Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Fajri Dapat Omzet Rp300 Juta Per Bulan dari Judol, Punya Bos di Kamboja, Polisi Temukan Deretan Aset

Inilah sosok pemuda asal Sumatera Barat yang bisa dapat omzet Rp 300 juta per bulan dari judol atau judi online. Pemuda 23 tahun itu bernama Fajri.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
Dok Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya
Fajri Dapat Omzet Rp300 Juta Per Bulan dari Judol, Punya Bos di Kamboja, Polisi Temukan Deretan Aset 

Sebelumnya, seorang Warga Negara Indonesia (WNI) dikabarkan meninggal dunia di negara Kamboja.

WNI asal Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat itu diketahui seorang korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

WNI bernama Syamsul Diana Ahmad (30) jadi korban TPPO transnasional untuk bandar judi online.

Syamsul menjadi korban TPPO setelah sempat diajak kerja ke Singapura.

Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Sukabumi Jejen Nurjanah membenarkan hal itu.

"Betul korban merupakan korban TPPO. Awalnya korban diajak kerja ke Singapura. Ternyata di ajak ke Kamboja," ujarnya, kepada Tribunjabar.id, Jumat (13/9/2024).

Baca juga: Terlalu Bucin, Mahasiswi Gadai 11 Laptop Temannya Demi Biayai Hidup Pacar yang Sering Main Judol

Jejen mengatakan, korban saat itu ditemukan sudah dalam kondisi meninggal dunia di Kamboja.

"Dia pulang kerja ke mess tempat istirahatnya. Pas pagi dibuka kamarnya dan dicek oleh temannya sudah meninggal," ucapnya.

Jenazah Syamsul kini dalam tahap pemulangan ke rumah duka di Kampung Parungseah Berong, RT 01/RW 04, Desa Parungseah, Kecamatan Sukabumi.

"Sekarang sedang penjemputan jenazah oleh pak Kades. Nanti kita sama-sama ke rumah korban," ujarnya.

Menurut Jejen, saat ini di Sukabumi memang marak terjadi kasus perdagangan orang.

Baca juga: Diperiksa Imbas Promosi Judol, Dalih Nikita Mirzani Tak Pernah Berjudi, 22 Influenser Juga Diselidik

Modus yang terjadi, kata Jejen, hampir sama, yakni korban diajak oleh temannya untuk bekerja di suatu negara.

Setelah itu, korban dipekerjakan di negara lain.

"Hampir sama, dihubungi temannya, diajak kerja dan dijemput sama temannya untuk kerja di Singapura, tapi faktanya ini di Kamboja," jelas Jejen.

Disinggung kaitan dengan kronologi kejadian, apakah korban mendapat kekerasan atau tidak manusiawi dari pihak yang memperkejakannya, Ia tidak mengetahui pasti soal tersebut.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved