Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Malang

Melestarikan Budaya Tradisional di Sanggar Murtitomo Malang Melalui Dukungan PT Ekamas Fortuna

Sudah menjadi sebuah keharusan bagi sebuah perusahaan dalam mendukung karya anak bangsa.

Penulis: Rifki Edgar | Editor: Samsul Arifin
istimewa
Pendiri Sanggar Murtitomo Wahid (kanan) saat mengajari anak-anak menari di sanggar miliknya yang terletak di Kepanjen kabupaten Malang. 

Melalui pelatihan ini, anak-anak tidak hanya mendapatkan keterampilan baru, tetapi juga harapan dan kesempatan untuk masa depan yang lebih cerah.

Wahid juga mengajarkan seni tari kepada anak-anak dan pemuda di sanggar. 

"Dengan mengajarkan seni tari, saya berharap mereka bisa lebih mencintai dan menghargai budaya kita," ujar Wahid. 

Sanggar Murtitomo mendapatkan dukungan  dari PT Ekamas Fortuna, unit usaha APP Group yang berlokasi di Kabupaten Malang.

"Dengan bantuan CSR dari PT Ekamas Fortuna, kami dapat membangun sanggar ini dan memberikan fasilitas yang memadai bagi anak-anak untuk berkarya," jelas Wahid. 

Yohanes Repelitanto, Head of General Services PT Ekamas Fortuna mengatakan, dukungan ini sejalan dengan komitmen untuk berkontribusi positif bagi komunitas lokal.

"Kami melihat semangat Wahid dalam mengembangkan seni budaya Malang, baik berupa topeng maupun tari, dan kami ingin menjadi bagian dari perjalanan inspiratif ini," kata Yohanes.

Selain bantuan dalam bentuk fasilitas, PT Ekamas Fortuna juga kerap kali melibatkan Sanggar Murtitomo untuk tampil di berbagai acara tingkat Kabupaten ataupun sejenisnya.

"Dengan mengundang mereka, kami berharap dapat lebih memperkenalkan dan mengapresiasi seni budaya lokal kepada masyarakat yang lebih luas," tambah Yohanes.

Sanggar Murtitomo memproduksi berbagai produk seni dengan harga bervariasi, dari topeng seharga Rp 250.000 hingga barongan seharga Rp 2 juta.

Wahid memastikan anak-anak di sanggar mendapatkan keterampilan yang beragam dan terus berkembang. 

Sanggar Murtitomo juga memanfaatkan sumber daya lokal dan limbah untuk bahan baku, seperti kayu sengon dan kayu dadap cangkering. 

"Pendekatan ini mendukung keberlanjutan lingkungan dan memberdayakan komunitas lokal," kata Wahid.

Wahid memiliki visi besar untuk Sanggar Murtitomo. 

Dia berharap dapat mendirikan lembaga pendidikan formal untuk anak-anak seniman agar mereka mendapatkan pendidikan yang layak. 

"Banyak anak-anak seniman yang pendidikannya terbengkalai. Kami berharap bisa mendirikan lembaga pendidikan formal untuk mereka," tandasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved