Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pilgub Jatim 2024

Paling Fresh, Tak Punya Beban dan NU Tulen, Luluk Nur Hamidah Yakin Menangkan Pilgub Jatim 2024

Calon Gubernur (Cagub) Jawa Timur nomor urut 1 usungan PKB, Luluk Nur Hamidah meyakini bahwa dirinya bisa memenangkan Pilgub Jatim 2024.

Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/FIKRI FIRMANSYAH
Calon Gubernur (Cagub) Jawa Timur nomor urut 1 usungan PKB, Luluk Nur Hamidah saat podcast bincang politik di Tribun Jatim Network.  

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Fikri Firmansyah

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Calon Gubernur (Cagub) Jawa Timur nomor urut 1 usungan PKB, Luluk Nur Hamidah meyakini bahwa dirinya bisa memenangkan Pilgub Jatim 2024.

Keyakinan tersebut ada didasari atas dirinya merasa yang paling fresh, tidak punya beban, dan NU tulen.

Hal tersebut diutarakan langsung oleh Luluk saat podcast bincang politik dengan Pemimpin Redaksi sekaligus Penanggung Jawab Tribun Jatim Network, Tri Mulyono, Senin (30/9/24) malam, di Kantor Tribun Jatim Network.

"Iya yang pertama, seperti yang anda bilang, bahwa saya ini fresh karena dari segi usia memang paling muda ya dibanding keduanya (Khofifah dan Risma). Tapi saya tahu, muda saja tidak cukup, karena kalau muda mentah pasti tidak enak rasanya, muda mengkel itu juga bisa bikin sakit perut. Tapi kalau muda dengan pengalaman dan rekam jejak yang panjang, saya sudah mulai aktif sejak usia 8 tahun ikut  pramuka lalu aktif berorganisasi lalu membangun solidaritas kelompok di Jombang dulu sewaktu di pesantren, saat usia 16 tahun dibimbing oleh cak nun, dan kakaknya mas adil dan teman teman aktivis di Jombang. Jadi ya memang sudah bertumbuh dari usia yang sangat muda tentang tanggung jawab sosial, dan bagaimana melatih kepemimpinan serta leadership kita bisa jalan dengan mengadress isu isu yang ada di sekitar kita. Jadi di usia yang muda saya sudah ikut cak nun dan kawan kawan ketika ada PKL di pasar Jombang dan itu saya teruskan ketika kuliah di Malang, sejak pertama daftar kuliah, saya sudah daftar pula masuk di PMII dan juga sangat aktif," jelasnya saat ditanya Tri Mulyono terkait yang menjadi pembeda dengan Cagub lainnya tentang fresh.

Baca juga: Pengakuan Cagub Luluk Nur Hamidah, Pencalonannya di Pilgub Jatim untuk Menangkan Pertarungan

Apa benar demikian?

"Dari sisi itu, menunjukan bahwa saya telah membangun karakter kepemimpinan dari usia muda," imbuhnya.

Modal lainnya adalah juga terkait dirinya asli pribumi Jatim.

"Kedua, saya tentu punya gagasan tentang Jatim karena disinilah kampung halamanku, tempat dimana bapak ibuku dilahirkan maka pengalaman ketika saya kecil yang tumbuh di dekat tetangga saya yang profesinya petani atau buruh pabrik. Kemudian ketika saya di Surabaya ada yang menjadi buruh. Itu tidak banyak yang berubah, tapi kemudian ada juga yang berbeda yakni mereka yang bisa melampaui situasi yang menjadi barrier bagi kehidupannya yaitu dengan pendidikan. Maka bagi saya, itu juga yang menjadi salah satu pembeda, karena saya berangkat dari ruang yang tidak mudah juga bagi sebagian orang," cerita Luluk.

Tidak Punya Beban, Karena Bersih dari Korupsi

Luluk juga mengatakan, bahwa saat Pilgub Jatim ini yang jadi daya tarik sekaligus musuh bagi publik adalah isu korupsi.

"Saya tidak punya beban. Jadi kalau saat ini kita lihat dari berbagai survey. Misal kompas maupun lainnya, yang dianggap sebagai musuh bagi publik itu, yang pertama adalah isu korupsi. Dan Indonesia juga indeks korupsinya sedang merosot ya, termasuk indeks demokrasi kita sedang terjadi penurunan. Ini kan sebenarnya terkorelasi dari pemilu sekian periode terakhir ini," katanya.

Menurutnya, pemilu secara prosedural baik saja, itu menjadi tidak cukup. "Tetapi ini merupakan satu proses, dimana kita bisa memiliki kesempatan merekrut pemimpin dan pemerintahan yang memang berintegritas dan komitmen untuk tidak korupsi," sambung dia.

Disinggung soal tidak pernah jadi pejabat esekutif di Jawa Timur, Luluk justru merasa dirinya diuntungkan.

"Pertama, saya memang tidak pernah berkarir sebagai eksekutif di Jawa Timur, berarti saya belum pernah meninggalkan jejak jahat pada rakyat Jatim. Jadi saya belum pernah menyakiti rakyat Jatim, dan tidak pernah mencuri hak rakyat Jatim dan saya punya semangat untuk justru bagaimana mendorong Jatim ini kelasnya menjadi naik dan lebih baik lagi," ucap Luluk

Luluk menambahkan, meski tidak pernah menjadi esekutif di Jatim, sejatinya ada korelasi perjuangan yang diwujudkan saat dia menjabat legislatif sebagai anggota DPR RI periode 2019 - 2024.

"Kerja - kerja politik selalu saya kerjakan di Indonesia. Terlebih, Jawa Timur ini kan bagian dari Indonesia. Salah satu contohnya ketika saya berhasil memperjuangkan UU yang sempat mandek (berhenti) 12 tahun yaitu UU tindak pidana kekerasan seksual. Jatim adalah provinsi yang indeks kekerasan terhadap perempuan dan anak tertinggi nomer 3 di seluruh Indonesia dan ini menunjukan Jatim butuh kepemimpinan yang memiliki kepekaan terhadap dukungan dan fasilitasi serta menciptakan suatu ekosistem dimana korban itu bisa dibantu, kemudian juga dilindungi dan sebaliknya juga masyarakat memang disiapkan untuk menempatkan ini sebagai satu musuh bersama," jelasnya.

Kemudian yang kedua, lebih lanjut Luluk menerangkan, terkait undang-undang tentang kesejahteraan ibu dan anak.

"Bahkan, saat ini Presiden terpilih Presiden Prabowo aja sudah punya referensi terhadap programnya untuk memberikan dukungan makanan bergizi, kemudian mengupgrade isu bagi perempuan yang hamil agar kemudian tidak terjadi stunting atau terjadi untuk penurunan angka stunting, itu karena ada Legacy berupa undang-undang dan ini yang saya syukuri, karena ini adalah murni inisiatif dari Fraksi Kebangkitan Bangsa dan saya adalah panja atau Panitia Kerja nya," klaim Luluk saat ditanya Tri Mulyono terkait banyak RUU yang diinisiasi dari mbak Luluk, jelaskan manfaat yang besar dan korelasinya bagi masyarakat Jatim?

"Jadi sebenarnya, hanya butuh langkah kecil ketika misalkan di sektor eksekutif gitu karena kita menjadi tahu apa sih kerja yang itu dibebankan kepada pemerintah provinsi kemudian kabupaten yang terkait dengan kebijakan yang itu diatur di dalam undang-undang," imbuhnya.

Kemudian yang ketiga, yang menurutnya bagian paling penting adalah terkait dari revisi undang-undang desa.

"Revisi Undang-undang Desa ini bukan hanya memberikan masa periode kepala desa menjadi lebih panjang, ini penting ya kalau kalau ingat gitu ya kan, tetapi sesungguhnya ini memperkokoh posisi Desa terhadap negara.

Jadi di dalam revisi ini justru merupakan bentuk pengakuan bahwa Desa itu memiliki hak sejarah kemudian karakter, keunikan, kemudian atas sejarahnya sendiri dan juga poin poin ekonomi."

Baca juga: Gus Hans dan Luluk Nur Hamidah, Orang Jombang yang Bertarung di Pilgub Jatim 2024

"Dan oleh karena itu bagaimana ada upaya perlindungan yang sangat kuat kepada desa-desa baik desa yang ada hutan yang ada hutan yang ada SDM dan sebagainya dan bahkan kemudian kita memberikan penguatan secarabpolitik, bahwa dalam revisi undang-undang Desa ini maka dana alokasi untuk desa dari APBN itu harus terus ditingkatkan, karena kemampuan fiskal Desa kalau pengen ingin cepat maju gitu ya dan kemudian mengejar ketertinggalan termasuk bisa mengakses semua isu baik itu pembangunan kesejahteraan masyarakat dan pemberdayaan masyarakat bahkan untuk mendukung kelompok-kelompok pemberdayaan perempuan kemudian orang-orang muda maka seharusnya idealnya perolehan dana alokasinya adalah 5 miliar per tahun."

"Karena kita udah kunci di dalam pasal yang ada di undang-undang itu bahwa dukungan untuk Alokasi Dana Desa harus terus meningkat setiap tahunnya itu dan itu berdasarkan skala prioritas sesuai dengan level kemajuan Desa masing-masing gitu Mana yang perlu di afirmasi lebih mana yang kemudian kurang," bebernya.

NU Tulen

Luluk juga meyakini dirinya bisa meraih suara nahdliyin lantaran dirinya adalah NU Tulen

"Jadi memang DNA itu memang penting, saya itu sebenarnya kan jarang-jarang suka mengungkap tentang siapa kita gitu ya kadang kita lebih senang ya apa adanya aja dilihat orang itu karena kerja kerja. Jadi memang jarang bicara tentang Oh aku ini anak siapa keturunan siapa keluarga siapa."

"Akan tetapi politik di Jatim mengajarkan saya, Oh ternyata membuka dan memperjelas DNA ke Nu an itu menjadi sangat penting. Sehingga ya sudah akhirnya itu yang kemudian kita mesti sampaikan dan itu disampaikan oleh para keluarga kita. Oh ya Luluk ini, misalnya nenek saya ponakannya Hasyim Ashari," terang Luluk.

Luluk mengklaim bahwa dirinya masih ada hubungan dengan pendiri Nahdlatul Ulama.

"Jadi kakeknya nenek saya itu mertuanya Kyai Hasyim Ashari, makanya saya bilang sebelum lahir saya ini sudah NU. Atau kemudian orang tua ayah saya itu Kyai Husein adalah teman satu studi lah dengan Mbah Hasyim di Mekkah, jadi studi di sana dengan beberapa Kiai itu kan sebelum lahirnya Nahdlatul Ulama," kata Luluk.

"Bahkan, kakek saya dan beberapa Kiai di Jombang itu mendirikan Nahdlatut Tujjar itu semacam perkumpulan para saudagar kyai pada saat itu, ini cikal bakal ya sebelum lahirnya NU dan kemudian ya rumah kami gitu konon yang ada di Desa Brangkal Kabupaten Jombang ini menjadi ngumpulnya para Kyai sampai kemudian ya NU itu lahir. Nah ini  untuk menjelaskan aja betapa panjang kemudian jejak nasab ke Nu an," tandasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved