Berita Viral
Niat Ngurus SIM, Wartawan Malah Kena Teror, 2 Kali Kaca Mobil Dipecah Orang Tak Dikenal
Kaca mobil wartawan Bocor Alus Tempo sudah dua kali dipecah orang tak dikenal. Dugaan aksi teror pun menguat.
TRIBUNJATIM.COM - Padahal hanya berniat mengurus perpanjangan SIM, seorang wartawan terkena teror.
Peristiwa tak mengenakkan itu terjadi pada wartawan Tempo, Hussein Abri Dongoran.
Pembawa acara Bocor Alus ini sudah dua kali mendapat perlakuan tak menyenangkan ini dari orang tidak dikenal alias OTK.
Kaca mobilnya pecah akibat teror ini dan untungnya terekam kamera pengawas pada aksi kedua kalinya.
Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com
Baca juga: Sosok Rico Pasaribu, Wartawan Tewas Terbakar usai Liput Judi Online Oknum TNI, Keluarga Juga Korban
Pemimpin Redaksi Majalah Tempo Setri Yasra menjelaskan, dugaan teror ini bermula ketika Hussein baru saja mengurus perpanjangan Surat Izin Mengemudi (SIM).
Setelah selesai mengurus perpanjangan SIM, Hussein mendapati kaca mobilnya yang terparkir dekat Pos Polisi dirusak.
"Dia itu sedang mengurus perpanjangan SIM (mobil diparkir) di Pos (polisi) Depok, parkir di situ. Setelah selesai, dia lihat kaca mobilnya pecah," kata Setri kepada Kompas.com, Rabu (4/9/2024).
Setri mengatakan, dugaan teror ini terekam kamera dashboard mobil Hussein.
Dari rekaman tersebut menunjukkan peristiwa itu terjadi pada pukul 12.05 WIB.
Rekaman kamera juga memperlihatkan sosok dua pelaku yang berboncengan melintas setelah terdengar bunyi benturan pada kaca mobil.
Dari tempat kejadian perkara (TKP), Hussein juga menemukan pecahan keramik busi yang diduga digunakan oleh pelaku untuk memecahkan kaca kanan bagian penumpang.
"Perusakan ini adalah perusakan kedua yang dialami Hussein," ujar Setri.
Sebelumnya, dugaan teror telah dialami Hussein pada 5 Agustus 2024 malam. Dugaan teror yang menimpa Hussein berupa pecah kaca mobil yang terjadi di sekitar Jalan Pattimura, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Tepatnya di belakang Markas Besar Polri.
Baca juga: Oknum LSM dan Wartawan di Situbondo Dicokok Polisi, Asyik Pesta Sabu di Rumah Warga
Atas peristiwa beruntun ini, Setri pun akhirnya berkesimpulan bahwa ini bukanlah tindak pidana kriminal biasa, melainkan sudah menjurus teror.
"Jadi, kita dipaksa (berspekulasi) ini bukan kriminal biasa, ini ada pesan disampaikan untuk meneror," tegas Setri.
Setri menambahkan, internalnya saat ini masih mendiskusikan terkait langkah selanjutnya. Pihaknya mungkin saja akan melaporkan kejadian ini ke Kepolisian.
"Kita masih berdiskusi di internal apa langkah-langkah, tapi kami anggap ini serius," imbuh Setri.
Sebelumnya, kejadian pertama berlangsung pada Senin (5/8/2024) malam.
Saat itu Hussein hendak pulang ke rumahnya usai bertemu narasumber di sebuah mal wilayah Senayan, Jakarta Pusat. “Kejadiannya sekitar pukul 21.50 WIB.
“Kejadiannya sekitar pukul 21.50 WIB. Hussein saat itu hendak pulang ke rumahnya setelah bertemu narasumber,” ujar dia dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Rabu (7/8/2024).
Setri menerangkan, Hussein mulanya mengendarai mobil Toyota Innova di Jalan Pattimura arah Bundaran Senayan.
Sesampainya di depan Kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk putar balik ke arah Blok M, Hussein mendengar bunyi keras dari belakang mobil.
Hussein awalnya menduga seseorang telah menabraknya dari arah belakang, tetapi ia memilih untuk mengabaikannya karena saat itu kondisi di sekitar lokasi cukup gelap.
Dia baru memeriksa keadaan mobilnya saat tiba di sekitar Museum Polri.
“Ketika memutar balik, Hussein tak melihat ada mobil di belakangnya. Hanya ada sepeda motor yang melaju ke arah Senayan. Dia juga memutuskan untuk tak langsung berhenti karena situasi jalan di lokasi gelap,” ungkap Setri.
Ketika mengecek bagian belakang mobilnya, Husein mendapati adanya lubang di sudut kiri dan kanan kaca belakang mobilnya.
Selain itu, ada belasan titik kaca yang retak imbas kejadian tersebut.
Baca juga: Komisioner KPU Lamongan 2024-2029 Terpilih, 2 Petahana dan 3 Pendatang Baru, 1 di Antaranya Wartawan
“Husein sebenarnya sempat kembali ke titik putar balik untuk mencari keberadaan CCTV. Tapi, ketika menanyakan soal ini ke petugas keamanan di Kementerian PUPR, petugas keamanan menyebut tak ada CCTV yang menyorot ke arah jalan,” ucap Setri.
Namun, saat itu Setri tak ingin menduga meski banyak spekulasi beredar.
"Kami tidak punya basis untuk membuat dugaan. Kan dua (kemungkinan) saja nih, pidana biasa yaitu orang mau ngerampok tadi. Kedua memang serangan. Kita tidak sampai pada dugaan ini motifnya A atau B, karena kita tidak punya, misalnya apakah sebelumnya ada ancaman, itu kan punya basis dugaan. Itu enggak ada," kata Setri kepada Kompas.com, Kamis (8/8/2024).
Namun, Setri membenarkan, Hussein memang sempat menulis sebuah peliputan khusus Tempo sebelumnya. Akan tetapi, Hussein tidak sendiri.
Setri kemudian mengungkit status Hussein yang juga merupakan host siniar Bocor Alus.
"Ada juga, Husein ini kan salah satu host-nya Bocor Alus Politik, jadi menduga-menduga saja. Kita tidak punya bukti, tidak sampai kepada kesimpulan jadinya," tambah dia.
Setri menyebutkan, pihaknya akan menyerahkan kasus ini kepada kepolisian. Mereka tidak ingin menduga motif perusakan yang berujung pada spekulasi liar publik.
"Di media sosial, beberapa orang kontak 'Karena Tempo kritis 10 tahun Jokowi ya makanya Tempo diserang?' Aduh saya bilang. Jadi ini enggak bagus. Enggak bagus jadi polemik, multitafsir di publik. Oleh karena itu, harus diluruskan. Yang bisa meluruskan, dengan motifnya yang masih misteri, biarlah polisi yang mengusut," tambah dia.
Jika memang penyerangan, dia mengatakan ini pertama kali dialami oleh jurnalisnya.
Sebelumnya, kata dia, para jurnalis biasanya hanya diteror melalui telepon berupa panggilan tidak dikenal.
"Yang kayak gini enggak ada, ini pertama kali. Tapi omongan, yang biasalah. Yang tindakan sebrutal, melempar, baru sekali ini, yang sebelum-sebelumnya rasanya enggak ada," kata Setri.
Oleh karena itu, dirinya berharap kepolisian bertindak secepat mungkin untuk menuntaskan kasus ini.
Ia berharap pelaku bisa tertangkap dan menjelaskan motif penyerangan agar membuat terang kejadian.
Baca juga: Dua Oknum Wartawan di Ponorogo Diamankan Polisi, Peras Kades dengan Foto
"Tapi kita berharap sekali ini sampai tuntas. Menangkap pelaku, CCTV dan lain-lain, dan motif pelaku, apakah dia disuruh, inisiatif pribadi, dan siapa dia," kata Setri.
Akan tetapi, Setri mengapresiasi tindakan awal Polres Metro Jakarta Selatan yang bertindak cepat pasca-laporan di Polres Jaksel dilayangkan.
Sebab, kata dia, hanya butuh waktu sekitar tiga jam untuk laporan polisi tersebut ditindaklanjuti dengan olah TKP kejadian.
"Dan kita mengapresiasi, jam 12.00 WIB kita bikin laporan, itu sorenya jam 15.00 WIB langsung olah TKP. Jadi Polres Selatan sangat responsif, mungkin mereka juga tahu ini menimbulkan polemik di publik. Oleh karena itu, kita apresiasi polisi sangat responsif," imbuh Setri.
Namun, dia menekankan, penyelidikan kasus ini harus diselesaikan hingga tuntas dan menemui titik terang.
----
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Berita Jatim dan berita viral lainnya.
wartawan
teror
Jawa Barat
TribunJatim.com
Tribun Jatim
berita viral
Hussein Abri Dongoran
Tempo
Setri Yasra
Kompol Cosmas Menangis Minta Maaf ke Keluarga Affan, Ayah Driver Ojol: Cukup Anak Saya Jadi Korban |
![]() |
---|
Duduk Perkara Wapres Gibran Digugat Rp125 Triliun, Warga Bantah Ada yang Bekingi |
![]() |
---|
Dicurigai Bukan Ojol, Riska Tunjukkan Dapat Rp3 Juta Seminggu di Aplikasi, Ungkap Pesan Gibran |
![]() |
---|
Awal Kisah Cinta Mbah Sarjono Nikahi Janda Beda 16 Tahun, 3 Bulan Kenalan Lewat HP |
![]() |
---|
Anggaran Khusus untuk Bupati Disebut Capai Rp100 M Viral di Media Sosial, Pemkab Angkat Bicara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.