Berita Viral
3 Anak Lansia Tewas Membusuk Malah Tanya Nasib Rumah Ketimbang Minta Maaf, Pak RT Geram, Bakal Dibui
Bukannya minta maaf, tiga anak lansia yang tewas membusuk di rumah justru menanyakan nasib rumah kedua orang tuanya itu tanpa minta maaf dahulu.
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Tiga anak lansia yang viral tewas membusuk di rumah karena tak pernah dijenguk itu malah menunjukkan sikap sebaliknya.
Setelah disoroti karena kematian ibu dan ayahnya di rumah dengan keadaan membusuk, tiga anak lansia ini malah tak minta maaf.
Bukannya minta maaf, anak Hans Tomasoa (83) dan Rita Tomasoa (73) pasutri lansia yang tewas membusuk di Bogor malah tanyai soal rumah.
Adapun anak Hans dan Rita Tomasoa pasutri lansia tewas membusuk dalam kamar membuat pak RT geram.
Akibat pertanyaan dan permintaan tersebut, Pak RT langsung menindak tegas dan memberikan jawaban tegas kepada mereka.
Pasalnya, bukannya menjelaskan dan minta maaf karena tak pernah berkunjung ke rumah orangtuanya Hans dan Rita, anaknya kini tanyai rumah usai orangtuanya dikubur.
Seperti diketahui, ketiga anak opa Hans dan oma Rita selama mereka tinggal berdua disini sejak tahun 2017 disebut warga tak pernah datang berkunjung.
Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa hidup hanya berdua tanpa bantuan ketiga anaknya, yang dikabarkan tak pernah berkunjung.
Pengurus RT setempat, Jonathan Tobing (42) pun menolak mentah-mentah permintaan dari dua anak opa Hans dan oma Rita tersebut.
Baca juga: Alasan 3 Anak Pasangan Lansia Tewas Membusuk Jarang Jenguk Terungkap? Tetangga Hanya Bisa Elus Dada
"Saya yang ketemu itu anak pertama dan kedua tapi dia tidak menyampaikan apa-apa,
hanya menyampaikan keinginannya ingin ke rumah tapi saya bilang buat apalagi ke rumah? saya sudah sampaikan jujur kami pengurus kecewa terhadap kalian, kalo sekarang buat apalagi," ujarnya.
Terkait masalah rumah tersebut, Jonathan memintanya untuk mendatangi Polsek Jonggol guna memberikan keterangan kepada penyidik atas kejadian ini.
"Sekarang mending selesaikan urusan karna ini pesan dari polsek dari penyidik uruskan saja bereskan aja di kepolisian berikan keterangan," terangnya, seperti dikutip TribunJatim.com dari Tribun Bogor, Sabtu (20/7/2024).

Pasalnya, warga sudah mencoba menghubungi anak-anaknya sehari sebelum ditemukan tewas dikarenakan sudah hampir sepekan opa dan oma tidak terlihat.
"Malamnya kita kontak seluruh keluarganya yang ada di kita dan itu kita lakukan, anak kesatu dan kedua kita engga punya kontaknya, anak ketiga kita kontak tidak ada jawaban, sampai akhirnya kita terhubung kepada adik opa," jelasnya.
Setelah jasad keduanya ditemukan berbujur kaku di atas kasur hingga dievakuasi ke RSUD Cileungsi, anak-anaknya pun belum juga muncul batang hidungnya.
Hingga akhirnya pada saat proses pemakaman sedang berlangsung, anak bungsu dari Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa hadir di tengah suasana duka.
"Datang saat sedang proses pemakaman. Jadi peti jenazah itu udah turun ke liang tapi belum ditutup karena masih khutbah firman, proses itulah," terangnya.
Diketahui, kediaman mereka terletak di salah satu kluster perumahan di Desa Singajaya, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor.
Kondisi di dalam rumah keduanya tampak sepi. Tak terlihat keluarga ataupun aktivitas di dalamnya.
Baca juga: Tetangga Kecewa Anak Pasutri Lansia Tewas Membusuk Baru Muncul Sudah Minta 1 Hal: Selesaikan
Kelakuan tiga orang anak Opa Hans dan Oma Rita akhirnya menuai atensi dan belakangan banyak yang berharap ketiganya agar dipolisikan.
Tiga anak Opa Hans dan Oma Rita bakal dilaporkan ke polisi.
Mereka pun terancam hukuman penjara 3 tahun.
ketiga anaknya diketahui tinggal di Jakarta, Bandung, dan Bekasi.
Kini usai kematian orang tuanya, ketiga anak kandung dari Hans dan Rita terancam dipolisikan.
Baca juga: Dibakar Cemburu, Lansia di Situbondo Bakar Rumah Istri dan Mertuanya, Mobil dan 6 Motor Terbakar
pengacara yang juga Ketua Bidang Hukum dan HAM PB Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI), Gurun Arisastra menyebut akan mempolisikan ketiga anak Hans dan Rita.
"Saya meminta atensi kepada Kapolri serta Kapola Jawa Barat untuk memanggil, memeriksa dan memproses hukum anak kandung yang diduga telah menelantarkan orang tuanya yang lansia hingga meninggal," kata Gurun saat dihubungi, Jumat (19/7/2024)
Rencananya, Gurun akan membuat laporan resmi ke Polres Bogor pada Senin (22/7/2024) pekan depan.
Menurut Gurun, tindakan penelantaran yang dilakukan ketiga anak korban melanggar Pasal 49 UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dengan hukuman pidana tiga tahun dan denda belasan juta.
"Harusnya orangtua ini kan dirawat oleh anaknya tetapi ini justru ditelantarkan hingga akhirnya meninggal dunia," kata advokat dari Law Firm Gurun Arisastra & Partners ini.
Selain itu, ia berharap dengan adanya proses hukum bisa berdampak agar tak ada lagi anak-anak yang tega menelantarkan orang tuanya semacam ini.
"Alasan sosiologisnya supaya ini jadi pembekajaran penting dan aturan hukum kepada anak-anak maupun lingkup rumah tangga bahwa tidak boleh menelantarkan keluarganya karena ini jelas sangat tidak manusiawi," ujar Gurun.
Alasan anak Opa Hans jarang berkunjung terbongkar.
Si bungsu kuak hubungan keluarganya ada masalah.
Anak Hans Tomasoa rupanya sempat curhat ke Ketua RT setelah kedua orangtuanya meninggal dunia.
Anak bungsu oma opa meninggal di Jonggol itu mengurai alasan kenapa dirinya tak pernah menjenguk Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa.
Rupanya, ia mengaku kalau hubungannya dengan Opa Hans dan Oma Rita sedang tidak harmonis.
Ketua RT mengatakan, sejak Hans Tomasoa dan istrinya tinggal di wilayahnya, dirinya tidak pernah bertemu dengan anak-anak mereka.
Hans Tomasoa (83) dan Rita Tomasoa (79) tinggal di Perumahan Citra Indah Bukit Raflesia, Desa Singajaya, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor.
"Oma opa punya tiga putra, kalau yang pernah ketemu sama saya langsung mohon maaf sampai kejadian ini belum ada," kata Ketua RT dikutip dari Intens Investigasi via TribunnewsBogor.com, Jumat (19/7/2024)
Saat oma opa meningga, Ketua RT baru pertama kali bertemu dengan anak Hans Tomasoa.
"Jadi saya untuk pertama kalinya bertemu dengan anak bungsu opa oma ini setelah opa dan oma disemayamkan," kata dia.
Sementara saat anak pertama dan kedua datang ke wilayahnya pascakematian oma opa, kebetulan tidak sempat bertemu dengan Ketua RT.
Kepada Ketua RT, anak bungsu mengaku ada masalah keluarga di antara mereka.
"Dari penyampaian anak bungsu opa dan oma, dia menyampaikan bahwa ada ketidakharmonisan di dalam hubungan mereka," tuturnya.
Namun ia menghargai privasi keluarga Opa Hans dengan tidak menanyakan masalahnya.
"Itu menjadi ranah privasi mereka, saya hanya mengetahui mungkin mereka sedang tidak dalam hubungan yang baik," kata dia.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
suami istri lansia tewas membusuk di rumah
anak bungsu Oma dan Opa yang tewas membusuk
Hans Tomasoa
Rita Tomasoa
Polsek Jonggol
berita viral
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Habiskan Rp 229 Juta, Warga Tak Terima Lapangan Desa Cuma Diurug Tanah Empang: Uangnya Kemana? |
![]() |
---|
Nasib Zabidi, Pria yang Ngaku Orang Dekat Presiden, Kini Istri Minta Polisi Bebaskan Suaminya |
![]() |
---|
Akhir Kasus Siswa SMA Aniaya Wakil Kepsek di Depan Ayah Polisi, Kini Karir Si Polisi Sedang Disoroti |
![]() |
---|
Akhir Polemik Pencopotan Kepsek Diduga Tegur Anak Wali Kota, Arlan Beri Hadiah Sepeda Listrik |
![]() |
---|
Alasan Dede Sunandar Ratapi Nasib Kepergok Selingkuh dengan LC, Perlakuan Istri di Rumah Diungkap |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.