Bos Diduga Sekap Pekerjanya setelah Motor Kantor Ditarik Leasing, Minta Tebusan Rp 10 Juta
Tak hanya itu, bosnya juga meminta uang tebusan Rp 10 juta untuk melepaskan pekerja yang ia sekap tersebut
TRIBUNJATIM.COM - Seorang bos sekap pekerjanya setelah motor kantor yang dipakai korban ditarik oleh leasing.
Tak hanya itu, bosnya juga meminta uang tebusan Rp 10 juta untuk melepaskan pekerjanya tersebut.
Korban yang berinisial FI kini diduga masih disekap oleh bosnya.
UH ayah korban melaporkan kasus ini ke polisi.
Baca juga: Polisi Gadungan Marah Ditanya Surat Penangkapan, Sekap Hingga Rampas Harta Korbannya
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi membenarkan peristiwa itu terjadi pada Senin (7/10/2024) pukul 14.00 WIB.
Korban disekap di Jalan Raya Pekapuran Kampung Babakan Sukatani, Tapos, Kota Depok, Jawa Barat.
Keterangan dari saksi bahwa korban juga diminta membayar uang tebusan senilai Rp 10 juta.
“Kronologi peristiwa terjadi saat UH mendapat telepon dari anak yang merupakan korban FI,” kata Ade Ary kepada wartawan, Kamis (10/10/2024).
“Di dalam telpon FI mengaku telah disekap oleh bos tempat bekerja,” sambungnya.
Saat ini nomor handphone korban masih belum dapat dihubungi.
“Anak pelapor menjelaskan pelapor harus memberikan uang senilal Rp10 juta kepada bos tempat anak pelapor bekerja,” ujar Ade Ary.
“Uang tersebut sebagai pengganti sepeda motor yang digunakan anak pelapor bekerja dan sepeda motor tersebut sudah diambil pihak leasing," imbuhnya.
Polisi menyatakan pelaku masih dalam proses lidik.
Sementara itu kasus penyekapan lainnya juga pernah dialami oleh WNI di Myanmar.
Nestapa Suhendri Ardiansyah (27) yang disekap di Myanmar setelah dibujuk akan menjadi TKI di Thailand.
Warga Pesanggrahan, Jakarta Selatan itu semula dibujuk akan menjadi pejerka di Thailand dengan bayaran besar.
Namun, impian pria yang disapa Hendri itu pupus malah disiksa dan disekap.
Peristiwa itu diungkap oleh sepupu Hendri bernama Daniel (39), saat ditemui pada Jumat (9/8/2024).
Baca juga: Keluarga TKI Kesusahan Cari Tebusan Rp 478 Juta, Hendri Pasrah Disiksa Penipu di Myanmar Tanpa Makan
Apabila Hendri ingin dibebaskan, orang tuanya mesti menebus uang senilai ratusan juta.
"Pelaku minta tebusan USD 30.000, kalau dihitung rupiah kurang lebih Rp500 juta," ujar Daniel.
Kejadian ini berawal saat Hendri diajak bekerja oleh rekannya bernama Risky sebagai staf di sebuah perusahaan di Thailand.
Hendri bahkan diiming-imingi gaji besar, yaitu USD 10.000 atau senilai Rp159 juta per bulan.
Ia lantas berangkat ke Bangkok, Thailand dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten pada 11 Juli 2024 sekira pukul 12.35 WIB.
Beberapa jam kemudian, tepatnya pukul 16.05 waktu setempat, korban akhirnya tiba di Bangkok.
"Tapi keluarga tidak tahu perusahaan itu di bidang apa. Diiming-imingi gaji lumayan besar lah," katanya.
"Sampai akhirnya berangkat ke sana. Nominalnya USD 10.000 plus fasilitas ditanggung, makan, minum, semua ditanggung," sambung Daniel.
Usai tiba di Bandara Internasional Suvarnabhumi, Bangkok, korban lalu dijemput dengan mobil.
Ada enam orang di dalam mobil itu, yakni Risky, Hendri serta empat warga negara asing (WNA) asal India.
Hendri kemudian dipisahkan dengan Risky ketika di tengah perjalanan.
"Dia (Hendri) mikirnya mau dibawa ke Maesot, ternyata 8 jam perjalanan enggak sampai-sampai," tutur dia.
"Tiba-tiba sudah ada di Myanmar yang berbentuk seperti rumah susun gitu," lanjutnya.
Kondisi rumah susun itu, disebut Daniel, kotor dan tak layak huni.
Korban di sana lalu dilakukan penyekapan dan penyiksaan.
Tebusan diminta pelaku ke keluarga Hendri supaya korban dapat dibebaskan.
Pelaku diduga Daniel merupakan warga negara asing (WNA) asal Malaysia.
Hal itu diketahui dari gaya bicara pelaku dengan bahasa Melayu.
"Hendri makanya enggak bisa ngomong panjang lebar, enggak bisa ngomong macam-macam," kata Daniel.
"Karena bahasanya kan hampir sama. Jadi cuman minta tolong, minta maaf, dia tujuannya mau minta duit USD 30.000," sambung dia.
Penyiksaan dialami Hendri saat disekap, mulai dari dipukul dengan stik golf dan baseball.
Tak hanya itu, Hendri kerap tak diberi makan dan bahkan disuruh minum air hujan.
"Ya dia disiksa, sampai namanya dipukul pakai stik golf, stik baseball," ucapnya.
"Enggak dikasih makan, enggak dikasih minum, kalau hujan minumnya air hujan," lanjut Daniel.
Ia berharap pemerintah dalam hal ini Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), BP2MI, hingga pihak kepolisian dapat membantu kepulangan Hendri.
"Harapan kami dari keluarga, Hendri kembali ke Indonesia," kata dia.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
| Bayaran Mongol Stres Sekali Tampil, Ikhlas Kehilangan Rp53 Miliar usai Dipinjam Calon Gubernur |
|
|---|
| Imbas Uang Dapur MBG Rp 1 Miliar Lenyap Akibat Tertipu Chat Palsu, 53 Pekerja Kehilangan Penghasilan |
|
|---|
| Ketahuan Curi Motor Honda CRF, Pria di Surabaya Babak Belur Dihajar Warga |
|
|---|
| Delegasi HKI Indonesia Pelajari Transformasi Kawasan Industri Hijau di Tiongkok |
|
|---|
| Hati-hati Jika Diminta KTP dan Difoto Satpam saat Masuk Gedung, Dukcapil: itu Data Pribadi |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Ilustrasi-penyekapan-Seorang-pekerja-diduga-disekap-bosnya-setelah-motor-kantor-ditarik-leasing.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.