Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Digaji Rp 2 Juta, Guru Muhidin Ngarit usai Ngajar Demi Hidupi Anak, Kini Bangga Sang Putri Masuk UGM

Inilah cerita guru bernama Muhidin (59) yang ngarit setelah mengajar. Muhidin baru-baru ini dibuat bangga karena anak mendapatkan beasiswa dari UGM

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
Dok UGM
Digaji Rp 2 Juta, Guru Muhidin Ngarit usai Ngajar Demi Hidupi Anak, Kini Bangga Sang Putri Masuk UGM 

Ia menjadi sosok yang memantik semangat sang anak untuk mengejar pendidikan setinggi-tingginya.

Muhidin tidak pernah memaksa Gigih untuk menjadi juara kelas, yang terpenting baginya ialah rajin belajar dan memiliki karakter yang baik.

“Saya sebagai orangtua selalu memberikan motivasi, apa pun pandangan atau pendapatnya tidak pernah saya bantah. Kalau cita-cita Gigih baik bagi hidupnya di dunia dan akhirat, saya berdoa semoga Tuhan mengabulkan. Kalau kuliah di UGM baik untuk hidup Gigih ke depan, keluarga tentu mendukung,” ucap Muhidin.

Baca juga: Meski Beda Usia 14 Tahun, Siswa SMA Kejar Cinta Bu Guru, Sengaja Remidi & Datang Terlambat

Bagi Muhidin tidak mudah menjalani peran sebagai ayah sekaligus ibu setelah istrinya, Purnawati, meninggal dunia.

Tentu saja kepergian istrinya itu menjadi ujian berat tidak hanya baginya, tapi keempat anaknya.

Mulanya, ia mengaku kesulitan ketika harus menyesuaikan diri dengan tanggung jawab ganda ini, apalagi perkembangan anak bungsunya agak terhambat.

Dulu, kata Muhidin, mendiang istrinyalah yang biasanya mengurus toko alat rumah tangga yang ada di depan rumah mereka. Penghasilan dari toko digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Namun, karena tak ada lagi yang semahir sang istri dalam berdagang, toko tersebut kini tidak ada yang mengurusi.

Tak pernah lagi Muhidin mengisi barang-barang untuk dijual di toko.

Sehari-hari Muhidin berprofesi sebagai guru honorer.

Lulusan Pertanian Universitas Mataram tahun 1990 ini mengaku tak langsung mendapatkan pekerjaan setelah wisuda.

Untungnya, dua tahun berselang, temannya pun menawarkan posisi guru matematika di MAS NW Korleko.

Semenjak itu Muhidin pun mengabdikan diri sebagai pahlwan tanpa tanda jasa.

“Pernah juga saya ikut teman jadi TKI di Malaysia, tetapi hanya setahun. Selepas itu, saya kembali lagi jadi guru,” kenangnya.

Lebih dari 30 tahun Muhidin mengajar, berbagai karakter anak telah ia temui.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved