Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Info Sehat

Bukan Cuma Orang Dewasa, Anak-anak Bisa Kena Penyakit Ginjal, Respons RSCM Soal Fenomena Cuci Darah

Viralnya video terkait banyak anak yang melakukan tindakan cuci darah itu pun dibenarkan oleh pihak RSCM Jakarta.

Kompas.com
Ilustrasi fenomena anak-anak cuci darah, simak penjelasan dari pihak RSCM. 

TRIBUNJATIM.COM - Saat ini fenomena banyak anak-anak cuci darah menjadi atensi publik.

Pihak RSCM pun buka suara sol fenomena tersebut.

Dokter spesialis anak RSCM, dr Eka Laksmi Hidayati menyebut ada banyak faktor penyebab anak-anak terserang penyakit ginjal.

Artinya pula, tak sekadar dewasa, tetapi fenomena fakta juga bisa dialami oleh anak-anak.

Viralnya video terkait banyak anak yang melakukan tindakan cuci darah itu pun dibenarkan oleh pihak RSCM Jakarta.

Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) buka suara terkait fenomena banyaknya pasien anak-anak yang melakukan dialisis atau cuci darah.

Hal ini merespons viralnya video di media sosial mengenai banyak pasien anak-anak yang melakukan tindakan cuci darah di RSCM.

Baca juga: Bahaya Sering Minum Kopi untuk Wanita yang Mau Menikah, dr Boyke: Pengaruh ke Kesuburan, Sulit Hamil

Dokter spesialis anak RSCM, dr Eka Laksmi Hidayati pun membenarkan fenomena tersebut.

Dia menyebut, hal ini terjadi lantaran RSCM menjadi RS rujukan pasien ginjal dari seluruh Indonesia.

"Karena kami, RSCM memang rumah sakit rujukan."

"Kami mendapat rujukan dari luar Jakarta, bahkan dari luar pulau Jawa," kata dia seperti dilansir dari Tribunnews.com ( TribunJatim.com Network ), Jumat (26/7/2024).

Dia memaparkan, saat ini di RSCM melayani sekira 60 pasien anak-anak yang harus menjalani cuci darah secara rutin, dimana 30 anak di antaranya melakukan hemodialisa.

"Total ada sekira 60 pasien anak-anak."

"Itu jumlah yang cukup banyak untuk satu rumah sakit, apalagi mungkin tidak dijumpai di rumah sakit-rumah sakit lain," ungkap Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI ini.

dr Eka menyebut, penyakit ginjal pada anak yang sampai berat umumnya jarang terjadi.

Baca juga: 6 Arti Mimpi Sakit Menurut Buku Primbon Jawa: Sakit Parah, Sakit Panas, hingga Disakiti Orang Lain

Meski demikian, harapannya ada memeratakan dokter spesial ginjal anak dan fasilitas kesehatan ke rumah sakit provinsi di seluruh Indonesia.

"Jika orang melihat pasti wah kok banyak sekali."

"Karena orang-orang berpikir bahwa penyakit ginjal itu hanya pada orang dewasa."

"Berarti jawabannya tidak begitu, anak-anak juga bisa terkena penyakit ginjal."

"Jadi diharapkan minimal setiap provinsi bisa menyediakan layanan tersebut," urai dr Eka.

 Ada pun penyebab penyakit ginjal pada anak dan dewasa berbeda.

Pada anak, gangguan ginjal yang paling sering ditemui adalah adanya kelainan ginjal bawaan.

"Untuk balita memang yang sering adalah kelainan ginjal bawaan, yakni bentuk dan fungsinya yang tidak normal atau sindrom nefrotik kongenital," tuturnya.

Ilustrasi fenomena anak-anak cuci darah.
Ilustrasi fenomena anak-anak cuci darah. (Kompas.com)

Baca juga: 2 Kasus Anak Harus Cuci Darah, Usia 17 Tahun Alami Kompleksitas Penyakit, Alda Derita Gagal Ginjal

Anak Usia 17 Tahun di Kudus Cuci Darah

Direktur RSUD dr Loekmono Hadi Kudus, dr Abdul Hakam mengatakan, tahun ini ada anak yang harus menjalani cuci darah di RSUD dr Loekmono Hadi Kudus.

Anak tersebut sempat menjalani cuci darah pada Juni 2024, kemudian dirujuk ke RSUP dr Kariadi Semarang karena kompleksitas penyakit yang diidap anak tersebut.

“Anak itu sekarang berusia 17 tahun yang cuci darah di sini, karena komplain penyakitnya sangat kompleks ada jantung, paru-paru, dari dokter anak dirujuk ke RSUP dr Kariadi Semarang,” kata dokter spesialis anak ini kepada TribunJateng.com ( grup TribunJatim.com ), Senin (29/7/2024).

Terkait penyebab yang mengakibatkan anak tersebut harus cuci darah, dr Abdul Hakam secara pasti belum tahu jelas.

Sebab, penyakit yang diidap oleh anak tersebut sangat kompleks.

Bisa jadi itu penyakit yang sudah lama karena pengaruh kerusakan pada organ lain.

“Itu dari TBC (tuberkulosis) yang kemudian mempengaruhi jantung, kemudian dari jantung pengaruhi ginjal,” kata Abdul Hakam.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Berita Viral dan Berita Jatim lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved