Berita Politik
Golkar Jatim Usulkan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Begini Tanggapan Akademisi
Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Jawa Timur mengusulkan Presiden kedua RI, Soeharto, sebagai Pahlawan Nasional.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Sudarma Adi
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Koloway
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Jawa Timur mengusulkan Presiden kedua RI, Soeharto, sebagai Pahlawan Nasional.
Sebelumnya, usulan ini disampaikan pada peringatan ulang tahun ke-60 Partai Golkar.
Akademisi Universitas Airlangga (Unair), Moordiati menilai usulan tersebut relevan dilakukan Golkar. Ada upaya Golkar untuk melegitimasi kontribusi Soeharto dalam membesarkan partai.
"Pak Harto adalah tokoh pertama yang membawa Golkar menjadi besar. Jika usulan ini muncul dari Partai Golkar, tentu tidak ada masalah,” kata Moordiati di Surabaya.
Baca juga: Sosok Kader Golkar Surabaya, Berhasil Membedah Sejarah Partai, Angka Keramat di HUT ke-60
Sekalipun demikian, Pengajar Fakultas Ilmu Budaya Program Studi Ilmu Sejarah ini mengingatkan pentingnya mempertimbangkan aspek lain. Sekalipun Soeharto dikenal berhasil dalam swasembada beras dan pembangunan fisik, diskusi untuk mengangkatnya sebagai pahlawan harus dilakukan lebih dalam.
“Dalam pandangan akademisi, ada berbagai nilai yang perlu diperhatikan sebelum menetapkan beliau sebagai Pahlawan Nasional. Selain jasa, perlu melihat konteks yang lebih luas tentang kontribusi dan dampak kepemimpinannya,” jelasnya.
Staf di internasional office di Fakultas Ilmu Budaya mengkhawatirkan relevansi simbol-simbol budaya yang Soeharto representasikan. Di antaranya, soal ketokohan etnis tertentu.
Bagi sebagian orang, Pak Harto memang merepresentasikan simbol ke-Jawa-an yang kental. Dia berhasil menampilkan budaya Jawa dalam lingkup nasional, yang bisa jadi dianggap sebagai jawasentris.
"Namun, ini menjadi pertimbangan apakah kehadiran simbol budaya itu bisa diterima secara luas dalam kerangka Pahlawan Nasional,” ungkap Moordiati.
Baca juga: Rayakan HUT Partai Golkar ke-60, Golkar Surabaya Berangkatkan Warga Ziarah Wali 5
Tak hanya itu, Moordiati menilai bahwa kontribusi Soeharto bisa lebih kontekstual jika dinilai dalam lingkup “Pahlawan Pembangunan.
“Contoh real zamannya Pak Harto yang berkuasa selama 32 tahun itu tidak ada satupun anaknya yang diusulkan masuk di jalur birokrat. Artinya Pak Soeharto itu tidak pernah melanggar aturan demokratis. Nah itu yang kemudian menorehkan sejarah buat orang-orang pengikut Soeharto,” katanya.
Sehingga, berbagai aspek tersebut harus dikaji lebih dalam. "Semua ini adalah pertimbangan penting yang harus diperhatikan dalam mengusulkan beliau sebagai Pahlawan Nasional,” terangnya.
Dosen Fakultas Ilmu Kebijakan Publik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Alim Basa Tualeka menilai, pengusulan nama Soeharto oleh Golkar ini sebagai sebuah ungkapan terimakasih dari partai Golkar atas kiprah Soeharto.
Ia menilai kiprah Soeharto yang selalu memegang teguh administrasi negara menjadi legacy. “Dalam kacamata saya pengusulan nama Soeharto ini bisa dilihat dari kebijakan-kebijakan Pak Soeharto yang selalu melangkah mengutamakan kebijakan negara,” katanya.
Usulan Golkar untuk mengangkat Soeharto sebagai Pahlawan Nasional tak hanya dilakukan tahun ini saja. Berapa tahun sebelumnya, usulan tersebut juga telah mencuat dalam beberapa diskusi di internal.
Usulan Golkar Soal Pilpres 2029 usai Presidential Threshold Dihapus: Mekanisme Terbaik |
![]() |
---|
Jelang Muktamar 2025, PPP Butuh Sosok Pemimpin Lincah sebagai Pembaharu |
![]() |
---|
Sosok 3 Menteri Masuk Jajaran Pengurus DPP PAN, Zulhas Perkenalkan Secara Resmi |
![]() |
---|
Pakar Hukum Hardjuno Wiwoho Tagih Komitmen Anggota DPR RI, Segera Sahkan RUU Perampasan Aset |
![]() |
---|
Perang Badan Anggaran ke depan, Perlu Peningkatan Kapasitas Anggota Banggar DPR |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.