Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Ponorogo

TMMD 121 Wujudkan Mimpi Warga Desa Selur Ponorogo Dapat Jalan Mulus yang Tertunda Covid-19

Bak mendapatkan angin segar, ketika program TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) ke 121 menyasar Desa Selur, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo.

|
TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum
Warga Desa Selur bersama TNI Gotong Royong Membangun Jalan Melalui TMMD ke 121 

Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum

PONOROGO, TRIBUNJATIM.COM - Bak mendapatkan angin segar, ketika program TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) ke 121 menyasar Desa Selur, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo.

Bagaimana tidak, TMMD 121 ini mewujudkan mimpi warga Desa Selur untuk mendapatkan jalan mulus. Mimpi mereka sempat tertunda lantaran Covid 19 melanda.

Dimana Pemerintah Desa (Pemdes) Selur harus memangkas post-post anggaran pembangunan disegala lini. Termasuk perbaikan jalan melalui APBDes beberapa tahun lalu.

Termasuk pembangunan atau perbaikan jalan di Desa Selur harus dihentikan karena anggaran juga dipangkas oleh pemerintah pusat.

Cerita TMMD 121 di Ujung Selatan Bumi Reog, Doa Warga Terwujud

Baca juga: Sasar Daerah Terpencil, TMMD ke-120 Tahun 2024 Hubungkan Jalan Trenggalek-Ponorogo

Layaknya, daerah terpencil. Desa Selur yang berada di perbatasan Kabupaten Ponorogo dengan Trenggalek maupun Pacitan jauh dari infrakstruktur yang memadai.

Karmin salah satu dari ribuan petani di Desa Selur yang harus melewati jalan tak memadai. Setiap pagi, matahari masih malu-malu menampakkan sinarnya, Karmin sudah bangun.

Membersihkan diri, kemudian menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim untuk menjalankan shalat subuh berjamaah di masjid dekat rumahnya.

Selepas melaksanakan kewajibannya, Karmin berangkat ke lahannya yang luasnya tak seberapa dengan sepeda motornya yang butut.

Kepala Staf Kodam (Kasdam) V/Brawijaya, Brigjen TNI Endro Satoto Mengecek Pembangunan
Kepala Staf Kodam (Kasdam) V/Brawijaya, Brigjen TNI Endro Satoto Mengecek Pembangunan Jalan Progam TMMD 121 Yang Telah Jadi

Dia melawan dinginnya cuaca yang menjadi sahabatnya setiap pagi. Maklum saja, Desa Selur berasa di pegunungan.

Beruntung, beberapa bulan kebelakang cuaca cerah. Hujan tidak turun. Jika hujan turun, terbayang Karmin harus berjibaku dengan jalan yang dilaluinya.

Hanya jalan setapak yang masih terbuat dari tanah. Bertahun-tahun harus mengantar empon-empon ke salah satu pengepul. Kemudian diantar dibeli dengan harga murah lantaran hanya bisa menunggu pengepul ke lokasi.

Dari lahan pertaniannya ke jalan raya, hanya ada jalan setapak. Itu pun masih tanah. Jika musim hujan tiba, cerita dirinya jatuh berulang bukan rahasia umum lagi. Bagaimana tidak, jalan yamg dilalui licin. 

Dia juga harus bolak-balik ke lahan, karena saat panen, tidak bisa membawa sekaligus hasil panennya dengan sepeda motor. Jika dibiarkan lama, tentu panennya bisa membusuk, membuat dirinya merugi.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved