Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Lemas Warga Bantul usai Diantar Ojol ke Stasiun, Harta Rp 170 Juta Ludes, Bermula Curiga Lampu Kamar

Seorang warga Bantul DIY mendadak lemas saat hendak keluar kota, kini akhirnya apes rumahnya dibobol maling.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TribunJateng.com
Hilang harta seorang warga setelah mengecek kamera cctv Saat hendak ditinggal ke luar kota. 

TRIBUNJATIM.COM - Lemas warga Bantul setelah diantar oleh ojol ke stasiun karena hendak keluar kota.

Warga Bantul DIY itu akhirnya kehilangan hartanya yang bernilai ratusan juta dalam sekejap.

Desniati (61), warga Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, DIY harus gigit jari setelah mendapat kesialan.

Desniati kehilangan harta yang totalnya bernilai Rp 170 juta lebih.

Warga Bantul DIY ini tak menyangka bahwa rumahnya akan disatroni maling ketika dirinya tengah ada urusan keluar kota.

Dia kehilangan sejumlah uang, kamera hingga emas senilai ratusan juta rupiah ketika meninggalkan rumahnya keluar kota.

Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry, menjelaskan jika kejadian itu bermula saat korban memesan ojek online melalui aplikasi untuk menjemputnya dari rumah dan mengantar ke stasiun Tugu Yogyakarta pada Senin (5/8/2024).

Dikutip TribunJatim.com dari TribunJateng.com, Rabu (7/8/2024) Desniati (61), warga Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, DIY itu berakhir apes.

Dia kehilangan sejumlah uang, kamera hingga emas senilai ratusan juta rupiah ketika meninggalkan rumahnya keluar kota.

Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry, menjelaskan jika kejadian itu bermula saat korban memesan ojek online melalui aplikasi untuk menjemputnya dari rumah dan mengantar ke stasiun Tugu Yogyakarta pada Senin (5/8/2024).

Baca juga: Lemas Mbah Mughimah saat Pulang, Rumah Rata Tanah Padahal Baru Nyicil Pintu, Gaji Seminggu Rp40 Ribu

"Ternyata saat itu ada cahaya lampu dari kamarnya. Padahal, sebelum ditinggal pergi, lampu kamar sudah dimatikan dan pintu kamar sudah terkunci," bebernya.

Anak korban lantas menghubungi kenalannya dan meminta untuk mengecek kondisi rumahnya.

Begitu dicek, ternyata rumah dan kamar korban sudah dalam keadaan berantakan.

"Pukul 14.00 WIB, korban sampai di stasiun daerah Cirebon langsung turun dan membeli tiket kereta untuk tujuan Yogyakarta," ucap dia.

Benda-benda emas milik warga Bantul yang ludes diambil maling
Benda-benda emas milik warga Bantul yang ludes diambil maling (Kompas.com)

Tak lama kemudian, korban sampai rumah dan mengecek kondisi rumahnya.

Ternyata, uang tunai senilai Rp300 ribu, satu unit kamera senilai Rp20 juta dan emas seberat 92 gram senilai Rp150 juta telah hilang.

Melihat kejadian itu, korban langsung melaporkan kepada pihak kepolisian setempat.

Hingga kini, kasus pencurian itu sedang dalam peroses penyelidikan dan penyidikan.

"Kasus itu sedang kami tangani," tandas dia.

Baca juga: Sosok Dukun yang Bikin Lemas PNS dan Kades, Apes Percaya Rp 2,5 Juta Jadi Rp 2 M, Polisi: Luar Biasa

Pencurian lain menimpa seorang nenek-nenek.

Nasib nenek bernama Sri Lestari (74) menjadi korban pencurian berkedok petugas DLH gadungan.

Mbah Sri yang tinggal di Boyolali, Jawa Tengah itu menjadi korban pada Kamis (18/7/2024) sekitar pukul 09.30 WIB.

Sekotak perhiasan dari lemari Mbah Sri raib setelah pencuri beraksi.

Padahal, harga sekotak perhiasan itu harganya sekitar Rp 10 juta di tahun 1980 an

Baca juga: Mbah Taryono Habiskan Masa Tua di Penjara karena Cemburu, Sia-sia Bakar Rumah Istri, Harta Lenyap

"Kalau perhiasan (permata) saya beli dulu (harganya) sekitar Rp 10 juta, saya beli sedikit-sedikit," tutur Sri, dikutip dari tribunsolo.com.

Kronologi kejadian

Diduga, aksi pencurian itu dilakukan oleh empat orang.

Dua orang di antaranya mengaku sebagai petugas dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH), seorang pelaku bertugas sebagai eksekutor, dan satu pelaku lainnya berjaga di dekat rumah korban.

Menurut keterangan korban, dua orang yang mengaku sebagai petugas dari DLH itu datang sekitar pukul 09.15 WIB.

Saat itu, gerbang dan pintu rumah dalam kondisi tertutup, namun kedua pelaku membuka gerbang dan langsung mengetuk pintu rumah korban.

Awalnya, Sri yang sedang bersama cucunya enggan membukakan pintu, tapi berselang sekitar lima menit, pintu rumahnya kembali diketuk sehingga kali ini korban memilih membuka pintu.

Kedua orang itu kemudian memperkenalkan diri sembari mengajak korban berbincang di teras rumah perihal persoalan sampah jelang perayaan hari kemerdekaan RI.

"Ya kami ngobrol di depan itu sekitar 15 menit. Dia menjelaskan masalah kebersihan lingkungan menjelang Agustusan seperti apa," kata Sri.

Saat mengobrol, korban tidak merasa curiga terhadap kedua orang itu.

Padahal setelah itu, salah satu tetangganya yang curiga langsung menelepon korban.

"Setelah (para pelaku) pergi, tetangga depan telepon, tanya ada yang hilang atau tidak, ya saya jawab tidak ada," ujar Sri.

Sri baru menyadari rumahnya disatroni maling pada pukul 11.00 WIB.

Dia melihat lemarinya dalam kondisi janggal.

Saat diperiksa, kotak perhiasan miliknya telah raib.

Kecurigaan tetangga

Tetangga korban, Retno, mengaku sejak awal telah curiga dengan gerak-gerik keempat pelaku yang datang ke rumah Mbah Sri.

Karena masih ada keperluan lain, Retno tidak bisa langsung datang ke rumah korban.

Dia hanya menelepon untuk menginformasi kondisi di rumah korban.

"Saya tadi itu cuma lihat sekilas ada 4 orang pelaku. Dua orang yang masuk (halaman) bertugas untuk mengalihkan perhatian, sedangkan dua orang lainnya menunggu di jalan," ucap Retno.

Lapor polisi

Sementara itu, istri Ketua RT setempat, Ida menyampaikan, kasus ini telah dilaporkan kepada Polsek Boyolali.

Dia menambahkan, polisi juga telah datang untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

"Polisi juga sudah menyisir CCTV di sekitar lokasi kejadian," ungkap Ida.

"Tadi ada warga yang sempat melihat dua orang yang berada di jalan. Setelah beberapa saat kemudian, salah satunya (pelaku) masuk ke gerbang rumah," jelasnya.

Menurut Ida, korban mengalami kerugian cukup besar lantaran perhiasan yang raib telah dibeli sejak puluhan tahun silam.

"Perhiasan (seharga) Rp 10 juta zaman dulu, kalau sekarang (nilainya) pasti sudah lebih besar, bisa berkali-kali lipat," pungkasnya.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved