Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Keliling Pikul Boks Jualan Roti Tradisional Rp2000, Andri Kerap Diusir Sekolahan: Mengganggu

Meskipun pedagang roti atau toko-toko roti modern saat ini, Andri tetap berjalan kaki puluhan kilometer untuk jualan.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TribunKalteng.com/Rizky Akbar
Penjual roti pikul tradisional Andri (55) di Palangkaraya 

"Tapi kalau tidak habis ya tidak bisa pulang, selain angkot yang sudah tidak tersedia lagi di sore hari, juga tidak dapat upah pada hari itu karena rotinya masih banyak yang belum laku."

"Kadang harus jalan sampai pagi menuju rumah milik bosnya," ucapnya dengan nada yang sedih.

Pria bertubuh gempal itupun mengeluhkan saat sudah mulai sore, dirinya harus segera cepat menjual roti tersebut, karena daya tahan hanya dua hari saja.

Belum lagi ketika berjualan di depan sekolah, yang tak diperbolehkan lantaran dianggap mengganggu kawasan pendidikan.

Atau pun merasa di kantin sekolah merasa tersaingi akan keberadaannya.

Baca juga: Rela Jualan Risol Demi Bayar SPP Sekolah, Anan Sujud Syukur saat Dagangannya Diborong Rp2 Juta

Namun tak semudah itu untuk bisa jualan di tempat ramai, misalnya saja di depan sekolah.

Ia mengatakan, "Pernah jualan depan sekolah, namun saat jualannya ramai siswa yang beli, akhirnya dari pihak sekolah menyuruh agak jauh dari depan sekolah. Karena takut kantin sekolah tersaingi. Dari 300 roti yang ia jual, penghasilan sehari kalau laku banyak antara Rp100.000-150.000."

Andri pun menjelaskan, untuk harga rotinya dibanderol Rp2.000 dengan aneka macam rasa seperti cokelat, strawberry, keju, kelapa, dan lain-lain.

Selain itu dirinya menceritakan kalau dirinya merantau ke Palangkaraya Kalimantan Tengah.

Ia mengatakan, dirinya berasal dari Pulau Jawa dan sudah enam bulan berada di Kota Cantik.

Untuk saat ini, dirinya tinggal di rumah bos yang sekaligus tempat produksi roti tradisional ini.

Penjual roti pikul tradisional Andri (55) saat dibincangi di kawasan Jalan Yos Sudarso Palangkaraya, Rabu (23/10/2024).
Penjual roti pikul tradisional Andri (55) saat dibincangi di kawasan Jalan Yos Sudarso, Palangkaraya, Rabu (23/10/2024). (TribunKalteng.com/Rizky Akbar)

Perjuangan mencari nafkah juga dialami seorang pria bernama Ujang begitu keras, hasil yang didapatnya ternyata tak sebanding.

Bagaimana tidak, dari pagi hingga sore, Pak Ujang keliling mengayuh odong-odong.

Sedangkan sore hingga malam, ia menjadi pemulung mencari rongsok.

Kisah Pak Ujang yang berjuang mencari nafkah untuk keluarganya inipun viral dan memantik simpati publik.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved