Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Arti Mimpi

5 Arti Mimpi Melihat Mantan dengan Pacar Barunya, Benarkah Pertanda Hati Masih Sayang atau Rindu?

Berikut tersaji arti mimpi melihat mantan dengan pacar barunya. Benarkah pertanda belum move on dari masa lalu?

Editor: Hefty Suud
VideoBlocks
Ilustrasi arti mimpi melihat mantan dengan pacar barunya. Benarkah pertanda masih sayang? 

Sebuah studi mengenai tidur menunjukkan bahwa gelombang otak manusia hampir sama aktifnya selama siklus REM seperti saat ia bangun.

Para ahli percaya bahwa fase tidur REM dihasilkan oleh bagian batang otak, sedangkan otak depan yang akan menghasilkan mimpi.

ILUSTRASI mimpi saat sedang tidur lelap.
ILUSTRASI mimpi saat sedang tidur lelap. (Tribun Jogja)

Faktanya, jika batang otak terluka, seseorang dapat bermimpi meski tidak masuk ke fase tidur REM. Sebaliknya ketika otak depan mengalami cedera, seseorang bisa masuk fase tidur REM tetapi tidak bermimpi.

Dalam penelitian lain, diketahui bahwa mimpi lebih berasal dari imajinasi seseorang daripada persepsi atau pengalaman sensorik hidup yang dikumpulkan di otak depan.

Para ahli telah menemukan bahwa mimpi dapat menyertai kondisi kejiwaan seseorang.

Orang yang hidup dengan gangguan stres pascatrauma atau post-traumatic stress disorder (PTSD) lebih cenderung mengalami mimpi buruk.

Ini adalah manifestasi dari ketegangan bagi orang yang hidup dengan PTSD. Sebab mereka kerap mengulang ingatan pengalaman traumatisnya.

Dilansir dari Healthline, berikut beberapa alasan mengapa seseorang bisa bermimpi:

1. Mimpi sebagai sebuah terapi

Mimpi mungkin merupakan cara untuk menghadapi drama emosional dalam hidup seseorang.

Dan karena otak bekerja pada tingkat yang jauh lebih emosional daripada saat seseorang bangun, otak akan membuat koneksi mengenai perasaan yang tidak akan dibuat oleh tubuh ketika sadar.

2. Mimpi sebagai respon bertahan hidup

Salah satu area otak yang paling aktif saat bermimpi adalah amigdala, yakni bagian otak yang terkait dengan naluri bertahan hidup dan respons lawan-atau-lari.

Sebuah teori mengatakan bahwa, karena amigdala lebih aktif selama tidur daripada saat bangun, mimpi mungkin cara otak untuk membuat seseorang siap menghadapi ancaman.

Untungnya, batang otak mengirimkan sinyal saraf untuk mengendurkan otot selama fase tidur REM. Sehingga, tubuh tidak akan mencoba berlari atau meninju saat tidur.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved