Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sosok Arsitek Tak Mau Dibayar Pasang Marmer Masjid Nabawi dan Masjidil Haram Tapi, Ternyata Mualaf

Sosok pemasang marmer Masjid Nabawi dan Masjidil Haram tak mau dibayar. Ternyata mualaf: Bagaimana saya menghadap Allah.

Editor: Hefty Suud
Tribunnews.com
Potret Kabah di Masjidil Haram. 

Pada saat itu, marmer sulit ditemukan sehingga untuk mendapatkan kualitas yang sama, dia memutuskan untuk kembali ke Yunani.

"Ketika Raja meminta untuk menutupi Masjid Nabawi juga dengan marmer yang sama, saya menjadi sangat bingung karena hanya ada satu tempat di bumi untuk mendapatkan marmer jenis ini, yaitu Yunani, dan saya sudah membeli setengahnya (stok)," KATA Kamal Ismail.

Baca juga: Beda Haji Furoda yang Diikuti Raffi Ahmad dengan Haji Undangan Raja Salman yang Didapat Wirda Mansur

Baca juga: Dapat Jatah Makan Selama di Armuzna, Jemaah Haji Tak Perlu Bawa Peralatan Masak Saat ke Arofah

Namun sayangnya, saat kembali ke sana stok marmer yang dia cari sudah habis.

Kemudian Kamal Ismail meninggalkan kantor penjual Marmer tersebut dengan tangan kosong.

Ketika perjalanan meninggalkan kantor tersebut, dia bertemu dengan sekretaris kantor.

Kamal lalu kembali menanyakan keberadaan orang yang membeli sisa jumlah marmer kepadanya.

Sekretaris mengatakan sulit untuk mencari data pembeli tersebut karena sudah 15 tahun berlalu.

Jemaah tengah berada di lingkungan Masjid Nabawi di kota paling suci kedua dalam agama Islam di Madinah, Arab Saudi saat ibadah haji 2019.
Jemaah tengah berada di lingkungan Masjid Nabawi di kota paling suci kedua dalam agama Islam di Madinah, Arab Saudi. (TribunSolo.com/Asep Abdullah)

Akan tetapi, karena Kamal Ismail meminta untuk dicarikan, dia berjanji akan mencarinya. Kamal Ismail memberikan alamat dan nomor hotelnya serta berjanji akan mengunjungi sekretaris tersebut keesokan harinya.

Kemudian, Kamal Ismail menyadari satu hal, mengapa dia ingin mengetahui siapa pembeli marmer putih yang menghabiskan stock tersebut. Sementara yang dia butuhkan adalah stok lantai marmer.

Di tengah keheranannya, keesokan harinya, beberapa jam sebelum berangkat ke bandara, Kamal Ismail mendapat telepon dari sekretaris itu.

Sekretaris itu mengatakan menemukan alamat pembeli marmer yang dicari oleh Kamal.

Kamal Ismail bergegas ke kantor sembari memikirkan apa yang akan dia lakukan dengan alamat pembeli ini.

Pada saat dia melihat alamat pembeli marmer tersebut dia terkejut karena pembeli tersebut adalah perusahaan yang berada di Arab Saudi.

Kamal Ismail kembali ke Arab Saudi pada hari yang sama. Setelah sesampainya di sana, dia langsung mengunjungi perusahaan tersebut dan bertemu dengan direktur admin di sana. Dia menanyakan keberadaan marmer yang mereka beli 15 tahun lalu digunakan untuk apa.

Direktur tersebut pada awalnya mengaku tidak ingat marmer tersebut berada dimana.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved