Aiptu Mardiyanto Ajari Anak Nelayan Baca dan Hitung Tiap Sore, Guru di Sekolah Harus Nyebrang Sungai

Ia mengajarkan satu per satu cara berhitung dengan cepat.

Aktivitas itu pun telah dilakukannya sejak akhir tahun 2022.

“Pertama kali datang ke sini (Dusun Bajo), saya melihat kondisi anak-anak di sini, kurang aktif dalam memperoleh pembelajaran, termasuk kurangnya pemahaman orang tua akan pentingnya pendidikan bagi anak,” kata Mardiyanto.

Dari situ, Mardiyanto berinisiatif untuk selalu hadir dengan memberikan buku-buku dongeng dan buku berhitung kepada anak-anak suku Bajo.

Selain mengajarkan membaca dan bergitung, Mardiyanto pun membagikan buku tulis dan pena kepada puluha anak.

“Hal-hal yang saya ajarkan kepada anak-anak sebatas hal apa yang saya bisa, seperti membaca dan berhitung,” ujarnya.

Baca juga: Doni Malah Didenda Rp 6.000.000, usai Petugas Diduga Nyelonong Masuk Pagar dan Cabut Meteran PLN

Menurut Mardiyanto, tingkat pendidikan anak-anak suku Bajo sangat rendah.

Apalagi ketika di rumah tidak ada perhatian lebih dari orang tua terhadap pendidikan anak.

Melihat kondisi pendidikan yang sangat keterbelakangan, ia pun merasa tergerak untuk berbuat yang terbaik di dunia pendidikan.

“Alhamdulillah, untuk peningkatan minat bacanya ada peningkatan, dan memang harus kita terus tumbuhkan mereka untuk belajar, belajar, dan belajar,” ucap Mardiyanto.

Di Dusun Bajo ada sebuah sekolah dasar dan SMP, namun para gurunya berasal dari luar dusun.

Untuk menuju ke Dusun Bajo, guru-guru tersebut harus menempuh perjalanan dengan perahu melintasi Sungai Lawele selama 20 menit. 

Mardiyanto berharap, apa yang dilakukannya bisa menjadi contoh bagi yang lain. 

Ia juga berharap anak-anak Dusun Bajo akan semakin tinggi minat bacanya dan dapat menghasilkan generasi yang berpendidikan.

Cerita Inspirasi Lainnya