Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Habiskan Rp 229 Juta, Warga Tak Terima Lapangan Desa Cuma Diurug Tanah Empang: Uangnya Kemana?

Anggaran mencapai Rp 229 juta, warga tak terima melihat lapangan desa hanyalah diurug tanah empang dan masih tampak becek.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Tribunnews.com Jabar
KEMANA UANGNYA? - Potret lapangan sepak bola di Desa Bungko, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon yang telah dilakukan perbaikan dengan anggaran Rp 229,6 juta. Warga merasa tak terima dan protes dengan kondisi lapangan yang dirasa tak sesuai dengan standar. 

TRIBUNJATIM.COM - Mendambakan lapangan bagus dan dapat digunakan dengan baik, warga Desa Bungko, Kabupaten Cirebon malah dapat sebaliknya.

Akibat kondisi tersebut, warga banyak yang tak terima dan melayangkan protes.

Warga Desa Bungko, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon, melayangkan protes keras terhadap proyek perbaikan lapangan sepak bola yang menelan anggaran hingga Rp 229,6 juta. 

Anggaran tersebut seharusnya bisa terpakai dengan maksimal untuk menciptakan lapangan yang baik bagi warga.

Kini warga berbondong-bondong mempertanyakan kemana larinya uang yang harusnya menjadi hak mereka.

Warga Desa Bungko sebenarnya sudah lama mendambakan lapangan nyaman dan representatif.

Namun belakangan diketahui, lapangan tersebut justru diurug dengan tanah lumpur empang, bukan tanah liat merah seperti harapan masyarakat.

Sarua, salah seorang warga Bungko, mengaku kecewa berat karena hasil perbaikan jauh dari ekspektasi.

Menurutnya, lapangan malah berubah seperti sawah ketika musim hujan.

“Kami ingin memiliki lapangan sepak bola yang bagus dan nyaman untuk digunakan seperti desa lain."

"Tapi sayang, anggaran yang begitu besar hanya dipakai untuk urug tanah lumpur empang, bukan tanah liat merah,” ujar Sarua saat berbincang dengan media, Rabu (17/9/2025).

Baca juga: Antar Mahar dan Seserahan Pakai Mobil Anti Peluru, Pengantin Pria Bawa Rp 22 M untuk Calon Istri

Ia menambahkan, lapangan tersebut tidak bisa difungsikan maksimal karena kerap tergenang air.

“Kalau hujan, lapangan tidak bisa digunakan karena banjir, apalagi tidak ada saluran drainase."

"Lumpur becek seperti area sawah, lebih pantas ditanami padi."

"Padahal anggaran perbaikannya mencapai ratusan juta,” ucapnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved