Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Nasib Wanita di Tangerang Sering Tahan Marah, Pembuluh Darah Otak Pecah, Stres Tak Tersalurkan

Seorang wanita menderita hipertensi karena disebut selalu memendam marah. Hal ini akhirnya membuat tekanan darahnya naik.

SHUTTERSTOCK via KOMPAS.com
Ilustrasi stres. Seorang wanita menderita hipertensi karena disebut selalu memendam marah. Hal ini akhirnya membuat tekanan darahnya naik. 

Sang ibu diketahui memiliki tekanan darah lebih dari 200 mmHg.

Padahal, seseorang disebut menderita hipertensi tingkat 2 atau tingkatan hipertensi terparah jika tekanan sistolik (TDS)-nya lebih dari 160 mmHg dan tekanan diastolik (TDD) lebih dari 100 mmHg.

"Dari hasil CT scan tersebut, memang terlihat ada darah yang menyelimuti otak (ibu). Darah tersebut harus dikeluarkan kurang dari 10 jam. Kalau lewat dari 10 jam, takut darah tersebut merusak fungsi otak yang lain," tutur Elivia.

Sang ibu kemudian menjalani operasi pengangkatan darah dari otak.

Dia berada di ruang intensive care unit (ICU) selama dua minggu sebelum diizinkan pulang.

Ilustrasi pembuluh darah di otak.
Ilustrasi pembuluh darah di otak. (iStockPhoto via Kompas.com)

Masalah kesehatan akibat stres

Menurut penjelasan dokter, ibunya disebut mengalami stres dan tidak tersalurkan.

"Dokter bilang ini karena terlalu banyak pikiran. Orang hipertensi tidak boleh banyak pikiran, apalagi sampai stres," tambah dia.

Dia menjelaskan, penderita hipertensi yang mengalami stres dan kerap memendam rasa marah akan membuat tekanan darahnya naik.

"Karena kalau udah stres, tekanan darah pasti naik. Ini juga salah satu penyebab ibu saya lama di ICU sekitar dua minggu lebih. Tensinya selalu tinggi bahkan sampai 230 mmHg." ungkapnya.

Elivia menambahkan, ibunya saat ini terkena stroke ringan dan anggota tubuh bagian kirinya lumpuh, meski telah menjalani pengangkatan darah di otak.

Menurutnya, kondisi tersebut terjadi karena otaknya terpapar dengan darah dari pembuluh yang pecah.

"Saat ini masih rawat jalan, di rumah masih pakai selang kateter dan selang makan, dan tiap minggu harus fisioterapi untuk tubuh bagian kiri," 

Baca juga: Nasib 739 Ketua RT Kerja Sukarela 6 Bulan, Insentif Rp 3,32 M Tak Jelas Dimana, Pemkot: Menghindari

Penjelasan dokter

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di RS Universitas Sebelas Maret (RS UNS) Surakarta, Habibie Arifianto membenarkan, menahan marah dan stres dapat menyebabkan pembuluh darah pecah.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved