengagetkan semua orang yang tampak melihat-lihat kejadian kebakaran tersebut. 

Seingat Bukhori ledakan tersebut cuma sekali, namun efek lontarannya cukup dahsyat. Beberapa komponen seng besi dari area dalam pabrik beterbangan mengenai atap bangunan rumah warga di sekitarnya. 

Ia geleng-geleng kepala, dan tak dapat membayangkan bagaimana jadinya jika sebelum ledakan itu, Darmanan belum berhasil ditarik paksa keluar dari kemelut kebakaran di dalam gudang. 

"Kemungkinan trafo. Sekali ledakan. Ketinggian sampai 15 meter. Seng sampai terlontar di sebelah rumah tetangga," ungkapnya. 

Ditanya mengenai alasannya tetap nekat berusaha menyelamatkan Darmanan di tengah kemelut kebakaran tersebut. Ternyata, jawabannya begitu sederhana.

Bukhori mengaku, selama ini dirinya hidup dijalanan sebagai tukang becak selama sekitar 40 tahunan; sejak masih bujang, perilaku tolong-menolong yang menjadi modal penting dalam menjalani hidup. 

"Ya satu sisi kita hidup di jalan, kita menolong orang. Iya dia masuk sendiri. Tapi tetap saya berusaha kontrol dia. Saya selamatkan dia. Dan sebetulnya dia gak mau. Tabungnya saya tarik, saya buang," pungkasnya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Surabaya Laksita Rini mengatakan, pihaknya mengerahkan sekitar 16 truk pemadam berbagai jenis ke lokasi kebakaran

Unit Tempur Pos Grudo tiba di lokasi langsung melakukan pemadaman. Lalu api pokok dinyatakan padam sekitar pukul 07.02 WIB. Sedangkan, proses pembasahan selesai dan dinyatakan area kondusif sekitar pukul 08.52 WIB. 

"Area luas yang terbakar berukuran 20 m x 30 m, di bagian belakang gudang. Persentase yang terbakar sekitar 25 persen," ujar Rini, dalam keterangan tertulisnya. 

Laksita menjelaskan, satu orang mengalami luka bakar pada kedua tangan, akibat kejadian kebakaran tersebut. Namun, sudah dievakuasi ke RSUD dr Soetomo Surabaya. 

Korban mengalami luka bakar setelah gagal berupa memadamkan kobaran api menggunakan alat pemadam api ringan (APAR). 

"Pemadaman awal oleh pemilik gudang dengan menggunakan APAR. Namun api membesar. pemilik mengalami luka bakar di kedua tangan," katanya. 

Berdasarkan hasil penggalian informasi yang dilakukan personelnya. Diduga penyebab kebakaran dipicu korsleting listrik di dalam gudang pabrik. 

Namun, Laksita tetap menyerahkan penjelasan lengkap penyelidikan kasus kebakaran tersebut kepada pihak kepolisian. 

"Penyebab diduga konsleting listrik. Untuk akses masuk ke TKK terhalang warga yang melihat," pungkasnya. 

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved