Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Sosok Budi Arie Setiadi, Relawan Jokowi yang Jadi Menkominfo, Kini Didesak Mundur Akibat PDN Diretas

Simak sosok Budi Arie Setiadi, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) yang kini didesak mundur setelah Pusat Data Nasional (PDN) diretas.

Editor: Torik Aqua
Kompas.com
Menkominfo Budi Arie Setiadi yang didesak mundur setelah Pusat Data Nasional (PDN) diretas 

Ia menjadi Kepala Balitbang PDI Perjuangan DKI Jakarta periode 2005-2010 dan Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta.

Pada 2013, Budi mendirikan relawan Pro Joko Widodo (Projo) yang kemudian berkontribusi besar terhadap pemenangan Joko Widodo dalam Pilpres 2014 dan 2019.

Ekspresif, gaya Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Budi Arie Setiadi, setiap kali mengurai sebuah topik, dalam perbincangan dengan Kompas.com di ruang kerjanya, Rabu (2/12/2020).
Ekspresif, gaya Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Budi Arie Setiadi, setiap kali mengurai sebuah topik, dalam perbincangan dengan Kompas.com di ruang kerjanya, Rabu (2/12/2020). (KOMPAS.com/ALSADADRUDI)

Budi Arie Setiadi sebagai Aktivis Kampus

Semasa Muni kuliah, berbagai organisasi kemahasiswaan Ia ikuti. Itu mulai dari pers mahasiswa, komunitas olahraga, hingga organisasi politik mahasiswa.

Meski, segala kegiatannya itu tak urung membuat julukan "mahasiswa abadi" sempat pula melekat pada dirinya.

Julukan itu adalah pelintiran sebutan bagi mahasiswa yang menghabiskan seluruh jatah masa studi alias nyaris drop out menjelang batas waktu maksimal kuliah di satu kampus. 

“Kuliahnya sudah selesai 3,5 tahun, tujuh semester. Sisanya di IRS (Isian Rencana Studi) itu hanya skripsi, skripsi, skripsi saja, sampai lulus,” kenang Muni sambil tertawa, saat menceritakan kembali masa mudanya kepada Kompas.com, Rabu (2/12/2020).

Dia pun hanya tergelak ketika disinggung soal julukan "mahasiswa abadi" tadi. Namun, laiknya aktivis, dia juga punya jawaban untuk mengelak.

“Saya ingin jadi mahasiswa yang baik dengan memanfaatkan sepenuhnya waktu yang diberikan pemerintah kepada kita. Tidak terlewatkan satu semester pun,” kilah dia, lagi-lagi sembari tertawa.

Sebagai aktivis di organisasi intrakampus, rekam jejak Muni mentok sampai posisi tertinggi yang dimungkinkan. 

Pada 1994, Ia dipercaya memimpin gerakan mahasiswa sebagai Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) FISIP UI. Pada tahun yang sama, ia juga dipilih menjadi Presidium Senat Mahasiswa UI untuk periode hingga 1995.

Muni muda dihadapkan pada dua tantangan cukup berat. Pertama, kebijakan Orde Baru yang sedemikian represif terhadap kebebasan berpendapat di lingkungan universitas. Kedua, rendahnya partisipasi politik mahasiswa akibat kebijakan rezim itu.

Mahasiswa generasi 1980-an dan 1990-an seperti Muni berhadapan dengan kebijakan pemerintah berupa Normalisasi Kehidupan Kampus/ Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK) di lingkungan perguruan tinggi.

NKK/BKK merupakan kebijakan pemerintah di bidang pendidikan, terutama perguruan tinggi, di era Menteri Pendidikan Daoed Joesoef. NKK diatur dalam SK Nomor 0156/U/1978 sementara BKK berdasarkan SK Nomor 037/U/1979.

Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT), Budi Arie Setiadi. Gambar diambil di kantor Kementerian Desa PDTT, Rabu (2/12/2020)
Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT), Budi Arie Setiadi. Gambar diambil di kantor Kementerian Desa PDTT, Rabu (2/12/2020) (KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI)

Kedua kebijakan itu membungkam mahasiswa, menjauhkan mahasiswa dari pemikiran apalagi aktivitas terkait politik kampus dan nasional. Sejarahnya panjang, dari seruan "golongan putih", peristiwa Malari, hingga Pemilu 1977.

Muni menyebut, situasi akibat kebijakan tersebut lama-lama akan mematikan nalar kritis mahasiswa. Dia dan rekan-rekan pun memodifikasi strategi agar gairah politik di kampus hidup kembali.

Salah satunya, dengan membuat slogan ‘make fun more politics, make politics more fun’.

“Jadi kami waktu itu membuat kegiatan-kegiatan politik dengan nuansa kegembiraan. Demi membangun kesadaran mahasiswa tentang tanggung jawabnya terhadap bangsa dan negara supaya daya kritisnya muncul,” ujar dia.

Salah satu momentum kesuksesannya memobilisasi mahasiswa adalah saat berunjuk rasa memprotes kebijakan rektor UI saat itu.

“Saking seringnya kami demo, Pak Dekan waktu itu jadi perhatian sekali sama saya. Dia nanya terus, kapan kamu lulus,” kenang Muni.

Jejak Karier Budi Arie Setiadi

Selepas dari kampus, beragam jalur profesi pernah dia lakoni, dari jurnalis hingga kini menjadi Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) oleh Presiden Joko Widodo.

Pengalaman menjadi aktivis mahasiswa tak serta-merta hilang bekas begitu saja. Sejumlah sikap dan pemikiran pun 

Pada saat menjadi jurnalis Kontan, misalnya, dia pernah kena sentil pimpinan Kompas Gramedia Jakob Oetama karena angle pemberitaan yang terlalu keras terhadap pengusaha. Gaya aktivis kental terasa. 

"Ya saya jawab ‘iya iya’ saja saat itu," kenang dia dengan senyum lebar. 

Nuansa aktivis muncul lagi ketika Muni pada 2013 mendirikan organisasi relawan pendukung Joko Widodo, yaitu Projo. Kiprah organisasi ini mewarnai banyak pemberitaan kala itu sepanjang pesta demokrasi.

Jokowi menang pada Pilpres 2014 bersama Jusuf Kalla. Kemenangan Jokowi di pemilu berlanjut lagi pada Pilpres 2019 bersama Ma’ruf Amin.  

Muni sempat dianggap ngambek setelah kemenangan kedua Jokowi di pesta demokrasi. Alasannya, "jatah" kursi menteri tak sampai ke pendukung Jokowi sejak awal.

Biodata Budi Arie Setiadi

Tempat, tanggal lahir: Jakarta, 20 April 1969

AgamaL Kristen Protestan

Orangtua: Joko Asmoro dan Pudji Astuti

Istri: Zara Murzandina

Anak: Nadila Raisha dan Diandra

Pendidikan:

  • SD Fons Vitae Marsudirini, Koja, Jakarta Utara
  • SMP Fons Vitae Marsudirini, Koja, Jakarta Utara
  • SMA kolose Kanisius, Menteng, Jakarta Pusat
  • S1 Ilmu Komunikasi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia
  • S2 Manajemen Pembangunan Sosial Universitas Indonesia

Harta Kekayaan Budi Arie Setiadi

Data ini berdasarkan pada Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) pada 4 Maret 2021.

A.TANAH DAN BANGUNAN >>> Rp.63.321.800.000

1. Tanah dan Bangunan Seluas 250 m2/200 m2 di KAB / KOTA KOTA TANGERANG SELATAN, HASIL SENDIRI >>> Rp. 3.000.000.000
2. Tanah dan Bangunan Seluas 205 m2/100 m2 di KAB / KOTA KOTA JAKARTA UTARA , HIBAH TANPA AKTA >>> Rp. 575.000.000
3. Tanah dan Bangunan Seluas 311 m2/250 m2 di KAB / KOTA KOTA JAKARTA UTARA , HIBAH TANPA AKTA >>> Rp. 1.507.000.000
4. Tanah dan Bangunan Seluas 161 m2/300 m2 di KAB / KOTA KOTA JAKARTA PUSAT , HASIL SENDIRI >>> Rp. 5.100.000.000
5. Tanah dan Bangunan Seluas 95 m2/104 m2 di KAB / KOTA KOTA TANGERANG , HASIL SENDIRI >>> Rp. 1.800.000.000
6. Tanah Seluas 21.695 m2 di KAB / KOTA BEKASI, WARISAN >>> Rp. 11.281.400.000
7.Tanah Seluas 23.730 m2 di KAB / KOTA BEKASI, WARISAN >>> Rp. 12.339.600.000
8. Tanah Seluas 15.720 m2 di KAB / KOTA BEKASI, WARISAN >>> Rp. 8.174.400.000
9. Tanah Seluas 3.425 m2 di KAB / KOTA BEKASI, WARISAN >>> Rp. 1.781.000.000
10. Tanah Seluas 31.445 m2 di KAB / KOTA BEKASI, WARISAN >>> Rp. 16.351.400.0002021
11.Tanah Seluas 405 m2 di KAB / KOTA BEKASI, HASIL SENDIRI >>> Rp. 162.000.000
12.Tanah Seluas 300 m2 di KAB / KOTA KOTA PADANG , WARISAN >>> Rp. 1.250.000.000
B. ALAT TRANSPORTASI DAN MESIN >>> Rp.1.450.000.000
1. MOBIL, HONDA HR-V RU5 1.8 RS Tahun 2019, HASIL SENDIRI >>> Rp. 390.000.000
2. MOBIL, MERCEDEZ BENZ E 300 AT (CKD) Tahun 2011, HASIL SENDIRI >>> Rp. 551.000.000
3. MOBIL, HONDA HRV Tahun 2016, HADIAH >>> Rp. 229.000.000
4. MOBIL, VW SCIROCO Tahun 2014, HASIL SENDIRI >>> Rp. 280.000.000
C. HARTA BERGERAK LAINNYA >>> Rp.2.300.000.000
D. SURAT BERHARGA >>> Rp.24.500.000.000
E. KAS DAN SETARA KAS >>> Rp.10.650.052.000
F. HARTA LAINNYA >>> Rp.----
G. Sub Total >>> Rp.102.221.852.000
H. HUTANG >>> Rp.----
I. TOTAL HARTA KEKAYAAN >>> Rp.102.221.852.000

 

 

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved