Berita Viral
Keluarga Pasien Ngamuk Operasi Batal karena RS Kekurangan Kain Kasa, Padahal Kondisi Sudah Kritis
Nelangsa nasib pasien dijadwalkan operasi di rumah sakit malah terpaksa dibatalkan. Pemicunya hanya karena rumah sakit kehabisan kain kasa.
Penulis: Arie Noer Rachmawati | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Nelangsa nasib pasien dijadwalkan operasi di rumah sakit malah terpaksa dibatalkan.
Pemicunya hanya karena rumah sakit kehabisan kain kasa.
Keluarga pasien pun tak terima dan ngamuk menilai rumah sakit telah lalai.
Adapun peristiwa ini terjadi di RSU MHA Thalib Sungai Penuh, Jambi.
Kasus ini viral di media sosial setelah diunggah oleh akun Facebook Firmawati pada Senin (11/11/2024).
Hingga kini, video tersebut telah ditonton ribuan kali.
Dilansir dari Tribun Jambi, dalam video viral tersebut tampak keributan terjadi setelah keluarga pasien marah besar akibat operasi yang dijadwalkan untuk anggota keluarganya terpaksa dibatalkan.
Pasien yang sudah berada dalam kondisi kritis dijadwalkan untuk menjalani operasi, namun harus menunggu karena rumah sakit kekurangan kain kasa.
Keluarga pasien yang frustasi dan merasa tidak terima langsung meluapkan kemarahan mereka.
Mereka juga menuntut penjelasan dari pihak rumah sakit.
Salah satu anggota keluarga terekam dalam video sedang berteriak meminta klarifikasi mengenai kelalaian ini.
Dalam rekaman tersebut, terlihat petugas keamanan mencoba menenangkan keluarga pasien yang semakin emosi.
Dalam rekaman video yang beredar, tampak beberapa petugas keamanan mencoba menenangkan keluarga pasien yang semakin emosi.
Sambil menyebutkan hal ini sudah terjadi beberapa kali, salah satu keluarga pasien mengatakan,

"Ini sudah bukan pertama kali kami dengar ada pasien yang terhambat operasinya karena rumah sakit kekurangan peralatan. Kenapa RSU ini nggak ada persiapan? Kain kasa itu bahan yang sangat penting dalam operasi, masa nggak ada?" ucapnya dengan nada keras.
Warga yang turut menyaksikan kejadian tersebut juga merasa kecewa.
"Saya juga sempat dirawat di sini. Kalau begini terus, orang-orang pasti semakin kecewa dan enggak mau berobat ke sini," ujar salah satu warga yang melihat kejadian tersebut.
Dari awal berobat sambung keluarga pasien, pihaknya sudah dibuat kesal.
Bagaimana tidak, selain dari pelayanan yang buruk persoalan obat juga pihaknya dibuat berkeliling mencari obat.
"Kami butuh tindakan, bukan hanya janji. Jangan sampai kejadian ini menimpa orang lain," tambah keluarga pasien dengan nada tinggi.
Baca juga: Keluarga Ngamuk Pasien Meninggal Sesak Napas, Sebut Dokter Terlambat Tangani, Pihak RS: itu Menular
Insiden ini lantas mendapat reaksi keras dari warganet.
Banyak yang menyayangkan kurangnya perhatian terhadap fasilitas medis dasar di rumah sakit pemerintah yang seharusnya menjadi tempat utama penanganan kesehatan masyarakat.
Krisis logistik di RSU MHA Thalib Sungai Penuh ini kembali memunculkan kritik terhadap pengelolaan rumah sakit daerah yang sudah lama dikeluhkan masyarakat.
Kekurangan peralatan medis yang sangat vital, seperti kain kasa, menjadi sorotan utama.
Mengingat pasien yang membutuhkan perawatan darurat bisa sangat terganggu dengan keterlambatan atau pembatalan operasi akibat hal-hal sepele seperti ini.
Saat ini, kasus ini terus berkembang di media sosial dan menuntut perhatian lebih serius dari pemerintah daerah.
Serta instansi kesehatan terkait agar kejadian serupa tidak terulang dan pelayanan kesehatan masyarakat bisa ditingkatkan.
Baca juga: Sosok Bidan Eni, Kisah Heroiknya Bantu Kelahiran di Tengah Laut dan Evakuasi Pasien dengan Sarung
Kisah lainnya, seorang pasien BPJS penderita kanker payudara bernama Irmawati dikabarkan mendapat pelayanan kurang menyenangkan.
Pasalnya Irmawati dipulangkan oleh pihak rumah sakit ke rumah padahal dirinya belum sembuh.
Irmawati dipulangkan setelah menjalani perawatan di RS selama sepekan.
Peristiwa ini terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lanto Daeng Pasewang, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Keluarga pasien, Rahma menuturkan, Irmawati dipulangkan setelah menjalani perawatan selama sepekan.
"Iya, pada 7 September pasien diminta oleh pihak rumah sakit untuk pulang dulu ke rumah," kata Rahma, Rabu (11/9/2024).
"Dan bisa kembali ke rumah sakit setelah tiga hari kemudian," sambungnya.
Alasan rumah sakit meminta Irmawati pulang lantaran klaim BPJS yang sudah menghampiri Rp11 juta.
Padahal sang pasien masih membutuhkan pelayanan dan dikhawatirkan semakin kritis.
"Itu kan kondisinya tidak memungkinkan untuk dipulangkan karena kondisinya lemah sekali dan otomatis sudah tidak mendapat pelayanan sama sekali," jelas Rahma.
Baca juga: Awalnya Iseng Masukkan Jari Tengah ke Lubang Kursi, Pasien ini Panik saat Tak Bisa Melepasnya
Saat itu, kata Rahma, pihak keluarga hendak merujuk Irmawati ke RS Bhayangkara Makassar.
Namun status pasien telah berubah menjadi pasien dipulangkan.
Alhasil Irmawati harus kembali ke rumah dan menunggu waktu tiga hari ke depan.
"Sabtu disuruh pulang, berarti kembali hari Selasa tiga hari kemudian (di RSUD Lanto)," ucapnya.
Singkat cerita, pada Selasa (10/9/2024), Irmawati kembali dibawa ke RSUD Lanto Daeng Pasewang sesuai anjuran pihak rumah sakit.
Setibanya, pihak rumah sakit mengaku bahwa status Irmawati baru tercatat sebagai pasien dipulangkan dan bukan pasien baru.
"Kalau hari Selasa baru terhitung status dipulangkan, lantas waktu hari Sabtu itu statusnya apa waktu kami minta dipulangkan?" kata Rahma dengan nada kesal kepada Tribun Timur.
"Kenapa memang itu tiga hari nusuruh pulang? Kenapa memang itu tiga hari sebelumnya tidak ada tindakanmi, pemberitahuan?" tambahnya.
Atas pelayanan kurang menyenangkan tersebut, Rahma lantas menghubungi Pj Bupati Jeneponto, Junaedi Bakri.
Irmawati akhirnya dibawa ke RS Bhayangkara, Makassar, Selasa (10/9/2024) malam, atas instruksi Junaedi Bakri.
"Alhamdulillah, betul Pak Pj Bupati sudah buktikan."
"Dan Irmawati sudah dirujukmi ke Rumah Sakit Bhayangkara Makassar," tutup Rahma.
Sebagai informasi, Pj Bupati Jeneponto Junaedi Bakri memang kerap mengingatkan petugas kesehatan untuk mendahulukan pelayanan dibandingkan pengurusan administrasi bagi pasien.
Seperti yang pernah dilontarkan Junaedi dalam acara pembukaan MTQ di depan kantor Desa Balumbungan, Kecamatan Bontoramba, Jeneponto, 22 Maret 2024 lalu.
"Saya sampaikan kepada Kepala Puskesmas, kepala rumah sakit, Kepala Dinas Kesehatan, kalau ada keluarga atau warga masyarakat di Jeneponto yang sakit, tolong dilayani dengan cepat."
"Layani saja dulu, jangan dulu tanya KTP, KK, BPJS, itu persoalan belakangan," kata Junaedi Bakri yang diringi tepuk tangan masyarakat.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com
pasien
operasi
rumah sakit
RSU MHA Thalib Sungai Penuh
Jambi
viral di media sosial
video viral
Tribun Jatim
TribunJatim.com
jatim.tribunnews.com
berita viral
Sebut 4000 Siswa Sudah Keracunan MBG, Guntur Romli Minta Program Dievaluasi: Pemerintah Harus Serius |
![]() |
---|
Warga Kadung Percaya Kades untuk Balik Nama Sertifikat Tanah, Uang Rp96 Juta Lenyap Ditipu Eks PNS |
![]() |
---|
Viral Orang Malas Mandi Disebut Tanda Gangguan Jiwa, Benarkah? ini Penjelasan Psikolog |
![]() |
---|
Ditipu Hozizeh, Isqomariyah Malah Dipalak Polwan Rp17,5 Juta Agar Pencabutan Laporan Segera Diproses |
![]() |
---|
Ternyata Terbukti Mutasi Kepsek Roni Tanpa Prosedur, Wali Kota Prabumulih Telanjur Bantah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.