Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Alasan Aurora dengan Warna Beragam Tak Muncul di Langit Indonesia, BRIN Ungkap Penyebabnya

Kemunculan aurora di sejumlah negara menghebohkan media sosial X. Sejumlah warganet mempertanyakan kenapa auora tak muncul di langit Indonesia.

NASA/Jingyi Zhang dan Wang Zheng via KOMPAS.com
Ilustrasi aurora. 

TRIBUNJATIM.COM - Kemunculan aurora di sejumlah negara menghebohkan media sosial, terutama X (dulunya Twitter).

Dari sejumlah negara tersebut, Indonesia tak mendapat bagian akan munculnya aurora di langit Indonesia.

Warganet pun mempertanyakan alasannya.

Salah satu akun yang mencoba menjelaskan hal itu adalah @infoastronomy pada Sabtu siang (11/5/2024).

Pengunggah menjelaskan, alasan aurora tak muncul di langit Indonesia adalah karena faktor medan magnet Bumi dan letak geografis Indonesia yang berada di garis khatulistiwa.

Dijelaskan juga bahwa aurora tersebut adalah fenomena cahaya yang terjadi secara alami akibat adanya partikel bermuatan yang dilepaskan oleh Matahari.

Baca juga: Waktu Terbaik Menyaksikan Milky Way yang Menghiasi Langit Indonesia, ini Penjelasan BRIN, Catat!

Di dalam unggahannya, pengunggah melampirkan sejumlah foto yang menampilkan aurora dengan warna yang beragam.

Tak hanya di Indonesia, warganet Malaysia pun mengeluhkan hal serupa, menyebutkan aurora tidak muncul di negara mereka.

“Aurora tak mai langit Malaysia,” tulis @snoopydoddle_ra.

“Kenapa malaysia takde aurora…,” tulis @roslyyn_n.

Beberapa menyebutkan juga, kemunculan aurora kali ini istimewa, karena terjadi di beberapa lokasi yang biasanya tidak ada fenomena tersebut.

Ahli astronomi dan astrofisika Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin menjelaskan proses terjadinya aurora.

Ilustrasi aurora.
Ilustrasi aurora. (NASA/Jingyi Zhang & Wang Zheng)

Ia menerangkan, aurora adalah fenomena yang terjadi secara alami karena adanya partikel bermuatan dari Matahari yang mengarah ke Bumi.

“Partikel berenergi tinggi terbawa medan magnet Matahari yang kemudian berinteraksi dengan medan magnet Bumi,” ujar Thomas, Sabtu (11/5/2024) petang, dikutip dari Kompas.com.

Partikel tersebut kemudian dibelokkan oleh medan magnet Bumi untuk menuju luar angkasa.

Meski begitu, terdapat partikel dari Matahari yang bisa menembus dan terbawa oleh medan magnet ke kutub utara dan selatan.

“Medan magnet Bumi cukup kuat untuk melindungi Bumi dari pancaran partikel berenergi tinggi,” tuturnya.

Partikel tersebut kemudian berinteraksi dengan atom oksigen dan nitrogen yang berada di atmosfer Bumi sehingga menghasilkan warna aurora yang beragam.

Adapun aurora tersebut, ungkap Thomas, mempunyai dua nama sesuai dengan lokasi kemunculannya.

Aurora yang muncul di kutub utara disebut sebagai aurora borealis, sementara yang ada di kutub selatan dinamai dengan aurora australis.

Baca juga: Masih Jadi Misteri, Asal Balon Udara Hiasi Langit Ponorogo Lagi Viral, Polisi: Jatuh di Atap Rumah

Penyebab aurora tidak muncul di Indonesia

Lebih lanjut, Thomas membenarkan langit Indonesia dan Malaysia tidak akan pernah "dihiasi" aurora.

Hal tersebut karena adanya medan magnet Bumi serta posisi Indonesia dan Malaysia yang berada di garis khatulistiwa atau lintang tengah.

Sementara partikel dari Matahari tersebut hanya akan terbawa oleh medan magnet Bumi menuju kutub utara dan selatan.

“Karena partikel dari Matahari hanya masuk lewat kutub magnetik, aurora hanya bisa dinikmati oleh pengamat di negara-dekat dekat kutub,” ucap Thomas.

“Tidak mungkin teramati di wilayah tropis seperti Indonesia,” lanjutnya.

Ilustrasi aurora.
Ilustrasi aurora. (Unsplash/Lightspace )

Penyebab aurora kali ini muncul di lokasi yang biasanya tidak ada

Thomas membenarkan aurora dapat muncul di sejumlah lokasi yang biasanya tidak ada fenomena itu.

Namun, lokasi-lokasi tersebut masih terletak cukup jauh dari garis khatulistiwa.

Sehingga, masih memungkinkan ada kemunculan aurora.

“Itu karena kuatnya badai Matahari pada Rabu (8/5/2024) yang mencapai Bumi Jumat (10/5/2024) kemarin,” terang Thomas.

Adapun badai Matahari tersebut, terang dia, berasal dari suar Matahari atau disebut juga sebagai solar flare.

Meski demikian, Thomas memastikan bahwa fenomena aurora ini tidak terjadi pada periode yang sama setiap tahun.

“Saat ada badai Matahari yang kuat,” pungkasnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved