Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Ponorogo

Letkol Inf Dwi Soerjono Ceritakan Detik-detik Hadapi KKB di Papua: Setiap Hari Antara Hidup dan Mati

Dandim 0802 Ponorogo Letkol Inf Dwi Soerjono menceritakan detik-detik menghadapi KKB di Papua: Setiap hari antara hidup dan mati.

Penulis: Pramita Kusumaningrum | Editor: Dwi Prastika
Istimewa/TribunJatim.com
Dandim 0802 Ponorogo, Letkol Inf Dwi Soerjono menceritakan detik-detik menghadapi KKB di Papua. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Pramita Kusumaningrum

TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Menjadi tentara merupakan impian Dandim 0802 Ponorogo, Letkol Ing Dwi Soerjono.

Bahkan untuk menembus Akademi Militer (Akmil) Angkatan Darat (AD), dia mendaftar dua kali, hingga akhirnya lolos.

Letkol Ing Dwi Soerjono mengatakan, menjadi anak negara harus siap di segala medan.

Suara desing peluru bersahutan di Papua masih segar di ingatannya.

Kala itu, Juni 2018, dia masih berpangkat Mayor Inf dan menjabat sebagai Kasdim 1714/Puncak Jaya.

Saat itu, ia tengah melaksanakan patroli rutin. 

Situasi kian mencekam saat kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) memberondong tembakan. 

Tiba-tiba petugas ditembaki dari arah atas, dan membuat 1 anggota TNI mengalami luka tembak, dan 2 anggota lainnya terluka akibat serpihan kaca.

“Saat itu sehari setelah Lebaran. Kami membantu membangun gereja. Setelahnya kami diadang. Anggota kena 3 orang,” ujar Letkol Ing Dwi Soerjono, Senin (24/6/2024).

Salah satu aksi heroiknya yang sempat viral adalah pada saat ia memimpin tim patroli di Distrik Yambi, Puncak Jaya, Papua, yang diserang oleh KKB pimpinan Lekagak Tenggelen.

Baca juga: Tangis Pilu Istri Prajurit TNI, Suami Tewas Akibat Serangan KKB di Papua, Ungkap Janji Pada Anak

Seperti yang diberitakan berbagai media massa, meski saat itu diserang dari arah ketinggian, Letkol Inf Dwi Soerjono bersama tim patrolinya tetap mampu memberikan perlawanan yang sengit.

Dia mengaku selama di Papua harus selalu siap selama 24 jam.

Ketika kakinya keluar dari asrama, dia harus menggunakan pakaian lengkap.

“Gunakan rompi, helm dan harus siap. Setiap hari antara hidup dan mati. Jika ada penyerangan juga,” tegasnya.

Pria kelahiran Sidoarjo, 16 Februari 1981 ini mengatakan, di Papua ia hidup dengan tirakat.

Puasa Senin dan Kamis tidak pernah bolong. Juga selalu salat lima waktu.

“Saya tidak bawa keluarga. Anak dan istri tinggal di Magelang. Saya juga tidak pernah cerita tentang penembakan,” paparnya.

Menurutnya, dia bukan seperti prajurit kebanyakan. Di mana masa kecilnya dihabiskan di Sidoarjo. Pun bukan seorang anak kolong.

“Bapak saya guru, ibu saya ibu rumah tangga. Karena saya dulu SMAN 1 Sidoarjo. Setiap tahun banyak Taruna ke sekolah. Akhirnya saya tertarik,” terangnya.

Jalan menjadi Taruna Akmil bukan hal mudah.

Tahun pertama, dia gagal di pantukhir, lantaran menderita amandel.

Tahun kedua lolos, amandel yang dia punya telah diangkat.

“Daftar ke STAN (Sekolah Tinggi Akutansi Negara) juga gagal. Taruna gagal, setahun kursus komputer. Tahun kedua berhasil,” paparnya.

Kini, Letkol Inf Dwi Soerjono dipercaya menjabat Dandim 0802 Ponorogo.

Dia dilantik per Desember 2023 lalu.

Baginya, jiwa patriot mampu mengalahkan berbagai situasi, meski darah di depan mata tak mengurangi kecintaannya pada Tanah Air. 

Sekadar diketahui, ia mengawali karier perdana di Batalyon Infanteri (Yonif) 642 Kapuas, Sintang, Kalimantan Barat (2006-2014), usai lulus dari Akademi Militer (Akmil) 2004 lalu. 

Baginya, tanggung jawab dan inovasi menjadi hal pertama yang harus dijalankan di manapun bertugas.

"Semoga di sini (Ponorogo, red) bisa juga memberikan yang terbaik,’’ pungkasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved