Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Nasib Bocah Sering Makan Ayam Goreng Tiap Hari Sepulang Sekolah, Pilu Harus Cuci Darah Seumur Hidup

Nasib anak harus rutin cuci darah tanpa batas waktu di usianya yang masih 12 tahun. Penyebab ia harus cuci darah karena sering makan ayam goreng.

|
SHUTTERSTOCK via Kompas.com
Ilustrasi ayam goreng tepung. Nasib anak harus rutin cuci darah tanpa batas waktu di usianya yang masih 12 tahun. Penyebab ia harus cuci darah karena sering makan ayam goreng. 

TRIBUNJATIM.COM - Nasib anak harus rutin cuci darah tanpa batas waktu di usianya yang masih 12 tahun.

Penyebab ia harus cuci darah karena diduga sering makan ayam goreng.

Dilansir dari World of Buzz, Selasa (11/6/2024), anak asal Taiwan yang tidak disebutkan namanya itu selalu menghabiskan uang saku untuk membeli ayam goreng sepulang sekolah.

Konsumsi ayam goreng sepulang sekolah tersebut dilakukan hampir setiap hari.

Bahkan, dalam setahun, dia dilaporkan mengonsumsi lebih dari 200 potong ayam goreng.

Sayangnya, kebiasaan makan makanan ini mendatangkan efek samping tidak terduga pada organ ginjalnya.

Baca juga: Main Sendirian di Rumah, Bocah di Madura Tiba-tiba Menangis, Terkuak Kelakuan Nakal Tetangga

Sesuai namanya, ayam goreng atau fried chicken merupakan olahan potongan daging ayam bertepung yang digoreng dalam minyak panas.

Meski memiliki rasa sedap dan menjadi hidangan favorit sejumlah orang, makan terlalu banyak ternyata tidak begitu baik bagi tubuh.

Diberitakan Oriental Daily, Senin (10/6/2024), dikutip dari Kompas.com, spesialis nefrologi sekaligus dokter yang menangani anak tersebut, Hong Yong Xiang mengatakan, pasiennya mengalami glomerulonefritis kronis.

Glomerulonefritis kronis merupakan suatu peradangan dalam jangka panjang di bagian penyaring darah kecil pada ginjal yang disebut glomerulus.

Dengan cepat fungsi ginjal si anak memburuk akibat terlalu sering makan ayam goreng tinggi minyak dan garam.

Imbasnya, anak berusia 12 tahun itu harus memulai prosedur cuci darah di usia sangat muda hingga jangka waktu yang belum ditentukan.

Ilustrasi bocah.
Ilustrasi bocah. (Istimewa)

Ayam goreng sarat kalori dan karsinogenik

Hong Yong Xiang mengungkapkan, ayam goreng yang terendam seluruhnya dalam lemak dan minyak sarat kalori dan dapat memicu beragam masalah kesehatan.

Terlebih, apabila daging ayam diolah menggunakan minyak daur ulang atau minyak yang telah digunakan berkali-kali.

"Hidrokarbon aromatik polisiklik, amina isosiklik, akrilamida, dan logam berat, merupakan zat-zat yang dapat menimbulkan ancaman serius terhadap kesehatan, terutama ginjal," kata Hong.

Dia memperingatkan, zat karsinogen tersebut tidak hanya merusak fungsi ginjal, tetapi juga berpotensi menyebabkan masalah kesehatan lain.

Oleh karena itu, Hong pun mengimbau masyarakat agar sebisa mungkin menghindari jenis makanan tersebut.

"Kesehatan ginjal sangatlah penting dan makanan yang mengandung banyak lemak, gula, garam, dan kalori, khususnya makanan olahan, logam berat, dan bahan pembuat plastik harus dihindari dalam kehidupan sehari-hari," tuturnya.

Baca juga: Syok Tunangan Selingkuh Sama Ibu Sampai Ada Anak, Wanita Depresi, Bocah 3 Tahun Dikira Adik Kandung

Kapan cuci darah dihentikan?

Di sisi lain, sebagian orang beranggapan sekali menjalani prosedur cuci darah, maka harus terus-menerus melaksanakan cuci darah.

Namun, anggapan ini tidak sepenuhnya benar lantaran prosedur cuci darah dapat dihentikan apabila ginjal tidak lagi mengalami kerusakan dan mampu kembali bekerja dengan baik.

Kendati demikian, hal tersebut tidak berlaku bagi pasien gagal ginjal kronis.

Sebab, kerusakan yang terjadi pada pasien gagal ginjal kronis sangat jarang dapat sembuh sepenuhnya.

Dikutip dari laman National Kidney Foundation, cuci darah bukan merupakan hukuman mati bagi pasien gagal ginjal.

Justru, prosedur ini membantu pasien gagal ginjal untuk menjalani hidup dan merasa lebih baik dibanding sebelumnya.

Prosedur cuci darah pun hanya terasa sakit dan tidak nyaman saat jarum masuk.

Sementara selama perawatan, umumnya tidak akan menimbulkan rasa sakit.

Namun, beberapa pasien mungkin mengalami penurunan tekanan darah yang menyebabkan mual, muntah, sakit kepala, atau kram.

Kondisi tersebut dapat diatasi dengan mengikuti diet ginjal dan pembatasan cairan secara tertib.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved