Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Nasib Murid SD Dihukum Guru hingga Kritis Masuk RS, Ibu Nangis Dengar Kata Dokter: Sering Sembunyi

Tengah viral di media sosial cerita murid SD dihukum guru hingga kritis dan masuk Rumah Sakit atau RS.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
Eva.vn
Nasib Murid SD Dihukum Guru hingga Kritis Masuk RS, Ibu Nangis Dengar Kata Dokter: Sering Sembunyi 

TRIBUNJATIM.COM - Tengah viral di media sosial cerita murid SD dihukum guru hingga kritis dan masuk Rumah Sakit atau RS.

Ibu murid SD itu pun menangis mendengar penjelasan dokter soal kondisi anaknya.

Peristiwa ini disebut terjadi di Filipina.

Kronologi kejadian pun terungkap.

Sejak awal April, serangkaian negara Asia mulai dari India hingga Filipina telah mencatat rekor suhu panas ekstrem.

Kondisi tersebut menyebabkan banyak masalah kesehatan masyarakat.

Malaysia juga tidak terkecuali, suhu di luar ruangan kadang-kadang mencapai hampir 40 derajat Celcius.

Hal tersebut memaksa pemerintah untuk mengumumkan keadaan darurat panas pada bulan Maret.

Namun, di tengah situasi tersebut, seorang guru di Ampang Jaya (pinggiran ibu kota Kuala Lumpur) mengambil sikap yang tidak dapat dipahami.

Dilansir Eva.vn pada 31 Mei 2024, guru tersebut menghukum siswa berusia 11 tahun dengan memaksanya berdiri di bawah sinar matahari mulai pukul 10.00 hingga 12.50 pada 30 April 2024.

Akibatnya, bocah tersebut menderita serangan panas dan harus dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis.

Baca juga: Fakta Baru Siswa SMP Kota Batu Tewas Dikeroyok, 3 dari 5 Pelaku Tenggak Miras sebelum Hajar Korban

Setelah menjalani perawatan di RS Ampang, ia didiagnosis menderita kerusakan saraf permanen.

Berbagi dengan pers, Ibu AD Mogahana Selvi (35 tahun, ibu dari anak laki-laki tersebut) tidak dapat menyembunyikan kesedihannya.

“Rumah sakit telah mengeluarkan surat keterangan bahwa anak saya adalah penyandang disabilitas (PwD) dan perlu dikirim ke rumah sakit sekolah untuk anak berkebutuhan khusus," katanya pilu, mengutip dari TribunTrends.

Melihat putranya yang semula seorang anak laki-laki yang lincah dan sehat bermain bersama saudara-saudaranya, kini harus menanggung derita penyakit, Mogahana Selvi sangat patah hati.

“Dia sering bersembunyi dari orang dan berbicara pada dirinya sendiri,” sang ibu menangis.

Baca juga: Ibu Tamara Tyasmara Minta Pelaku Dihukum Berat, Murka Kelakuan YA ke Dante: Aku Kehilangan Cucu

Pengacara Dinesh Muthal, kuasa hukum keluarga anak laki-laki tersebut, mengatakan kejadian tersebut menimbulkan banyak tekanan bagi orang tua korban, terutama Selvi yang sedang hamil tiga bulan.

Pak Muthal menambahkan bahwa pihak keluarga akan mengajukan gugatan perdata dan meminta pihak berwenang untuk mengadili guru yang terlibat.

“Selain gugatan perdata, kami ingin guru yang terlibat dapat dituntut di pengadilan dan mendapat hukuman yang setimpal (bila terbukti bersalah),” tegas Pak Muthal.

Polisi menyatakan telah selesai mengusut kasus tersebut dan melimpahkan kesimpulannya ke Kejaksaan Rakyat untuk ditangani sesuai kewenangannya.

Namun, pengacara Muthal mengatakan hasil penyelidikan polisi "tidak memuaskan".

Menurut dia, pihak sekolah mengirimkan tiga surat peringatan kepada orang tua bocah tersebut karena tidak masuk sekolah selama menjalani perawatan.

Namun pihak sekolah tidak pernah menyebutkan "fakta bahwa anak tersebut dipaksa berdiri di bawah sinar matahari".

Sebelumnya, seorang siswa SMP dihukum guru hingga ginjalnya rusak.

Peristiwa ini di Sekolah Menengah Quantang, Changsha di Kota Jingzhou, Ningxiang, Provinsi Hunan.

Seorang siswa SMP bernama Liu (14) mendapatkan hukuman dari gurunya karena dianggap telah melanggar aturan.

Guru itu bernama Tao.

Dilansir dari Sin Chew Daily pada Senin, (2/10/2023) via Tribunnewsmaker, Liu dihukum karena mengobrol di kelas saat pelajaran berlangsung pada 12 September lalu. 

 Menurut pamannya, anak laki-laki bermarga Liu itu merasakan nyeri pada ototnya.

Selain itu, setiap ia buang air kecil, urinenya berwarna teh.

Baca juga: Pemkab Sumenep Tegas Nasib Bu Kepsek Nekat Selingkuh dengan Pak Guru, Suami Murka saat Lihat Kamar

Dua hari kemudian, kondisi Liu masih belum pulih setelah melakukan squat 200 kali.

Meski sudah meminta cuti untuk pelajaran olahraga, Liu dipaksa oleh gurunya, Wen, untuk melakukan latihan lari.

Liu pingsan setelah menyelesaikan enam putaran di sekitar taman bermain sekolah.

Pihak sekolah langsung menghubungi ibu Liu untuk menjemputnya untuk pulang.

Ketika ibu Liu melihat putranya mengeluarkan darah di urinenya, dia segera membawanya ke Rumah Sakit Rakyat Ningxiang.

Setelah pemeriksaan medis, dokter mengeluarkan pemberitahuan kondisi kritis.

Baca juga: Alasan Bocah 10 Tahun Rawat Adik saat Ujian di Sekolah, Guru Sampai Pilu: Lebih Baik Daripada Bolos

Liu segera dirawat di unit perawatan intensif (ICU) dengan peringatan bahwa penundaan satu jam saja dapat menyebabkan gagal ginjal.

Setelah diperiksa, putranya didiagnosis menderita rhabdomyolysis.

Dia mengalami cedera otot parah yang berpengaruh pada ginjalnya.

Ginjalnya kini mengalami kerusakan.

Menurut dokter, dia bisa saja kehilangan nyawanya.

Pasalnya, gagal ginjal jika terlambat dibawa ke rumah sakit.

Liu kemudian dirawat di unit perawatan intensif selama satu minggu.

Menurut sumber internal di Hongxing Video News, Biro Pendidikan Kota Ningxiang telah mengeluarkan permintaan maaf kepada keluarga Liu.

Biro Pendidikan Kota Ningxiang telah memecat guru tersebut.

Pihaknya berjanji akan menanggung semua biaya pengobatan Liu.

Sementara itu, kepala sekolah dan guru lain yang terlibat dalam insiden tersebut telah diskors.

Otoritas terkait telah memulai penyelidikan atas masalah tersebut.

Kini, Liu mendapatkan perawatan ekstra dari tim medis.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved