Berita Viral
Pantas Soeharto Cuma Setia Pada Bu Tien, Hasil Perjodohan hingga Kisah Malam Pertama Mengkhawatirkan
Kisah cinta Soeharto dan Bu Tien sudah tak diragukan lagi romantisnya, kesetiaan keduanya saat masih menjajaki awal menikah ternyata menarik diulas
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Kisah cinta dan rumah tangga Presiden RI memang kerap kali menarik perhatian.
Kesetiaan Soeharto pada Bu Tien misalnya menjadi daya tarik cerita yang kerap dibicarakan.
Soeharto diketahui cuma setia pada Bu Tien selama hidup bersama sang istri.
Berstatus Presiden RI ke-2 dengan masa pemerintahan kurang lebih 32 tahun, sosok Bu Tien selalu menuai perbincangan.
Ibu Negara ke-2 RI itu ternyata punya kisah cinta menarik ketika baru menjajaki dunia pernikahan dengan Soeharto.
Soeharto ternyata masih menunjukkan rasa cintanya yang begitu besar untuk Ibu Tien.
Cintanya harmonis hingga maut memisahkan, Soeharto dan Ibu Tien ternyata berawal dari perjodohan.
Kisah cinta Soeharto dan Bu Tien ternyata berawal dari pernikahan karena dijodohkan hingga kisah malam pertama yang beda dari kebanyakan pasangan suami istri lainnya.
Soeharto menginjak usia 26 tahun ketika bibinya, Prawiro, gelisah karena keponakannya belum juga memiliki istri.
Pria kelahiran Bantul, Yogyakarta, 8 Juni 1921 itu pun langsung menjawab bahwa dia masih ingin melanjutkan perjuangan di militer.
Baca juga: Terjawab Sebab Kuat Bu Tien Takkan Sudi Terima Mayangsari, Kesaksian Kerabat Bambang Jelas: Larangan
Kala itu memang karier Soeharto di militer sedang cemerlang.
Mendengar jawaban Soeharto, sang bibi protes.
Menurut dia, pernikahan tidak perlu terhalang oleh perjuangan.
Prawiro lantas menyebutkan sebuah nama untuk dijodohkan dengan Soeharto.

"Kamu masih ingat kepada Siti Hartinah, teman sekelas adikmu, Sulardi, waktu di Wonogiri?" tanya sang bibi seperti dikisahkan pada buku "Falsafah Cinta Sejati Ibu Tien dan Pak Harto", seperti dilansir TribunJatim.com via TribunTrends.com
Soeharto pun mengiyakan.
Namun, ia tak yakin Hartinah dan keluarganya mau menerima dia.
"Tetapi bagaimana bisa? Apa dia akan mau? Apa orang tuanya memberikan? Mereka orang ningrat. Ayahnya, Wedana, pegawai Mangkunegaran," jawab Soeharto ragu-ragu.
Keraguan itu langsung ditepis Prawiro.
Ia mengatakan mengenal keluarga Hartinah dan akan menjodohkan Soeharto dengan putri dari RM Soemoharjomo dan Raden Ayu Hatmati Hatmohoedojo itu.

Meski sudah mengenal Hartinah sejak SMP, keraguan Soeharto masih juga belum sirna.
Soeharto takut lamarannya ditolak.
Sebab, dirinya hanya masyarakat biasa, sementara Hartini berasal dari keluarga bangsawan.
Kala itulah, Soeharto yang biasanya dikenal berwibawa, merasa gamang dan minder.
Namun, semua keraguan Soeharto akhirnya sirna.
Rupanya, orang tua Hartinah tak memandang latar belakang Soeharto dan langsung menyetujui lamaran perwira muda itu.
Bahkan, dari banyak lamaran yang diajukan pada Hartinah, hanya Soeharto yang berhasil memikat hati perempuan kelahiran Surakarta, 23 Agustus 1923 itu.
Pernikahan pun dilangsungkan pada 26 Desember 1947 di Solo.

Pernikahan itu disaksikan keluarga dan teman-teman Hartinah.
Cukup banyak jumlah tamu dari keluarga Soemoharjono yang datang.
Sementara Soeharto hanya datang bersama sepupunya, Sulardi, dan kakaknya.
Resepsi dilakuan pada malam harinya. Sederhana saja, hanya diterangi lampu dan beberapa lilin yang redup.
Yang tak kalah menarik adalah fakta bahwa Soeharto tak pernah benar-benar merasakan malam pertama dengan Bu Tien secara normal.
Malam pertama Soeharto dan Hartinah pun dibatasi dengan jam malam karena khawatir akan serangan Belanda.
Baca juga: Sosok Anak Eks Presiden RI Kini Kerja di Kebun, Enggan Terjun Politik, Viral Foto Bareng Bu Tien
Tak ada bulan madu bagi Soeharto dan Hartinah.
Sebab, tiga hari setelah pernikahan, mantan Panglima Kostrad itu harus kembali ke Yogyakarta untuk berdinas.
Dia memboyong sang istri. Mereka pun tinggal di Jalan Merbabu Nomor 2, Yogyakarta.
Seminggu setelah itu, Soeharto harus meninggalkan sang istri karena ditugaskan ke Ambarawa untuk menghadapi serangan Belanda dari Semarang.
Meski berat, Soeharto mau tak mau harus meninggalkan istri tercintanya untuk mengemban tugas negara, bahkan selama tiga bulan.
TMII dan perginya belahan jiwa Sebagai istri prajurit, Ibu Tien harus terbiasa hidup mandiri.
Meski jarak kerap memisahkan keduanya, kasih Soeharto kepada istrinya begitu besar.
Hal ini salah satunya terlihat ketika Soeharto tampil membela proyek pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang digagas Tien.
Sebagaimana diketahui, pembanggunan TMII kala itu banyak diprotes karena dianggap tak bermanfaat dan mubazir.
Baca juga: Nasib Cucu Soeharto yang Pernah Ditipu Eks Suami Rp 2 Triliun, Posting Bu Tien Sambil Ungkap Syukur
Setelah sepuh, Soeharto dan Tien sering menghabiskan waktu di TMII hingga maut memisahkan mereka.
Pada 28 April 1996, Ibu Tien meninggal dunia.
Soeharto pun larut dalam kesedihan yang mendalam.
Untuk melepas rindu dengan belahan jiwanya, Soeharto kerap meminta anak-anaknya untuk mengantar dia ke TMII.
Di sana, Soeharto hanya duduk terdiam dan memegang tongkat jalannya.
Itulah momen Soeharto begitu merindukan mendiang istrinya.
"Walau bicaranya sudah tidak jelas, tapi saya bisa mengerti isi perkataan beliau. Pak Harto bilang, 'Saya rindu pada Ibu. Dan setiap saya merindukan Ibu, Taman Mini ini yang membuat kerinduan saya terobati'," kata Bambang Sutanto, mantan pimpinan TMII, menirukan ucapan Soeharto.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Soeharto
Bu Tien
Presiden RI ke-2
Kesetiaan Soeharto pada Bu Tien
Keluarga Cendana
kisah malam pertama
berita viral
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Dapat Promo Hotel Rp 130 Ribu, Rama Malah Diusir dari Kamar setelah Ogah Bayar Biaya Tambahan |
![]() |
---|
Dokter Tirta Ajak Lari 20 Km Keluarga Pasien yang Paksa Dokter Syahpri Lepas Masker: Mak Bleng |
![]() |
---|
Tabiat Pria Simpan Puluhan Bangkai Kucing di Freezer karena Malas Ngubur, Pantas Warga Resah |
![]() |
---|
Suami Nekat Jual Istri Rp 300 Ribu Sekali Kencan Demi Kebutuhan Sehari-hari |
![]() |
---|
Menteri Fadli Zon Belum Nonton Merah Putih: One For All, Yakin Niat Pembuat Memajukan Perfilman |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.