Berita Viral
Alasan Wanita Lulusan LPDP S2 di London Pilih Jadi Guru SD, Ikhlas Honor Turun: Hidup Memang Lucu
Seorang wanita lulusan beasiswa LPDP S2 di London memilih untuk jadi guru SD di tanah air dan ikhlas meski honornya menurun.
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Ada alasan khusus bagi Galih Sulistyaningra akhirnya memutuskan jadi guru SD Negeri dan mengabdi kepada negara.
Alih-alih meneruskan karirnya setelah mendapat kesempatan berkuliah di London menggunakan beasiswa LPDP, wanita ini jadi sorotan.
Galih Sulistyaningra memilih untuk mengabdi kepada dunia pendidikan di tanah air.
Galih Sulistyaningra, seorang wanita lulusan S2 London yang baru-baru ini viral.
Galih Sulistyaningra memutuskan kembali ke Indonesia setelah lulus S2 London.
Diketahui, Galih Sulistyaningra kuliah S2 di London dengan beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Setelah lulus S2, Galih Sulistyaningra pun memilih menjadi guru SD di Tanah Air.
Keputusannya ini sontak menuai sorotan dari netizen.
Tak sedikit netizen memuji Galih Sulistyaningra yang memilih pulang untuk mengabdi jadi guru di Tanah Air.
Cerita Galih Sulistyaningra kembali ke Tanah Air setelah lulus S2 dibagikan melalui akun Instagramnya @galihtyanr.
Baca juga: Mahasiswa Tersenyum, Kuota Beasiswa LPDP Ditambah, 7 Ribu Peserta Bisa Kuliah Gratis ke Luar Negeri
Di video yang ia unggah, Galih menunjukkan momen ketika dirinya berada di London.
Tertulis caption "Lulusan beasiswa LPDP S2 London pulang ngapain?" pada video tersebut.
Setelah itu, videonya beralih ke momen saat dirinya menjadi seorang guru SD.
Galih mencuri perhatian internet setelah memajang kisah hidupnya tersebut.

"Karena S1 aku Pendidikan Guru SD, maka aku kembali dan menjadi guru SD.
Padahal kalau mau jujur, bukan itu rencana awalnya. Tapi ternyata memang aku butuh menjadi Guru SD Negeri terlebih dahulu untuk paham konteks dan masalah akar rumput, dan tanpa sadar memberi pengaruh untuk teman-teman lain.
Setelah ku ingat kembali, ternyata ini jalanku mewujudkan apa yang kupresentasikan saat wawancara dengan panelis LPDP: mengintegrasikan pembelajaran kontekstual dan bermakna di sekolah-sekolah negeri.
Siapa sangka ternyata tercapai dengan menjadi guru SD negeri itu sendiri, bukannya pembuat atau pemangku kebijakan atau NGO.
Tapi malah aktor utama dan garda paling depan, penentu kualitas pembelajaran. Hidup memang lucu terkadang," ujarnya.
Galih kembali ke Indonesia pada tahun 2019 lalu dan langsung ikut seleksi CPNS.
Baca juga: Gagal 118 Kali, Guru di Pontianak Akhirnya Dapat Beasiswa LPDP, Dulunya Tukang Parkir, Saya Gali
"Aku pulang di tahun 2019, dan saat itu langsung ikut CPNS formasi S1 guru SD atas kemauan kuat dari orang tua yang juga guru, yang ternyata masih memaknai kesuksesan anak sebagai seorang abdi negara.
Walau itu artinya mengikhlaskan dan mengarsipkan dulu ijazah S2ku dan merelakan pendapatan yg menurun jauh dari yang sebelumnya kuterima.
Namun orientasiku yang masih lajang kala melamar waktu itu tentu berbeda dengan kini yang menjadi ibu," imbuhnya.
Di video tersebut, Galih juga mengungkapkan berbagai hal yang ia ajarkan pada murid-muridnya.
Baca juga: Sosok Hilmy Mahasiswa Unair, CEO dan Founder Analitica, Wakili Jatim Raih Juara 4 LPDP Fest
Di antaranya adalah pencegahan kekerasan seksual, prinsip steam, kesetaraan gender, empati dan nilai-nilai kemanusiaan.
Video Galih ini mengundang berbagai macam komentar dari netizen.
Banyak netizen memuji keputusannya kembali ke Indonesia.
"Pada akhirnya memang benar kata2 orang bijak, mimpi dan visi jangan kita titipkan pada profesi, tapi pada masalah. Masalah pendidikan di Indonesia tak lekang oleh waktu, gak akan ada abisnya, perlu direspons dari berbagai angle, melalui berbagai profesi. You are an inspiration already Bu Galih ," tulis akun @barrysianturi.
"Ibu guru yang punya pengalaman luas akan membawa murid nya kesempatan dan peluang yang lebih besar. Terima kasih Bu Galih yang pergi jauh dan pulang kembali untuk mengabdi," tulis akun @gloriamfp.

Kisah haru ketulusan tenaga pendidik yang berbuah manis ini datang dari seorang guru wanita asal China.
Melansir situs Soha News, sebuah artikel yang terbit pada Senin, 13 Mei 2024, menceritakan kisah guru wanita bernama Truong.
Pada tahun 1978, Guru Truong yang baru saja lulus kuliah ditugaskan mengajar di sebuah SD di Provinsi Guangdong, China.
Setelah lima tahun bekerja di sana, ia mendapat promosi dan diangkat menjadi kepala sekolah.
Untuk meningkatkan hasil belajar murid-murid di sekolahnya, Guru Truong membuka les gratis di rumah.
Tindakannya ini mendapat sambutan positif, banyak dari muridnya yang datang untuk mengikuti les secara cuma-cuma.
Di antara sekian banyak siswa, ada satu yang menarik perhatiannya.
Anak tersebut merupakan murid laki-laki dengan tubuh kurus dan badan lebih kecil dari teman seusianya.
Ia kerap datang memakai baju bekas yang lusuh.
Namun meski anak dari keluarga miskin, Guru Truong mengenalnya sebagai murid yang cerdas.
Murid tersebut selalu punya nilai bagus di kelas.
Baca juga: Tragedi Jam Kosong, Bu Guru Khusnul Khotimah Ditetapkan Jadi Tersangka usai Laporan dari Orang Tua
Suatu saat, siswa tersebut tidak masuk sekolah selama seminggu.
Wali kelas tidak mengetahui alasan ketidakhadirannya di sekolah.
Guru Truong merasa hal ini tidak biasa, sehingga ia menyempatkan diri berkunjung ke rumah sang siswa di hari libur.
Ketika ia sampai, betapa sedih hatinya melihat rumah siswa tersebut.
Kemiskinan begitu kentara dari kondisi rumahnya yang kosong tanpa banyak perabotan.
"Setelah bertanya kepada tetangga, saya mengetahui bahwa keluarga ini sangat miskin," ucap Guru Truong, melansir TribunTrends.com.
"Orang tuanya tidak punya cukup uang untuk membayar sekolah, sehingga mereka membiarkan putranya putus sekolah," imbuh dia.
"Agar bisa tinggal di rumah dan membantu pekerjaan mereka sebagai buruh tani," kenang Guru Truong bercerita kepada Soha.

Setelah mengetahui fakta ini, Guru Truong pulang dan kembali lagi keesokan harinya.
Ia berbicara langsung kepada orang tua murid untuk meyakinkan mereka agar membiarkan putranya melanjutkan sekolah.
Dengan bujukan dari Guru Truong, kedua orang tua murid akhirnya membiarkan putra mereka untuk sekolah lagi.
Singkat cerita, Guru Truong dan murid lelaki tersebut jadi memiliki kedekatan khusus.
Bahkan ketika sang murid sudah lulus SD, keduanya tetap berhubungan dan saling berkomunikasi.
Suatu hari, ketika murid tersebut sudah duduk di bangku universitas, ia bercerita bahwa ia tidak memiliki uang untuk membeli sepatu.
Padahal saat itu sedang musim dingin di China, sehingga ia merasa kedinginan jika tidak memakai sepatu.
Mendengar kabar itu, Guru Truong merasa amat sedih sekaligus terenyuh.
Segera saja ia membelikan sepatu yang bagus dengan separuh gaji yang ia terima sebagai guru.
Muridnya begitu terkejut kala menerima sepatu pemberian Guru Truong.
Dalam hati ia berjanji akan terus mengingat jasa gurunya dan membalas budi di masa depan.
Siapa sangka, janji yang ia ucapkan itu ternyata benar-benar ditepati.
Baca juga: Kisah Miris Siswi SD Kerap Dibully Tewas Dibakar Teman Sendiri di Sekolah, Keluarga Lapor Polisi
30 tahun berlalu dan Guru Truong telah menginjak usia 60 tahun, roda kehidupan mulai berputar.
Sang murid yang dulu miskin, kini telah memiliki pekerjaan bergaji tinggi.
Sementara Guru Truong yang tak lagi produktif, tinggal di sebuah rumah kayu kecil.
Muridnya tahu bahwa Guru Truong masih menghuni rumah di belakang sekolah lamanya.
Ia memutuskan diam-diam membeli sebuah rumah di area tersebut untuk diberikan kepada gurunya.
Suatu hari, ia menemui Guru Truong sambil membawa dokumen pembelian dan sertifikat rumah.
Tanpa ragu, ia memberikan sertifikat rumah kepada Guru Truong dan mengatakan bahwa rumah tersebut sekarang jadi milik sang guru.
Muridnya menyebut rumah tersebut adalah balasan atas sepasang sepatu yang pernah dibelikan Guru Truong untuk dirinya.
Guru Truong yang mendengar hal itu pun hanya bisa menangis haru.
Imbalan atas ketulusan hatinya puluhan tahun silam, ternyata berbuah manis di masa tuanya.

Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Galih Sulistyaningra
Beasiswa LPDP
mengabdi kepada dunia pendidikan di tanah air
guru SD di Tanah Air
berita viral
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Karyanya Raih Medali Emas, Anak Penjual Soto Kuliah Gratis di UGM, Ortu Pesan Tak Menyerah |
![]() |
---|
Intan Rogoh Rp 1,6 Juta Sebulan hanya Untuk Pulang Pergi Kerja di Ibu Kota, Akses Angkutanpun Susah |
![]() |
---|
Apes Ujang, Angkotnya Kebakaran Ketika Beli Bubur, Nekat Korbankan Diri saat Api Berkobar |
![]() |
---|
2 Anaknya Diterima Kuliah di ITB, Santi Tukang Sepuh Emas Nangis Rektor Datangi Tempat Kerjanya |
![]() |
---|
5 ASN Nongkrong Kena Razia Satpol PP, Ngakunya Kordinasi di Warkop saat Jam Kerja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.