Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Nasib Effendi Pencipta Lagu yang Tak Pernah Dapat Royalti hingga Wafat, Keluarga: Tidak Mengerti Pak

Inilah sosok pencipta lagu yang tak pernah dapat royalti hingga wafat. Pencipta lagu itu bernama Effendi atau Fendi Kaboki.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.COM/AMRIZA NURSATRIA HUTAGALUNG
Nasib Effendi Pencipta Lagu yang Tak Pernah Dapat Royalti hingga Wafat, Keluarga: Tidak Mengerti Pak 

TRIBUNJATIM.COM - Inilah sosok pencipta lagu yang tak pernah dapat royalti hingga wafat.

Pencipta lagu itu bernama Effendi atau lebih dikenal dengan nama Fendi Kaboki.

Effendi merupakan seniman asal Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan.

Selain pencipta lagu, ia juga penyanyi yang cukup terkenal dengan karya-karyanya.

Melansir dari Kompas.com, pria ini lahir di Desa Muara Penimbung, Kecamatan Inderalaya, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, pada tahun 1965. 

Fendi Kaboki yang juga ASN di Dinas Kesehatan Ogan Ilir sudah berpulang pada 2021 lalu dalam usia 56 tahun.

Namun karya-karyanya masih sering diputar di radio-radio lokal Ogan Ilir maupun di Kota Palembang.

Beberapa lagu ciptaannya yang cukup populer di Sumatera Selatan dan masih sering diputar di sejumlah radio lokal maupun dinyanyikan di acara-acara tertentu antara lain, Pindang Pegagan, Beras Pegagan, Cek Minah Gadis Muara Kuang, dan Kubuayekan.

Untuk lagu dangdut ada lagu Pulsa Cinta yang dapat didengar di YouTube.

Cerita Fendi Kaboki kemudian dikisahkan Iwan Kurniawan, keponakan dari Fendi Kaboki, di kediaman mereka yang sederhana di Desa Simpang Pelabuhan, Kecamatan Pemulutan. Iwan menjelaskan, hingga akhir hayatnya sedikitnya 50 lagu yang diciptakan Fendi Kaboki.

Baca juga: Fanny Soegi Kuak Nasib Pencipta Lagu Asmalibrasi Kesulitan Uang, Sindir Soegi Bornean Soal Royalti

“Namun yang cukup populer dan kerap diputar dI radio lokal maupun dinyanyikan di acara-acara tertentu di Ogan Ilir maupun di tingkat Provinsi Sumatera Selatan ya itu tadi, lagu Pindang Pegagan, Beras Pegagan, Kubuayekan, dan Cek Minah Gadis Muara Kuang. Untuk lagu dangdut lagu Pulsa Cinta,” kata Iwan.

Meski ciptaan Fendi Kaboki cukup banyak dan cukup populer namun keluarga tidak pernah sekalipun mendapat hak royalti dari lagu-lagu karya Fendi Kaboki tersebut.

“Tidak pernah, Pak,” kata Iwan didampingi kakak perempuan Fendi Kaboki Azma.

“Setahu kami keluarga tidak pernah menerima apa yang dikatakan royalti. Royalti itu saja kami tidak mengerti,” sambung Iwan.

Dikatakan Iwan, jika memang ada hak royalti yang dapat diterima dari karya Fendi Kaboki, keluarga akan senang sekali.

Sebab semenjak kepergian Fendi Kaboki dan warung pindang pegagan milik mereka ditabrak truk beberapa tahun lalu, praktis pendapatan mereka berkurang.

“Jika memang kami menerima royalti tentu akan meningkatkan kesejahteraan kami sekeluarga,” sambung Azma.

Baca juga: Akhirnya Inara Rusli Dapat Royalti Lagu dari Virgoun, Eva Manurung Nilai Tak Pantas: Cuma Inspirasi

Iwan mengaku tidak pernah mempertanyakan atau mengurus hak royalti tersebut.

Sebab ia tidak mengetahui dan tidak faham soal royalti itu.

“Bagaimana mau ngurus pak, kami saja tidak faham apa itu royalti, kami sekeluarga akan sangat senang jika ada pihak yang mau membantu mengurus royalti tersebut,” harap Iwan.

Sejumlah penghargaan pernah diterima Fendi Kaboki selaku seniman maupun pencipta lagu.

Di antaranya juara 1 Lomba Cipta Lagu PON XVI tingkat Sumatera Selatan.

Lalu Juara 1 Lomba Cipta Lagu Daerah tingkat Kabupaten OKI tahun 1989.

“Penghargaan-penghargaan tersebut hanya sedikit dari berbagai penghargaan yang Fendi Kaboki terima. Yang lain hilang maupun rusak terutama piala-piala saat rumah sekaligus warung pindang pegagan kami ditabrak truk beberapa tahun lahu,” kenang Azma.

Sedangkan dukungan dari pihak pemerintah daerah khususnya Kabupaten Ogan Ilir lebih banyak sifatnya dukungan pribadi dari kepala daerah.

“Dukungan banyak ke pribadi, Pak. Contohnya dari bapak Mawardi Yahya waktu beliau masih menjabat Bupati Ogan Ilir, banyak bantuan dan dukungan yang diberikan untuk Mang Fendi terutama dalam berkarya mencipta lagu,” ungkap Iwan.

Ketua Dewan Kesenian Ogan Ilir, Khairul Kaswan, mengakui buah karya Fendi Kaboki di belantara musik Sumatera Selatan.

“Fendi Kaboki sudah banyak berbuat mengangkat nama baik daerah di tingat kabupaten maupun provinsi, banyak sumbangsih untuk daerah melalui karya seninya dan berhasil mengharumkan nama daerah. Salah satu contoh lagu Cek Minah Gadis Muara Kuang pernah ikut parade tari dan lagu daerah se-Indonesia dan meraih juara kedua,” kata Khairul Kaswan.

Hanya saja, Khairul Kaswan menyesalkan karena setahu dia hingga saat ini Fendi Kaboki tidak pernah mendapat royalti sekalipun dari karyanya tersebut.

Dengan karya sebanyak itu, Khairul Kaswan selaku Ketua Dewan Kesenian Ogan Ilir berharap para Fendi Kaboki dan pencipta lagu lainnya khususnya lagu daerah juga mendapatkan royalti dari karya mereka.

“Kami berharap pihak yang berwenang mengurusi soal royalti tersebut turut memperhatikan pencipta lagu daerah dengan memperjuangkan hak-hak para pencipta lagu daerah,” pungkas Khairul Kaswan.

Baca juga: Kecewa Royalti Lagu Cuma Dibayar Rp500 Ribu, Ndhank Minta Ganti Rugi Rp35 Miliar ke Andre Taulany

Sementara itu baru-baru ini, penyanyi Fanny Soegi sindir mantan bandnya, Soegi Bornean karena urusan royalti lagu 'Asmalibrasi'.

Momen itu, Fanny Soegi juga sekaligus bercerita bagaimana nasib dari pencipta lagu Asmalibrasi yang masih kesulitan keuangan.

Fanny Soegi juga menyinggung soal pembayaran royalti lagu yang dinilainya tidak sesuai dan tidak transparan.

Diketahui pencipta lagu Asmalibrasi adalah Fanny Soegi dan Dhimas Tirta Franata atau Dimec Tirta.

Fanny membeberkan jika kondisi Dimec yang pinjam uang demi bayar anak sekolah.

Bahkan dalam cuitannya, Fanny tak tanggung menyebut bahwa nominal royalti dari lagu tersebut bisa mencapai setengah miliar namun tak dinikmati secara layak oleh penciptanya.

"Bayangin aja, lagu Asma (red Asmalibrasi) ini yang kalian denger di mana-mana, penciptanya sampai minjem uang untuk bayar sekolah anaknya," kata Fanny Soegi dikutip Tribunnews.com, Minggu (8/9/2024).

"Nominal dari royalti lagu ini nggak main-main, setengah Milyar lebih ada, tapi justru orang-orang yang nggak punya hak, dapat paling banyak dan nggak transparan," tuturnya.

Baca juga: Sosok Fanny Soegi, Eks Soegi Bornean Ungkap Borok Band, Serakah sampai Pencipta Lagu Hidup Miris

Tak sampai situ, Fanny kemudian menyebut bahwa ada pihak yang tak berhak menikmati royalti lagu itu namun dapat bagian yang lebih besar.

Ia juga menyebut bahwa orang-orang itu bisa hidup mewah dan berfoya-foya dari hasil royalti lagu Asmalibrasi.

"Orang-orang yang nggak berhak bisa beli dua mobil sekaligus, gitar mahal, foya-foya," tutur Fanny.

"Sedangkan pencipta lagu Asma masih ngontrak di Jogja, mana atapnya jebol lagi," lanjutnya.

Fanny menegaskan bahwa dirinya tidak mempermasalahkan soal besarnya nominal yang diberikan, namun ia sangat menyayangkan nurani dari para pengurus band lamanya yang tidak perdulikan pemilik karya.

"Bukan nominal yang ku garis bawahi, tapi nurani kalian," ungkapnya.

"Band-band-an kok serakah, nggak keren blas," sambung Fanny Soegi.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved