Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Pengakuan Guru Supriani Ngajar di Kelas Anak Aipda WH, Kini Dituduh Menganiaya dan Diancam Penjara

Pengakuan guru Supriyani ngajar di kelas anak Aipda WH.  Tak menyangka dituduh aniaya anak polisi, nangis diancam penjara.

Editor: Hefty Suud
Tribunnews Sultra
Pengakuan guru Supriyani ngajar di kelas anak Aipda WH. Bertemu korban, siswa D, di hari ia dilaporkan ke polisi atas tuduhan menganiaya muridnya. 

TRIBUNJATIM.COM - Guru Supriyani ungkap momen pertemuannya dengan anak Aipda WH yang diduga menjadi korban penganiayannya. 

Nasib guru Supriyani kini menjadi sorotan. 

Ia dituduh menganiaya anak polisi tersebut. 

Padahal di hari diduga ia melakukan peganiayaan, guru Supriyani tak mengajar di kelas siswa D, anak Aipda WH. 

Namun, guru Supryani mengaku pernah masuk kelas siswa D. 

sempat mengajar di Kelas 1A SDN 4 Baito, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.

Kelas itu merupakan tempat anak Aipda WH menjalani pembelajaran di sekolah.

Di tempat itu juga guru Supriyani dituduh aniaya anak polisi Aipda WH, D.

Hal itu terungkap dalam sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Andoolo, Kamis (7/11/2024).

Supriyani mengaku, selama April 2024, dirinya hanya sekali mengajar di Kelas 1A.

Pertemuan Supriyani dengan para siswa Kelas 1A itu terjadi pada Jumat (26/4/2024).

Baca juga: VIRAL TERPOPULER: Sosok Kakek Selalu Bungkus Makanan Gratis - Supriyani Cabut Surat Damai Ortu Murid

Hari itu sekaligus menjadi hari Aipda WH dan NF melaporkan Supriyani atas tuduhan penganiayaan terhadap anak mereka.

"Pernah sekali mengajar di kelasnya siswa D di bulan April hari Jumat tanggal 26. Sebelumnya awal Januari pernah," katanya, Kamis, dilansir TribunnewsSultra.com.

Saat itu, Supriyani melihat D di dalam kelas tersebut. Namun, tak ada hal yang aneh.

"Ada (D di kelas itu), di hari itu dia biasa saja, tidak ada apa-apa," urainya.

Setelah hari itu, Supriyani mengaku tidak pernah lagi mengajar di Kelas 1A atau bertemu dengan D.

Apalagi di hari Rabu (24/4/2024), atau hari saat Supriyani dituduh menganiaya D.

Pasalnya, di hari itu Supriyani mengajar di Kelas 1B.

Supriyani mengatakan, ia sudah mengajar di SDN 4 Baito selama 16 tahun.

Sementara, siswa D baru masuk sebagai peserta didik di sekolah sekitar 6 bulan.

Diberitakan TribunJatim.com sebelumnya, guru Supriyani nangis saat menjalani persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Andoolo, Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis (8/11/2024). 

"Saya sudah lima kali bertemu pak Bowo (Aipda WH) dan setiap bertemu saya sampaikan minta maaf, kalau pernah bikin salah selama mengajari anaknya," ujar Supriyani, dikutip dari TribunnewsSultra.com, Kamis (7/11/2024). 

Namun, permintaan maaf dari Supriyani justru disalahartikan oleh Aipda WH dan istrinya. 

Supriyani berkali-kali meminta maaf bukan untuk mengakui tuduhan penganiayaan terhadap muridnya. 

Namun, ia meminta maaf agar masalah ini bisa diselesaikan tanpa proses hukum. 

Baca juga: Pantas Guru Supriyani Cabut Surat Damai dengan Orang Tua Murid, Ungkap 3 Ucapan Bupati Penyebabnya

Baca juga: Guru Supriyani Mendadak Digiring ke Rumah Bupati, Ternyata Disodorkan Surat Damai: Saya Tidak Baca

"Karena setiap bertemu selalu disuruh minta maaf. Tapi saya tidak mau dibilang memukulinya anaknya karena itu saya tidak pernah lakukan," katanya.

Kala itu, Supriyani meminta maaf lantaran selama 16 tahun menjadi guru honorer ia tak pernah dituduh melakukan penganiayaan. 

Kendati demikian, Supriyani menyebut Aipda WH tetap bersikukuh menjebloskannya ke penjara meski ia telah meminta maaf. 

"Kaget, karena 16 tahun saya mengajar tidak pernah menganiaya kejadian seperti ini," ujar Supriyani. 

"Sempat ada kata-kata dari pak Bowo 'saya tetap akan penjarakan kamu walaupun hanya sehari agar semua orang tau kalau kamu salah'."

(Kiri) guru Supriyani menangis saat persidangan di PN Andoolo, Konawe Selatan, Kamis, (7/11/2024).
(Kiri) guru Supriyani menangis saat persidangan di PN Andoolo, Konawe Selatan, Kamis, (7/11/2024). (Tribun Sultra)

Seperti diketahui, Supriyani sempat dipertemukan oleh orang tua korban, Aipda Wibowo Hasyim (WH) dan istrinya, Nurfitriana pada Selasa (5/11/2024) kemarin.

Pertemuan tersebut diinisiasikan oleh Bupati Konawe Selatan Surunuddin Dangga di rumah jabatan (rujab).

Detik-detik pertemuan Supriyani dengan orang tua korban sempat terekam kamera awak media.

Terlihat Nurfitriana sempat memeluk guru Supriyani.

Mereka juga sempat bersalaman bak menandakan perdamaian.

Usai pertemuan itu terjadi, muncul surat perdamaian yang ditandatangani Supriyani dan orang tua korban.

Namun selang sehari kemudian, Supriyani berubah pikiran.

Pada Rabu (6/11/2024), Supriyani membuat surat pencabutan kesepakatan damai dengan orang tua korban.

Terkait aksinya itu, Supriyani lugas mengurai penjelasan.

Alasan cabut surat damai

menceritakan momen saat ia dipertemukan dengan orang tua korban.

"Kemarin pada hari Selasa tanggal 5 November kita dipertemukan di rujab Bupati dan itu panggilan dari Bupati langsung. Saya menghadap ke sana, di sana dipertemukan pada orang tua korban," ungkap Supriyani dilansir TribunnewsBogor.com pada Kamis (7/11/2024).

Di pertemuan tersebut, Supriyani mendengar beberapa ucapan Bupati yang membuatnya kepikiran.

Pertama, Bupati mengurai saran agar Supriyani dan orang tua korban berdamai saja.

Mendengar ucapan tersebut, Supriyani pun teguh dalam pendiriannya.

Bupati Konawe Selatan murka guru Supriyani cabut surat damai
Bupati Konawe Selatan murka guru Supriyani cabut surat damai (via TribunnewsSultra.com)

Bahwa ia tidak mau mengakui perbuatan penganiayaan yang dituduhkan kepadanya.

Sebab perdamaian yang tersirat diucapkan sang Bupati seolah agar Supriyani mengakui dugaan penganiayaan.

"Di sana bupati menyampaikan untuk melakukan perdamaian. Di situ saya menjawab 'kalau untuk dipertemukan untuk perdamaian pengakuan permasalahan saya tidak siap, semua saya serahkan ke kuasa hukum saya'. Karena saya tidak melakukan perbuatan itu," kata Supriyani.

Ucapan kedua Surunuddin Dangga yang disorot Supriyani adalah soal alasan berdamai.

Sang Bupati mengungkit soal karir Supriyani yang masih panjang dan harus punya catatan di kepolisian yang bagus.

Terkait ucapan tersebut, Supriyani heran karena ia merasa tidak bersalah sama sekali namun diminta menghentikan perjuangannya di pengadilan dengan cara berdamai.

"Pak Bupati kemarin menyampaikan bahwa karena karir saya masih panjang dan ke depannya saya akan mengurus SKCK di kepolisian dan saya membutuhkannya," ucap Supriyani.

Ucapan ketiga dari sang Bupati yang membuat Supriyani berubah pikiran adalah karena didesak untuk berdamai.

Diungkap Supriyani, ia tidak keberatan jika disuruh minta maaf.

Namun permintaan maaf itu diucapkan Supriyani bukan dalam kaitan kasus penganiayaan.

"Kalau masalah minta maaf saya sebagai manusia biasa ya saya minta maaf. Tapi kalau disuruh mengakui kesalahan, saya tidak siap. Pak Bupati tidak suruh mengakui. Cuma Pak Bupati menyampaikan 'atur damai saja supaya permasalahan ini selesai'," akui Supriyani.

Lagipula diakui Supriyani, ia sudah lima kali minta maaf kepada orang tua korban sebelum kasusnya menjadi viral dan panjang.

Namun kala itu ibunda korban ngotot ogah memaafkan Supriyani dan menuding sang guru.

"Selama lima kali (Supriyani minta maaf). Awalnya tetap tidak menerima, disuruh menunggu dua hari lagi, karenanya ibunya yang melahirkan, ibunya belum bisa memaafkan," ungkap Supriyani.

Perihal aksinya minta maaf ke orang tua korban, Supriyani mengurai alasan.

"(Kenapa minta maaf) itu pada waktu mediasi itu sempat dipaksa dan ditekan oleh pak penyidik, Pak Jefry dari Polsek Baito. Saya minta maaf di rumah orang tua korban itu apabila selama anaknya sekolah di SDN 4 Baito ada perkataan teman guru atau saya yang kurang diterima oleh orang tua siswa. Tapi orang tua tersebut tidak menerima permintaan maaf dari saya," jelas Supriyani.

Lantaran ucapan sang Bupati, Supriyani pun mengaku merasa tertekan dalam pertemuan dengan orang tua korban tersebut.

"Saya dalam kondisi tertekan dan terpaksa dan tidak mengetahui isi dan maksud dari surat kesepakatan tersebut," akui Supriyani.

Resmi mencabut surat damai, Supriyani mengaku akan berjuang di persidangan.

Supriyani yakin dirinya akan diputus tidak bersalah dan bebas murni.

"Atas dorongan bahwa saya akan buktikan di persidangan, saya akan bebas tidak bersalah. Harapan saya ke depannya, persidangan tetap berlangsung dan saya terbukti tidak bersalah dan bisa bebas," imbuh Supriyani.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews

Berita Viral lainnya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved