Berita Kabupaten Blitar
Gaya Hidup Tidak Sehat Picu Tren Usia Pasien Gagal Ginjal Kronis di Blitar Semakin Muda
Gaya hidup yang tidak sehat memicu tren usia pasien gagal ginjal kronis di Kabupaten Blitar semakin muda di tahun 2024 ini.
Penulis: Samsul Hadi | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Samsul Hadi
TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Tren usia pasien penyakit gagal ginjal kronis di Kabupaten Blitar, Jawa Timur (Jatim), saat ini semakin muda.
Penyebab kasus gagal ginjal kronis pada pasien usia muda, paling utama karena pola hidup.
"Tren sekarang, kenapa pasien gagal ginjal kronis usianya semakin muda, karena salah satu pemicunya pola hidup yang salah," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blitar, Christine Indarwati, Jumat (28/6/2024).
"Pada kebanyakan kasus gagal ginjal di usia muda, karena sering makan dan minum yang banyak memakai pemanis, pengawet, perasa dan penyedap. Itu yang membuat ginjal bekerja keras," lanjut Christine Indarwati.
Data dari Dinkes Kabupaten Blitar menyebutkan, tren usia pasien kasus gagal ginjal kronis memang semakin muda.
Pada 2022, terdapat 189 pasien gagal ginjal kronis di Kabupaten Blitar dengan rincian pasien usia 20-44 tahun ada 12 orang, pasien usia 45-54 tahun ada 75 orang, pasien usia 55-59 ada 55 orang, pasien usia 60-69 tahun ada 45 orang, dan pasien usia di atas 70 tahun ada 20 orang.
Lalu, pada 2023, jumlah kasus gagal ginjal kronis di Kabupaten Blitar sebanyak 73 orang dengan rincian pasien usia 20-44 tahun ada 1 orang, pasien usia 45-54 tahun ada 26 orang, pasien usia 55-59 tahun ada 23 orang, pasien usia 60-69 tahun ada 18 orang, dan pasien usia di atas 70 tahun ada 5 orang.
Pada 2024 ini, Dinkes Kabupaten Blitar mencatat sudah ada 82 pasien kasus gagal ginjal kronis. Berdasarkan kategori usia, pasien gagal ginjal kronis pada 2024 ini memang semakin muda.
Baca juga: Curhat Fadlan Muhammad Idap Autoimun dan Gagal Ginjal, Badan Menggigil Tak Bisa Gerak: Sakit Banget
Rinciannya, dari 82 kasus gagal ginjal kronis pada 2024 ini, pasien dengan usia 15-19 tahun ada 1 orang, pasien usia 20-24 tahun ada 14 orang, pasien usia 45-54 tahun ada 17 orang, pasien usia 55-59 tahun ada 22 orang, pasien usia 60-69 tahun ada 21 orang, dan pasien usia di atas 70 tahun ada 7 orang.
"Berdasarkan usia, sampai saat ini, pasien gagal ginjal kronis masih didominasi pasien dengan usia di atas 45 tahun. Tapi, sekarang, ada tren usia pasien kasus gagal ginjal semakin muda," ujarnya.
Christine menjelaskan, penyakit gagal ginjal terbagi menjadi dua, yaitu gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronis.
Gagal ginjal akut penyebabnya mendadak, dan begitu diterapi, sering kali kondisi pasien sudah sehat kembali.
Tetapi, kalau gagal ginjal kronis yang stadiumnya sudah tinggi, cara penanganannya harus melakukan cuci darah atau hemodialisis secara rutin terus menerus seumur hidupnya.
"Gagal ginjal kronis ini karena fungsi ginjal yang menurun drastis, sehingga harus dibantu dengan alat yang namanya hemodialisis (HD). Alat HD fungsinya melakukan pembilasan atau pencucian darah. Fungsinya sama dengan ginjal," katanya.
Karena, kata Christine, gagal ginjal kronis membuat fungsi ginjal sudah tidak normal.
Fungsi ginjal yang harusnya mengeluarkan atau menyaring zat-zat racun untuk tubuh yang dikeluarkan melalui urine, tidak berfungsi.
Sehingga, zat-zat racun itu masuk kembali ke dalam tubuh dan menimbulkan efek luar biasa pada tubuh.
"Untuk pemicu munculnya gagal ginjal kronis macam-macam, paling utama soal pola hidup, ketidakseimbangan antara istirahat, bekerja olahraga dan makan minum yang masuk ke dalam tubuh," ujarnya.
Menurutnya, pada kebanyakan kasus gagal ginjal kronis di usia remaja karena sering minum-minuman yang banyak memakai bahan pemanis, pengawet, perasa dan penyedap.
Sering minum minuman yang banyak mengandung bahan pemanis, pengawet, perasa dan penyedap membuat ginjal bekerja keras.
Selain itu, juga sering pada usia remaja atau orang muda minum minuman berenergi untuk menambah stamina atau untuk meningkatkan tubuh supaya kuat melakukan kegiatan atau pekerjaan berat.
Pola hidup seperti itu juga tidak baik untuk kesehatan ginjal, karena tubuh dipaksa untuk terus menerus berjaga atau terus menerus bekerja.
Tidak hanya untuk ginjal, pola hidup seperti itu juga tidak baik untuk jantung.
"Ini bukan dalam arti mereka minum (minuman berenergi) hari ini sekali atau tiga empat hari sekali, tidak begitu. Ini yang mereka tiap hari minum sering banget, berlebihan, terus menerus," ujarnya.
Untuk itu, Christine menyarankan masyarakat terutama orang usia muda membenahi pola makan dan pola hidup.
Dia menambahkan, minuman paling bagus untuk tubuh adalah air putih dua liter per hari, dan harus rutin olahraga.
"Di luar itu, kalau ada tambahan (minuman) mungkin kopi, teh maupun minuman berenergi ya secukupnya saja, sekali-sekali saja, jangan terus menerus dalam jumlah berlebihan," katanya.
Dokter Ruang Instalasi Hemodialisis RSUD Ngudi Waluyo Blitar, dr Fajar Hadi Wijayanto, SpPD mengatakan, pemicu penyakit ginjal kronis paling banyak pertama dari hipertensi, kedua dari diabetes, ketiga dari penyakit autoimun dan keempat dari penyumbatan dari ginjal ke saluran kencing.
"Penyakit autoimun itu penyakit seperti sel kekebalan tubuh yang harusnya menyerang penyakit yang masuk ke tubuh, tapi karena ada gangguan sistem akhirnya menyerang tubuh sendiri. Misalnya, penyakit lupus. Itu yang banyak menyerang usia muda. Penyakit autoimun memang bisa memicu gagal ginjal tapi butuh pemeriksaan lebih lanjut," katanya.
Menurutnya, ada lima stadium penyakit gagal ginjal kronis.
Biasanya, gagal ginjal kronis stadium satu sampai empat masih bisa ditangani pakai obat. Tapi, kalau sudah masuk stadium lima harus ditangani dengan terapi cuci darah.
Dikatakannya, berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesda) pada 2018 menyebutkan kejadian gagal kronis di Indonesia sekitar 0,38 persen dari jumlah total penduduk.
Kalau jumlah penduduk Kabupaten Blitar sebanyak 1,3 juta orang berarti 0,38 persennya sekitar 52.000 orang.
"Itu berdasarkan statistik. Mungkin, selama ini tidak terdiagnosa. Karena penyakit gagal ginjal kronis awal-awal tidak kelihatan gejala. Kan ada stadium mulai satu sampai lima. Sebenarnya, sesuai statistik masih banyak penyakit gagal ginjal kronis, tapi masih sedikit yang terdiagnosa," ujarnya.
"Terus kaitannya dengan BPJS Kesehatan juga, sebelum dicover BPJS, pasien yang kurang mampu tidak berobat. Sekarang dicover BPJS banyak yang berobat. Sebenarnya, prevalensinya banyak tapi belum terdeteksi," lanjutnya.
gagal ginjal kronis
Blitar
pola hidup
Christine Indarwati
RSUD Ngudi Waluyo
TribunJatim.com
berita Kabupaten Blitar terkini
Tribun Jatim
berita Jatim terkini
Korban Terakhir yang Tertimbun Tebing Longsor di Blitar Ditemukan, Tim Evakuasi Tinggalkan Lokasi |
![]() |
---|
Tren Pengunjung Naik, Pengelola Kebun Teh Sirah Kencong Blitar Ingin Tambah Spot Wisata |
![]() |
---|
Awal Tahun 2025, Kasus PMK di Kabupaten Blitar Meningkat, Tembus 315 Kasus, 30 Ekor Sapi Mati |
![]() |
---|
133 Orang Meninggal Akibat Kecelakaan Lalu Lintas di Blitar Sepanjang Tahun 2024 |
![]() |
---|
Kasus PMK di Blitar Kembali Meningkat, Ada 180 Kasus di Bulan Desember 2024 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.