Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pilkada Trenggalek 2024

Dapur Cinta: Resep Sukses Trenggalek Melawan Stunting

Prevalensi stunting di Indonesia merupakan isu kesehatan masyarakat yang signifikan, mencerminkan tantangan dalam pemenuhan gizi dan kesehatan anak.

Editor: Ndaru Wijayanto
istimewa
Dapur Cinta: Resep Sukses Trenggalek Melawan Stunting 

Oleh: Putu Aditya Ferdian Ariawantara
(Dosen Ilmu Administrasi Publik, FISIP Universitas Airlangga)

TRIBUNJATIM.COM - Prevalensi stunting di Indonesia merupakan isu kesehatan masyarakat yang signifikan, mencerminkan tantangan dalam pemenuhan gizi dan kesehatan anak.

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting mengalami penurunan dari 24,4 persenpada tahun 2021 menjadi 21,6 persen pada tahun 2022, dan prevalensi stunting per Juni 2023 tercatat sebesar 21,5 persen.

Angka itu masih belum memenuhi standar WHO di bawah 20 persen, sehingga penurunan stunting secara nasional di era Presiden Jokowi dinilai gagal. 

Dengan prevalensi 21 persen itu, Indonesia masih berada di deretan lima besar negara dengan stunting tertinggi di Asia Tenggara.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) penurunan prevelensi stunting dalam satu dekade pemerintahan Jokowi, jumlahnya cenderung lamban. 

Sejak 2014 hingga 2024, rata-rata penurunan prevalensi stunting hanya sebesar 1,2 persen dan tahun 2024 ini bahkan sangat rendah, hanya 0,1 persen.

FITRA mengemukakan bahwa salah satu penyebab rendahnya rerata penurunan prevalensi stunting karena penggunaan anggaran yang kurang tepat. 

Stunting merupakan masalah kekurangan gizi kronis yang dapat menghambat pertumbuhan anak dan mempengaruhi kemampuan emosional, sosial dan fisiknya.

Stunting yang disebabkan oleh kekurangan gizi jangka panjang dapat dicegah melalui perbaikan gizi, pola asuh anak, dan akses terhadap sanitasi dan air bersih.

Menurut H. L. Bloom gaya hidup, lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya), pelayanan kesehatan, dan faktor genetik saling berinteraksi dan mempengaruhi status kesehatan seseorang.

Pada tumbuh kembang anak, faktor lingkungan merupakan faktor yang paling berpengaruh. Pertumbuhan sendiri mengacu pada peningkatan ukuran dan jumlah sel serta jaringan antar sel.

Perkembangan adalah peningkatan kapasitas untuk struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks. Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. 

Kabupaten Trenggalek telah mencatatkan sejarah gemilang dalam upaya penurunan angka stunting di Indonesia.

Di tengah perjuangan nasional melawan stunting yang masih menghadapi berbagai tantangan, Trenggalek muncul sebagai mercusuar harapan dengan keberhasilannya menurunkan prevalensi stunting secara signifikan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved