Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pilgub Jatim 2024

Pasangan Marzuki-Risma Disebut Bisa Jadi Lawan Potensial Khofifah-Emil di Pilgub Jatim 2024

Pasangan Marzuki-Risma jadi lawan potensial sang petahana Khofifah-Emil Dardak di Pilgub Jatim 2024. Jadi preseden buruk jika diikuti calon tunggal.

|
Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Dwi Prastika
TribunJatim.com/Yusron Naufal Putra
Direktur Indopol Survey and Consulting, Fauzin, saat berbincang dalam podcast Tribun Jatim Network yang dipandu oleh Mujib Anwar, Penanggung Jawab TribunJatim.com, Senin (8/7/2024). 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Yusron Naufal Putra

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Sejumlah pihak tetap meyakini kontestasi Pilgub Jatim 2024 tidak akan menampilkan pasangan calon tunggal alias pertarungan melawan kotak kosong.

Partai politikpun didorong agar berani memunculkan opsi calon di luar pasangan petahana Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak yang hampir pasti kembali masuk gelanggang pilgub. 

Sebagai informasi, peta politik Pilgub Jatim 2024 saat ini baru muncul Khofifah-Emil yang telah resmi diusung oleh Gerindra, Golkar, Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Solidaritas Indonesia  (PSI), serta didukung oleh Perindo.

Sementara masih ada lima parpol parlemen DPRD Jatim yang belum menentukan sikap resmi, yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), PDI Perjuangan, NasDem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) hingga Partai Persatuan Pembangunan (PPP). 

Direktur Indopol Survey and Consulting, Fauzin menganalisa, jika dilihat dari konfigurasi politik Jawa Timur, memang sangat memungkinkan untuk munculnya calon penantang.

Apalagi, dua partai pemilik kursi besar di DPRD Jatim yakni PKB dan PDIP belum juga menentukan sikap.

PKB berstatus sebagai pemenang Pileg di DPRD Jatim dengan 27 kursi. 

Adapun PDIP memiliki 21 kursi hasil Pemilu 2024.

"Kita berharap masyarakat diberikan opsi dalam demokrasi. Banyak pilihan justru semakin baik," kata Fauzin saat berbincang dalam podcast Mata Lokal Memilih di Studio Tribun Jatim Network yang dipandu oleh Mujib Anwar, Penanggung Jawab TribunJatim.com, Senin (8/7/2024). 

Menurutnya, Pilgub Jatim memang selalu menarik, karena segala dinamika politik yang mengiringi kontestasi selalu jadi pusat perhatian nasional.

Baca juga: Pilgub Jatim 2024, Wacana Koalisi PKB dan PDIP Makin Menguat, Siapa Sosok yang Diusung?

Sehingga, dengan pertarungan melawan kotak kosong, maka hanya akan menjadi preseden buruk demokrasi lima tahunan di Jawa Timur.

Dalam kacamata ini, parpol harus memberikan banyak opsi kepada masyarakat. 

Fauzin menjelaskan, terkait Pilgub Jatim 2024, Indopol Survey and Consulting sudah beberapa kali menggelar jajak pendapat publik.

Setidaknya dua kali yakni pada kurun Maret 2023 dan Juli 2023.

Dari dua kali survei itu, Fauzin menjelaskan nama Khofifah Indar Parawansa sebagai kandidat calon gubernur memang unggul. 

Meski dengan jarak angka elektabilitas yang relatif jauh, pesaing terdekat Khofifah dalam survei tersebut adalah Tri Rismaharini atau Risma yang merupakan Menteri Sosial dan mantan Wali Kota Surabaya dua periode.

Menurut Fauzin. hal itu wajar sebab Risma belum melakukan gerakan politik.

"Sehingga, kalau ditanya siapa penantang terkuatnya, berdasarkan beberapa survei kami, Bu Risma menjadi salah satunya" terang Fauzin. 

Di luar nama Risma, Fauzin juga menilai KH Marzuki Mustamar, mantan Ketua PWNU Jatim layak untuk maju sebagai kandidat penantang sebagaimana wacana yang belakangan dimunculkan oleh PKB.

Meskipun belum memotret elektabilitas Kiai Marzuki, namun Fauzin menyebut kriteria ulama atau tokoh masyarakat cukup banyak dipilih oleh responden dalam berbagai survei sebelumnya.

"Sehingga, di antara banyak tokoh Kiai Marzuki layak diwacanakan," ungkapnya. 

Fauzin menjelaskan, langkah politik PKB dan PDIP ke depan akan menentukan potensi pertarungan pilgub apakah hanya akan menampilkan pertarungan kotak kosong. Dengan sikap kedua partai ini, maka bisa menarik parpol lain yang belum menentukan pilihan seperti NasDem dan PKS atau bahkan PPP.

"Sehingga, kunci utama penantang salah satunya akan ditentukan oleh langkah politik PKB dan PDIP," ujarnya.

Sementara itu, Surokim Abdussalam, pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura menyebut, langkah PKB dan PDIP di sisa 1,5 bulan masa pendaftaran calon ini menarik ditunggu.

Di waktu yang tersisa ini, komunikasi dan penjajakan politik pasti akan semakin gencar dilakukan parpol.

"Apakah petahana akan melawan kotak kosong atau ada lawan. Menurut saya sangat bergantung pada PKB dan PDIP," ujarnya dikonfirmasi terpisah. 

Dalam kacamata Surokim, jika dilihat dari potret politik saat ini, PKB hampir pasti akan maju sebagai kubu penantang.

Sebab, PKB nyaris sulit untuk bergabung dengan koalisi Khofifah-Emil.

Sementara PDIP dinilai masih menimbang berbagai hal, utamanya dalam opsi memberangkatkan kader internal.

Jika nantinya PKB dan PDIP berada dalam satu kubu, maka salah satu opsi yang bisa diambil adalah memasangkan Kiai Marzuki-Risma. 

Pasangan ini dinilai potensial untuk pesaing sepadan petahana.

"Harus diakui petahana cukup kuat saat ini, sehingga memang memancing partai lain untuk bergabung sangat tinggi. Sekali lagi peluang mendapatkan lawan akan sangat bergantung kepada PKB dan PDIP," ungkap Surokim yang juga peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC) tersebut. 

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved