Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Ponorogo

Tubuh Renta Mbah Boirah Terpaksa Ditandu ke RS, Warga Ponorogo Sudah Biasa Hidup dengan Jalan Rusak

Nasib Mbah Boirah ditandu ke rumah sakit oleh warga yang merupakan tetangganya belakangan viral usai videonya diunggah ke media sosial.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TribunJatim.com
Mbah Boirah terpaksa ditandu menuju ke rumah sakit oleh warga sekitar karena warga sudah terbiasa hidup dengan jalanan yang selama ini rusak. 

TRIBUNJATIM.COM - Pemandangan miris dan memilukan belakangan menjadi perbincangan di media sosial.

Betapa tidak, tubuh renta seorang nenek di Ponorogo, Jawa Timur yang kesakitan itu nyaris terjatuh dari tandu.

Tubuh renta Mbah Boirah, seorang warga di Ponorogo digotong beramai-ramai oleh warga dan tetangganya.

Mbah Boirah harus mengobati tubuhnya ke rumah sakit, tetapi perjuangannya tak bisa diremehkan.

Pasalnya, tubuh renta Mbah Boirah yang sudah kesakitan itu harus melakukan perjalanan keluar dari desanya yang akses jalannya rusak.

Berawal dari tersebarnya sebuah video berdurasi 24 detik yang memperlihatkan seorang nenek ditandu, viral di media sosial.

Tampak dua pria memikul bambu yang diikatkan dengan kursi.

Seorang nenek berjilbab hitam duduk di kursi tersebut.

Tak hanya itu, sejumlah orang juga turut mengikuti sang nenek dari arah belakangnya.

Ternyata, berdasarkan penelusuran seperti dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com, peristiwa tersebut terjadi Wonopuro, Desa Sidoharjo, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur pada Selasa (28/5/2024).

Baca juga: Ditinggal 2 Tahun, Mbah Siyem Nangis Tanahnya 1,7 Hektar Kini Jadi SD dan Kolam, Pemdes: Ambil Alih

Sang nenek yang ditandu tersebut bernama Boirah.

Sakim, anak kandung Boirah mengungkapkan bahwa ibu kandungnya terpaksa ditandu untuk dibawa ke rumah sakit lantaran akses jalan dari rumah ke jalan raya susah.

Untuk itu keluarga memutuskan menggotong Boirah dengan ditandu menggunakan kursi.

“Karena kondisi jalan yang rusak makanya kami harus gotong. Ibu kami mengalami sakit keseleo,” kata Sakim.

Penampakan miris kondisi Mbah Boirah sudah sakit harus ditandu menuju RS
Penampakan miris kondisi Mbah Boirah sudah sakit harus ditandu menuju RS (Kompas.com)

Sakim mengatakan kondisi jalan di kampung halamannya yang rusak membuat mobil sulit masuk ke desanya. 

“Jadi mobil menunggu di pinggir jalan besar. Untuk turun ke jalan raya harus dipikul dengan jarak sekitar dua kilometer,” tutur Sakim.

Senada dengan Sakim, Daimin warga setempat menyatakan, kejadian warga sakit terpaksa dipikul sudah terjadi selama bertahun-tahun di wilayah itu.

Ternyata, di tempat tinggal Mbah Boirah, Sakim dan Daimin, warga sudah terbiasa hidup dengan jalan rusak dan permintaan perbaikan yang belum terealisaskan.

Warga setempat sudah terbiasa bergotong royong memikul orang sakit untuk dibawa ke jalan besar.

Baca juga: Mbah Sombret Bayar Ojek Rp 600 Ribu Demi Antar Tetangga Berangkat Haji, Kades Bantu Beri Rp 100 Ribu

Tak hanya orang sakit, beberapa kali ada warga yang hendak melahirkan terpaksa harus digotong ramai-ramai hingga ke jalan raya.

“Bahkan orang mau melahirkan juga kami gotong ramai-ramai. Pernah ada dua kejadian ibu melahirkan di jalan saat digotong menuju jalan raya,” tutur Daimin.

Daimin menjelaskan, di Wonopuro dihuni sebanyak 140-an jiwa yang terdiri dari 37 kepala keluarga .

Mereka menghuni sekitar 30 rumah.

Wilayah Wonopuro hanya dapat diakses menggunakan kendaraan roda dua.

Baca juga: Mbah Karnah Nangis Histeris Diberi Uang Rp 100 Ribu Palsu usai Jual Telur, Berujung Donasi Fantastis

Perjuangan lain juga terjadi di pemukiman daerah satu ini, seorang ibu hamil sampai harus bertahan.

Melansir TribunnewsBogor.com, peristiwa ini terjadi di Desa Simpang Narso, Kecamatan Batang, Kabupaten Sarolangun, Jambi.

Di tayangan video yang berdurasi 2 menit 11 detik tersebut, terlihat tujuh warga yang sedang membawa tandu.

Di tandu tersebut kelihatan ada seorang warga yang sedang sakit.

Warga yang sakit itu pun tampak diselimuti oleh kain batik.

Lalu di belakang tandu tersebut tampak ada seorang warga yang sedang memegangi payung.

Bahkan di belakang tandu tersebut terlihat ada puluhan warga yang mengikutinya.

Mulai dari ibu-ibu, bapak-bapak, orang tua, pemuda, sampai anak-anak.

Mereka pun terlihat berjalan sambil menaiki jalanan yang dipenuhi tanah dan batu.

Selain itu suasana pada area yang dilewatinya tampak dipenuhi pepohonan.

Baca juga: Kritik Jalan Rusak hingga Korupsi di Aceh, Rahma Viral di TikTok, Sindir Dana Otsus Pemerintahan

Menurut salah satu warga yang ikut membawa pasien, mengungkapkan bahwa hal tersebut sudah biasa dilakukannya.

Hal tersebut dikarenakan minimnya fasilitas kesehatan (faskes) di wilayahnya.

Menurutnya, orang sakit yang dibawanya ini adalah salah satu warga yang sedang hamil dan mengeluh sakit ingin melahirkan.

"Dibawa orang sakit dinaikkan tandu, sakit ingin melahirkan, kendalanya keadaan jalan."

"Ada yang sakit mau tak mau ditandu," katanya dalam tayangan video yang diunggah oleh akun Twitter @Irwan2yah1.

Dengan kondisi yang memperihatinkan ini, ia pun berharap bisa dapat bantuan dari pemerintah.

Bahkan menurutnya akses jalan desanya yang minim dan rusak ini sudah terjadi selama puluhan tahun.

Malah kendaraan roda empat pun tak bisa memasuki wilayah pedesaannya.

"Harapannya ke pemerintah, kalau bisa roda empat jalannya ini."

"Harapan luar biasa mulai dari tahun 2000 sampai sekarang belum ada yang datang ke desa terpencil Desa Simpang Narso," jelasnya.

Baca juga: Usai Viral di Medsos, Jalan Rusak di Jumputrejo Sidoarjo Diperbaiki, Sempat Ditanami Pohon Pisang

Oleh karena itu, membawa orang sakit ke Puskesmas terdekat dengan cara ditandu dari desanya sudah hal yang biasa.

Bahkan, untuk mencapai Puskesmas dari desanya ini membutuhkan waktu sekitar 3,5 jam dengan berjalan kaki.

"Jaraknya kalau jalan kaki sekitar tiga setengah jam," katanya.

Ia berharap agar pemerintah kota maupun provinsi bisa membuat akses jalan mobil menuju ke desanya.

Hingga saat ini, selama 23 tahun hal itu menjadi kendala tersendiri bagi warga desa yang sakit untuk pergi berobat.

"Enggak ada akses jalan roda empat, karena ada jembatan di dalam."

"Jaraknya dua sampai 3,5 kilometer dari desa ke Puskesmas," pungkasnya.

Puluhan warga di wilayah pedesaan terpencil di Jambi harus menandu orang sakit yang sedang hamil ke puskesmas dengan waktu dan jarak tempuh tiga jam dan 3,5 kilometer, hal itu dikarenakan minimnya fasilitas kesehatan dan rusaknya akses jalan
Puluhan warga di wilayah pedesaan terpencil di Jambi harus menandu orang sakit yang sedang hamil ke puskesmas dengan waktu dan jarak tempuh tiga jam dan 3,5 kilometer, hal itu dikarenakan minimnya fasilitas kesehatan dan rusaknya akses jalan (Twitter)

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved