Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pilkada Jombang 2024

Pilkada Jombang 2024, Pengamat Sebut 2 Bapaslon Berebut Suara Nahdliyin

Suhu politik jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Jombang mulai panas.

Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Samsul Arifin
Tribun Jatim Network/Anggit Puji Widodo
Bakal Calon Bupati dan Bakal Calon Wakil Bupati Jombang, Warsubi-KH Salmanudin Yazid dan Mundjidah-Sumrambah yang akan maju Pilkada Jombang 2024. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Puji Widodo

TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Suhu politik jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Jombang mulai panas.

Akademisi Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang sebut ada kecenderungan berebut suara Nahdliyyin. 

Menurut Sosiolog sekaligus akademisi Undar Jombang Mukari, Pilkada Kabupaten Jombang 2024 menarik untuk diikuti episode per episodenya.

Di mana pesta demokrasi rakyat cuma begini ini akan disuguhkan dua Pasangan calon petahana dan juga pendatang baru. 

Kedua pasangan calon juga sudah mulai memanaskan mesin politik dengan bergerilya turun ke masyarakat untuk mencari simpati agar dipilih pada 27 November 2024. 

Baca juga: Jelang Pilkada Jombang 2024, ASN dan Non ASN di Lingkup Pemkab Diminta Tegas Jaga Netralitas

"Kalau kita bicara Kabupaten Jombang, maka representasinya adalah orang-orang Nahdliyyin dan orang-orang nasionalis.  Kabupaten Jombang juga adalah tempat lahirnya Nahdlatul Ulama (NU)," ucapnya saat dikonfirmasi pada Sabtu (21/9/2024).

Jika membahas Pilkada Jombang 2024 ini, peta politik sangat menarik.

Melihat dari dua paslon, masing-masing Paslon punya irisan NU. 

Pertama adalah Mundjidah Wahab yang merupakan putri dari salah satu pendiri Nahdlatul Ulama yaitu KH Wahab Chasbullah atau Mbah Wahab. 

Baca juga: Hasil Tes Kesehatan dan Verifikasi Administrasi Berkas Dua Paslon Pilkada Jombang 2024

Sementara di paslon lain ada nama KH Salmanudin Yazid atau Gus Salman yang pernah menjabat sebagai ketua PCNU Kabupaten Jombang periode 2017-2022. 

Mukari menjabarkan, jika Pilkada Jombang 2024 tidak terlepas dari ekskalasi politik nasional dan akan berpengaruh terhadap berjalannya proses Pilkada di daerah. 

"Jika ditarik di kembali ke Jombang, ada kecenderungan memang Pilkada tahun ini adalah berebut suara Nahdliyyin. Karena memang Jombang ini adalah basisnya Nahdlatul Ulama. Tapi kemudian, apakah nanti di Jombang ini akan terbawa juga perihal isu yang viral beberapa waktu lalu yakni isu konflik PBNU dengan PKB?," ujarnya. 

Baca juga: KPU Jombang Siapkan 9 TPS Khusus untuk Pemungutan Suara Pilkada Serentak 2024, Berikut Lokasinya

Baginya, Pilkada hari ini akan menjadi menarik karena ada benang merah konstelasi politik nasional.

Karena itu, jika bicara berebut suara Nahdliyyin di Jombang, itu sangat tepat karena memang basis Kabupaten Jombang adalah masyarakat NU. 

"Jika bicara NU, secara geneologi ada semacam panutan di dalam budaya atau kultur NU. Masyarakat Nahdliyyin itu sami'na watokna kepada kyainya. Dan ini bisa menjadi daya tarik lain juga jika ditarik di Pilkada Jombang 2024," katanya. 

Baca juga: Pendaftaran Petugas KPPS di Pilkada Serentak 2024 Dibuka KPU Jombang, Butuh 13.594 Orang

Perihal peta politik di Jombang hari ini, ia menuturkan jika setiap paslon punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Untuk pasangan Mundjidah Wahab dan Sumrambah, masyarakat pasti lebih mudah menilai karena keduanya petahana. 

"Pernah menjabat selama 5 tahun hingga kelebihan dan kekurangannya itu sangat mudah sekali dibaca," katanya. 

Baca juga: Habib Syech Bakal Berselawat di Jombang Bersama Khofifah dan Mundjidah, Pasca Penetapan Calon Bupati

Masih kata Mukari, kedua pasangan ini punya basis massa yang sangat loyal,  Mundjidah dengan basis Fatayat dan Muslimat nya dan Sumrambah dengan basis kelompok nasionalis yang Idealismenya kokoh. 

Kemudian rivalnya yakni Warsubi dan Gus Salman, notabene adalah pendatang baru, dan kecenderungan masyarakat belum punya intervensi untuk menilai. 

"Sehingga sebagai alternatif, sebagian masyarakat menilai kegagalan Mundjidah-Sumrambah kemarin saat menjabat, maka alternatifnya adalah memilih Warsubi," ungkapnya. 

Ke depan, ia berharap kedua pasang calon ini bisa lebih memperhatikan aspek-aspek tertentu. 

Melihat Kabupaten Jombang ini pertumbuhan ekonominya disebutnya masih kurang bagus, pendapatan perkapita masyarakatnya belum tinggi. 

"Yang harus dilakukan jika salah satu dari kedua pasangan calon ini nanti terpilih adalah untuk kembali memikirkan bagaimana kesejahteraan masyarakat Jombang itu tercipta," jelasnya. 

Di sisi lain, masyarakat juga harus detail dan pintar-pintar dalam memilih calon pemimpin. Apakah para pemimpin yang disuguhkan bisa memimpin masyarakat menuju Jombang yang lebih baik. 

"Dan apakah kedua pasang calon ini sanggup untuk memetakan apa saja potensi di Jombang yang bisa meningkatkan ekonomi dan pendapatan perkapita masyarakat," pungkasnya. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved