Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Air Mata Istri Korban PHK yang Tewas saat Demo di Kantor Bupati, Nelangsa Elus Jenazah: Ayah Gimana

Aksi demo di kantor Bupati Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan pada Selasa (23/7/2024) memakan korban.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
Facebook Iskandar Zulkarnain via TribunSumsel
Air Mata Istri Korban PHK yang Tewas saat Demo di Kantor Bupati, Nelangsa Elus Jenazah: Ayah Gimana 

TRIBUNJATIM.COM - Aksi demo di kantor Bupati Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan pada Selasa (23/7/2024) memakan korban.

Peserta demo yang merupakan para mantan satpam mendatangi Pemkab Muba hendak mengadukan nasib mereka yang mengalami pemutusan kerja oleh PT Pinago.

Seorang peserta yang juga merupakan korban PHK tewas dalam demo tersebut.

Korban diketahui bernama Sanuk Purwanto (42), warga Muara Enim.

Di tengah aksi demo berlangsung, Sanuk tiba-tiba terjatuh dan langsung dilarikan ke rumah sakit oleh rekan-rekannya. 

Akan tetapi upaya pertolongan terhadap Sanuk tak berhasil dan ia dinyatakan meninggal dunia. 

Dilihat dari postingan Facebook Iskandar Zulkarnain, Rabu (25/7/2024), istri Sanuk begitu terpukul dengan kepergian sang suami untuk selama-lamanya secara mendadak.

Sambil menggendong anaknya yang masih kecil, wanita tersebut menangis tersedu sambil menciumi jenazah suaminya yang sudah terbujur kaku.

Terdengar pula suara tangisan anaknya yang sedang ia gendong. 

"Oh ayah, cak mano ini yah (oh ayah, gimana ini yah)," ujar wanita tersebut seraya menangis dan mengelus kepala jenazah suaminya, melansir dari TribunSumsel.

Baca juga: Wakil Bupati Trenggalek Temui Warga Kecamatan Pule Demo Jalan Rusak, akan Diperbaiki Pekan Ini

Ia didampingi sejumlah orang di rumah sakit.

Wanita tersebut kemudian meminta seorang bocah laki-laki berusia sekitar 8 tahun yang berdiri di sampingnya untuk juga mencium jenazah Sanuk.

"Kak, cium lah kak, ini kak," ujarnya yang kemudian dituruti oleh bocah tersebut.

Di tengah kesedihannya, wanita ini juga meluapkan rasa amarahnya sebab sang suami meninggal secara mendadak.

"Puas kamu Pinago, ini sudah ada korban," ujarnya dengan nada emosi menangis tersedu sembari kembali mencium jenazah suaminya. 

Baca juga: Puluhan Aktivis Lamongan Ngluruk ke Gedung DPRD, Beber 4 Tuntutan ini, Ancam Akan Demo Lagi

Sementara itu, Boni, Koordinator Lapangan Aksi tersebut mengatakan kedatangan eks satpam PT Pinago ke Pemkab Muba ini untuk mengadukan nasib sejumlah karyawan yang dilakukan pemutusan hubungan kerja. 

"Aksi damai yang kita lakukan ini sebagai wujud peran serta masyarakat dalam fungsi pengawasan pelaksanaan pembangunan dan penyelenggaraan serta undang-undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum. Oleh karena itu, 20 eks satpam bersama rekan-rekan mengadukan nasik eks satpam PT Pinago,"kata Boni. 

Lanjutnya, selain itu pihaknya menyampikan sejumlah tuntutan seperti meminta kepada Kapolres Muba untuk memanggil oknum-oknum brimob yang berada di PT Pinago di karnakan sudah mengintimdasi karyawan pengaman (SATPAM ) PT Pinago.

"Meminta kapolres melakukan mediasi dari karena wilayah tersebut masuk wilayah hukum Polres Muba. Kemudian memudian Pj Bupati Muba menyelesaikan persengketahan karyawan PT Pinago Utama TBK,"ungkpanya.

Disinggung mengenai aksi damai yang dilakukan sehingga menyebabkan satu korban meninggal dunia akibat kelelehan dibernarkan oleh pihaknya.

Salah satu peserta aksi tersebut merupakan salah satu eks karyawan yang memperjuangkan nasibnya.

"Korban yang meninggal dunia atas nama Sanuk Purwanto (42) warga Muara Enim. Korban ini kelelahan ketika mengikuti aksi, korban sehari-hari menyewa kontrakan di Babat Toman. Korban setelah ini dibawa ke rumah duka di Kabupaten Muara Enim," jelasnya. 

Berita Demo Terbaru

Puluhan aktivis yang tergabung dalam Aktivis Lamongan menggelar demo di depan gedung DPRD Lamongan Jalan Basuki Rahmat menyoal bantuan sosial makanan untuk lansia di Lamongan, Senin (15/7/2024).

Para aktivis bergerak seperti demo umumnya dengan membentangkan kain rentang dengan beragam tuntutannya.

Koordinator aksi, Sumantri dalam orasinya mendesak DPRD untuk meminta Dinas Sosial Lamongan agar segera merevisi ulang pembentukan Pokmas bansos makanan lansia tunggal dan disabilitas.

Selain itu, menuntut agar bantuan makan lansia tunggal dan disabilitas diberikan dengan standar ahli gizi dinkes. 

DPR juga perlu menanyakan pada Dinsos dugaan adanya pemotongan anggaran bansos lansia tunggal dan disabilitas senilai Rp 3.000 per jatah makanan.

"Dinsos harus memverifikasi data penerima bantuan agar tepat sasaran," katanya.

Sumantri menandaskan, pergerakannya tidak terikat dengan suatu kepentingan. Namun semata menyuarakan kepentingan masyarakat Lamongan yang tumbuh dari dalam hati.

"Bukan atas perintah siapapun," tandasnya.

Dikatakan, jika dalam sepekan DPRD tidak merespon tuntutan para aktivis. Maka pihaknya akan menggelar demo dengan jumlah massa lebih besar lagi.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Lamongan, Khusnul Aqib yang menemui pendemo memastikan pihaknya akan melanjutkan apa yang menjadi tuntutan para aktivis.

Termasuk dilanjutkan kepada dinas yang menjandi tuntutan para pendemo. Sebab, masih kata Aqib, itu sudah menjadi kewajiban dewan sebagai wakil rakyat.

"Saya yakin, kami akan melanjutkan tuntutan panjenengan semuanya," kata Aqib.

Usai mendapat jawaban singkat dari Khusnul Aqib, massa balik kanan dan membubarkan diri.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved