Berita Ponorogo
Cuan Besar Produsen Tusuk Sate di Ponorogo Jelang Idul Adha 2024, Sehari Bisa Jual hingga 400 Kg
Satu lagi yang kebanjiran order jelang idul adha. Adalah produsen tusuk sate. Termasuk yang dapatkan cuan karena produsen tusuk sate adalah Marjono.
Penulis: Pramita Kusumaningrum | Editor: Sudarma Adi
Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum
TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Satu lagi yang kebanjiran order jelang Idul Adha 2024. Adalah produsen tusuk sate. Termasuk yang mendapatkan cuan karena merupakan produsen tusuk sate adalah Marjono.
Di rumahnya yang berada di Jalan Jagatan, Kelurahan Ronowijayan, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo sudah sibuk. Bukan hanya Marjono, namun para pekerjanya.
Jelang Idul Adha ini, produsen tusuk sate berusia 40 tahun ini memproduksi dan menjual hingga 400 kilogram tiap hari. Jika dikalikan bisa menjual hingga 8 sampai 9 ton tusuk sate per bulan.
“Biasanya cuma 200 sampai 300 kilogram tiap bulan saya jualnya. Sekaramg setiap hari 400 kilogram tusuk sate keluar,” ungkap produsen tusuk sate, Marjono, Kamis (6/6/2023).
Dia menyebutkan untuk membuat tusuk sate termasuk rumit. Dimana dari bahan baku bambu yang benar-benar dipilih. Lalu diolah sedemikian rupa.
Baca juga: Satpol PP Ponorogo dan Bea Cukai Madiun Bergerak di Pelosok Bumi Reog, Gempur Rokok Ilegal
“Bambunya harus pilihan. Bambu jenis ori itu pun harus pilihan. Kalau asal-asalan kurang bagus hasilnya gak maksimal,” terang Marjono kepada Tribunjatim.com.
Dia mengaku pasarnya juga sudah mulai masuk. Dimana sampai luar pulau. Contohnya ke Riau dan Pekanbaru. Juga ke Jawa Tengah. Serta pasar lokal di bumi reog sendiri.
“Saya melayani semua jenis tusuk sate. Ukurannya bernagai macam. Ada untuk frozeen, cilok, pentol goremg, sate ayam dan sate kambing,” paparnya.
Harganya, kata dia, juga cukup bervariasi. Dimana harganya paling rendah adalah ukuran kecil untum tusuk sempol seharga Rp 10 ribu per kilogram.
“Yang mahal untuk sate ayam dan kambing. Seharga Rp 18 per kilogram,” tambah Marjono ketika di rumahnya di Jalan Jagadan, Kelurahan Ronowijayan, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo.
Baca juga: Kronologi Terkuak dari Rekonstruksi Pembunuhan Ponorogo, Soal Kasus Awalnya Dilaporkan Laka Tunggal
Marjono mengaku untuk omset, jika dihitung setiap bulan menghasilkan dan terjual 8 sampai 9 ton tusuk sate. “Jika dikalikan ya sebulan dapat Rp 120 juta,” paparnya.
Salah satu pembeli, Sony Mahardika mengaku setiap idul adha selalu datang ke lokasi produksi tusuk sate milik Marjono ini. Dia biasa membeli tusuk sate.
“Kan biasanya sama teman-teman itu habis menyembelih kurban lalu masak-masak. Nah salah satunya ya dimasak sate itu.,” tegas bapak satu orang anak ini.
Pria berusia 30 tahun ke Marjonk dengan berbagai alasan. “Ya dekat rumah, juga kalau beli ke produsen langsung kan harganya murah,” pungkasnya.
Sosok Kepala SMK 2 PGRI Ponorogo yang Rugikan Negara hingga Rp 25 M, 11 Bus dan Pajero Sport Disita |
![]() |
---|
Dukung Swasembada Pangan, Polres Ponorogo Sediakan Lahan 31 Hektar Untuk Tanam Jagung |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif Dirut RSUD dr Harjono Ponorogo :Bangun IGD Terpadu Hingga Rumah Sakit Rasa Hotel |
![]() |
---|
Wabah PMK di Ponorogo Masih Belum Landai, Penutupan Pasar Hewan Diperpanjang |
![]() |
---|
Pengangguran yang Kecanduan Karaoke bersama LC di Ponorogo, Tak Kapok 4 kali Dipenjara Demi Nyanyi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.