Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Kekhawatiran Pemilik Rumah Makan Tanya Sopir Bus SMK Lingga Kencana sebelum Kecelakaan: Katanya Aman

Sang pemilik sempat menanyai sopir bus SMK Lingga Kencana yang berhenti di rumah makannya sebelum kecelakaan.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Tribunnews.com - Tribun Jabar/Deanza Falev
Bus SMK Lingga Kencana Depok alami kecelakaan pada Sabtu (11/5/2024). 

TRIBUNJATIM.COM - Terungkap kekhawatiran pemilik rumah makan sebelum bus SMK Lingga Kencana mengalami kecelakaan di Cianter, Subang, Jawa Barat, pada Sabtu (11/5/2024).

Pemilik, Muslim Nurdin (30), sempat menanyai sopir bus SMK Lingga Kencana yang berhenti di rumah makannya.

Ia pun mengaku sempat khawatir dengan kondisi bus dengan nomor polisi AD 7524 OG tersebut.

Pasalnya saat itu, ia sempat melihat kernet dan sopir tengah melakukan perbaikan pada bus ketika para siswa sedang istirahat makan dan salat.

"Ya, yang saya lihat sempat ada melakukan perbaikan di area parkir di atas. Cuma, saya tidak tahu apakah mekanik atau kernetnya," kata dia.

"Tapi yang jelas, sebelum berangkat saya sempat tanya, ini aman untuk jalan atau tidak," katanya, dilansir dari Kompas TV.

Mengetahui hal itu, Muslim sampai tiga kali menanyakan kondisi bus kepada sopir dan kernet bus, sebelum benar-benar meninggalkan rumah makannya.

"Saya sempat naik juga ke bagian kemudi, terus saya tanya lagi, aman atau tidak," beber Muslim.

"Kalau tidak, geser dulu ke pinggir. Kalau tidak salah saya sampai nanya tiga kali," tambahnya.

"Tapi, kata sopirnya aman, tinggal menunggu temperaturnya turun," ucapnya.

Muslim mengaku melakukan hal itu karena memang terbiasa menanyakan kondisi mobil kepada pengunjungnya sebelum mereka melanjutkan perjalanan.

Ia juga mengaku mempersilakan bus untuk menetap di rumah makannya jika memiliki masalah untuk melanjutkan perjalanan.

"Saya biasa menanyakan itu (kondisi kendaraan). Kalau ada bus yang trouble (bermasalah), kalau tidak aman jalan, tidak apa-apa tunggu saja di sini," jelasnya.

"Kita tidak masalah dengan tempat, yang penting untuk keselamatan bersama," ujar Muslim saat ditemui di rumah makannya di Jalan Raya Ciater Subang, Minggu (12/5/2024), mengutip Tribun Jabar.

Baca juga: Janji Manis Kepsek SMK Lingga Kencana Buat Wali Murid Kecewa, Terbukti Bus Perpisahan Celaka: Servis

Menurutnya, proses perbaikan bus tersebut dilakukan lebih dari satu jam.

Bahkan siswa yang sudah selesai makan pun sempat ada yang harus menunggu sampai kondisi bus tersebut benar-benar siap berangkat.

"Karena ada yang salat magrib juga. Pas jalan keluar parkir itu mobil terlihat normal sih, lampunya juga menyala," katanya.

Hingga berselang beberapa menit, Muslim mendengar kabar kecelakaan bus tersebut.

Tanpa pikir panjang, Muslim langsung bergegas turun, menuju lokasi kejadian untuk memastikan informasi tersebut.

Setibanya di lokasi kejadian, Muslim kaget.

Ternyata bus yang mengalami kecelakaan tersebut merupakan tamunya yang baru selesai istirahat makan di rumah makan miliknya.

"Saya juga sempat ikut membantu evakuasi menggunakan kendaraan pribadi membawa korban luka ringan sampai ke Puskesmas Jalancagak," ucapnya.

Bus Trans Putera Fajar yang membawa rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok sedang dievakuasi setelah mengalami kecelakaan di Ciater, Subang, Sabtu (11/5/2024).
Bus Trans Putera Fajar yang membawa rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok sedang dievakuasi setelah mengalami kecelakaan di Ciater, Subang, Sabtu (11/5/2024). (Tribun Jabar/Ahya Nurdin)

Sementara itu beredar di media sosial, salah satu wali murid yang murka anak asuhnya jadi korban kecelakaan maut di Subang, Jabar.

Kendati bukan ibu kandung, ia pilu saat mendengar anak asuhnya, Amiludin, jadi korban kecelakaan.

Diketahui wanita wali murid tersebut bernama Riris.

Riris mengaku, anaknya jadi satu di antara korban kecelakaan maut bus di Ciater, Subang.

Diketahui, korban terdiri dari sembilan murid, satu guru, dan satu warga lokal.

Mendengar nama anaknya jadi korban dalam kecelakaan maut tersebut, Riris langsung mendatangi SMK Lingga Kencana di Kota Depok.

Diungkap Riris, ia sangat kecewa dengan pihak sekolah lantaran membuat acara perpisahan di luar kota.

Padahal sebelumnya Riris mengaku sudah mewanti-wanti pihak sekolah terlebih kepala sekolah agar mempersiapkan dengan matang acara tersebut.

Bahkan ia hingga menyentil janji manis dari mulut Kepsek SMK Lingga Kencana Depok.

Baca juga: Remuk Hati Pasutri Ditinggal Anak Semata Wayang Korban Bus SMK Depok, Sudah Firasat Aneh, Kenyang

"Saya kecewa, karena waktu rapat tanggal 6 saya bilang sama kepala sekolah, 'Saya orang tua asuh Amiludin, karena satu bulan SMP Perjuangan kecelakaan di Bali'."

"'Saya minta tolong ya pak, tolong itu bis diperiksa atau diservis yang benar, saya enggak mau anak saya, walaupun bukan anak kandung saya, karena dia anak yatim, itu harus mobilnya diperiksa'," kata Riris dengan nada bicara keras, dilansir dari Instagram @subang.info, Minggu (12/5/2024).

Dirinya seorang guru, Riris mengaku paham dengan prosedur jika sekolah membuat acara perpisahan jarak jauh untuk murid.

Karenanya sejak awal rencana perpisahan tersebut, Riris sudah sering mengingatkan kepala sekolah agar memilih bus yang bagus dan berkualitas.

Hal itu agar perjalananan para murid bisa lancar tanpa kendala.

"Katanya (kepala sekolah), 'Oke bu, tenang aja, kami semua mobilnya kami bawa dengan baik'."

"Itu saya rapat saya bilang, 'Benar ya pak, bertanggung jawab'. Karena kalau mau ke Bandung, ke Bogor harus naik bus yang bagus," imbuh Riris.

Riris, salah satu wali murid SMK Lingga Kencana Depok, kecewa anak asuhnya jadi korban kecelakaan maut di Subang, Jawa Barat
Riris, salah satu wali murid SMK Lingga Kencana Depok, kecewa anak asuhnya jadi korban kecelakaan maut di Subang, Jawa Barat (Instagram/lambeturah - Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

Lagipula diakui Riris, ia terkejut kala mengetahui keputusan akhirnya para siswa tetap pergi ke Bandung.

Padahal rencana awalnya yang Riris ketahui adalah para murid diwisuda di Kota Depok.

"Ini Amiludin bukan orang punya, saya kasihan. Kecewa. Kenapa datang ke sana, karena infonya perpisahan dan pelantikan (wisuda) di Depok, kok dibawa ke sana (Bandung)?"

"Oke kita nurut semua, tapi saya titip, saya ini guru, jadi saya tahu prosedur kayak apa," ungkap Riris.

Kendati begitu, kini, Riris pun mengaku sedih saat tahu kabar ibu kandung dari Amiludin.

"Walaupun bukan anak kandung saya, ibunya (Amiludin) sudah nangis di rumah, bapaknya meninggal dua tahun yang lalu."

"Bukan anak kandung saya, tapi saya yang biayain pendidikannya," ujar Riris.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved