Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Dirumahkan PT Sritex, Purnama Pusing Bayar Uang Sekolah Anak & Pengobatan Orang Tua Sakit Stroke

Meski dirumahkan, Purnama menyebut PT Sritex masih mempedulikan kesejahteraan karyawan.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TribunSolo.com/Anang Maruf
Purnama karyawan PT Sritex curhat kini dirumahkan 

TRIBUNJATIM.COM - PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex, kini tengah menghadapi situasi sulit.

Yakni setelah perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara tersebut dinyatakan pailit.

Hal itu berdampak pada salah satu karyawan PT Sritex, Purnama (53).

Baca juga: Tangis Sarmi Sang Cleaning Service, Berdoa PT Sritex Tempatnya 24 Tahun Bekerja Tak Pailit & Bangkit

PT Sritex dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Kota Semarang pada 21 Oktober 2024 silam.

Hal itu menyebabkan bahan baku pengolahan industri tekstil PT Sritex saat ini sedang mengalami kendala.

Bahan baku milik PT Sritex semakin hari semakin menipis dan habis. 

Sehingga ini mengakibatkan dampak kurang baik bagi ribuan karyawan PT Sritex.

Sebanyak 2.500 karyawan pun telah dirumahkan karena tidak ada produktifitas di pabrik.

Karyawan PT Sritex di bidang pemintalan, Purnama pun ikut menerima imbasnya. 

Ia harus menerima kondisi tersebut, disebabkan tidak adanya produktifitas bahan.

Sehingga manajemen PT Sritex terpaksa merumahkan Purnama.

"Saya kerja di Sritex kurang lebih 30 tahun di bagian pemintalan," ujarnya pada Sabtu (16/11/2024).

"Kalau perihal diliburkan, itu baru bulan-bulan ini saja," imbuh Purnama.

Meski telah dirumahkan, Purnama menjelaskan sistem diliburkan ini bukan berarti diliburkan total.

Aktifitas Purnama (53) saat di rumah paska diliburkan manajemen PT Sritex, Sabtu (16/11/2024).
Aktifitas Purnama (53) saat di rumah pasca diliburkan manajemen PT Sritex, Sabtu (16/11/2024). (TribunSolo.com/Anang Maruf)

"Tapi kan tidak libur total. Liburnya digilir, masalahnya tidak ada bahan baku, bahan baku tidak bisa keluar masuk."

"Makanya itu, saya harus menunggu bahan baku yang harus kita kerjakan," jelas Purnama, mengutip Tribun Solo.

"Kalau tidak ada bahan baku, ya bagaimana kita kerja, kita harus nunggu bahan baku di bagian saya."

"Karena menunggu bahan baku itu, kami diliburkan sementara," tambah Purnama.

Pria berusia 53 tahun ini mengatakan, dengan konsep seperti ini, PT Sritex masih mempedulikan kesejahteraan karyawan.

"Cara teknisnya itu biar semua karyawan bisa merasakan hasil kerjanya (gaji), jadi dioglang dua minggu masuk, dua minggu diliburkan."

"Tetapi kalau saya bergilir tiga hari masuk, tiga hari libur, itupun juga masih menunggu bahan baku belum datang."

"Belum ada pengiriman, bahan baku keluar masuk juga susah," ujarnya.

Baca juga: 15 Tahun Suripno Tak Beli LPG Berkat Limbah Tahu, Istri Warga sampai Tak Tahu Harga Gas Sekarang

Tak pelak situasi ini berdampak langsung pada kehidupan Purnama.

Ia adalah tulang punggung bagi keluarganya.

Dengan kondisi seperti itu, Purnama kini harus memutar otak untuk memenuhi kebutuhan keluarga. 

Selain istri dan dua anak-anaknya, Purnama juga merawat ibunya yang tengah menderita sakit stroke. 

"Tanggungan di rumah itu dua anak dan satu istri, anak ke satu laki-laki masih kuliah, tapi saat ini sedang cuti satu semester karena belum ada uang untuk membayar kuliah."

"Kemudian anak nomor dua perempuan masih kelas satu SMA," beber Purnama.

Purnama (53), karyawan PT Sritex yang dirumahkan, Sabtu (16/11/2024).
Purnama (53), karyawan PT Sritex yang dirumahkan, Sabtu (16/11/2024). (TribunSolo.com/Anang Maruf)

Tak hanya itu saja, pria paruh baya tersebut juga masih menanggung orang tua yang kini tengah sakit.

"Ibu kena stroke, ya kami merasa kalau Sritex di pailit ini kami merasa susah, karena beban keluarga juga banyak."

Dengan kondisi saat ini, Purnama berharap agara permasalahan yang dihadapi PT Sritex saat ini lekas membaik.

Sebagai seorang karyawan di PT Sritex, Purnama berharap kondisi perusahaannya bisa kembali normal seperti sedia kala sebelum diputuskan pailit.

Sehingga karyawan kembali dipekerjakan dan bisa memenuhi kebutuhan rumahnya.

"Kami berusaha mudah-mudahan Sritex pulih kembali. Harapan saya sebagai karyawan agar cepat-cepat membaik," ujarnya.

"Saya merasa sedih, merasa sudah dengan keadaan yang tidak seperti biasanya," paparnya.

Baca juga: Nasib Amir Dulu Sukses Ternak Kambing, Kini Terlilit Utang Rp400 Juta, Berharap Ditolong Prabowo

Purnama menambahkan, apa yang ia rasakan saat ini juga dirasakan oleh ribuan karyawan PT Sritex

Namun, dengan kondisi libur secara bergilir ini, Purnama mengaku bersyukur karena masih bisa mendapatkan haknya (gaji), meski tak sesuai dengan sebelum PT Sritex dinyatakan pailit.

Ia juga menyebut, hak-hak yang diberikan oleh PT Sritex tak pernah telat, meski sedang menghadapi permasalahan pailit.

"Selama saya kerja di Sritex, sejak 95 kurang lebih hampir 30 tahun, soal gaji aman-aman saja, tidak ada masalah."

"Gajian tidak pernah telat, hingga bulan kemarin tak pernah telat," tandas Purnama.

PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah
PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah (TribunSolo.com/Anang Ma'ruf)

Sebelumnya, Direktur Utama PT Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto buka suara soal 2.500 karyawannya yang diliburkan karena masalah kekurangan bahan baku.

Iwan memastikan, sebanyak 2.500 karyawan yang diliburkan tersebut bakal tetap menerima gaji.

Hal itu disampaikan Iwan sampaikan dalam konferensi pers bersama Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker), Immanuel Ebenezer, Rabu (13/11/2024).

"Jadi, yang diliburkan tetap kita gaji dan kita sebenarnya mengharapkan bahwa keberlangsungan harus cepat dijalankan supaya yang diliburkan tetap bisa bekerja lagi seperti biasa," ucap Iwan Lukminto, dikutip dari tayangan Breaking News di KOMPAS TV.

Dia mengatakan, saat ini keberlangsungan bisnis di PT Sritex merupakan hal pokok sambil pihaknya menunggu putusan kasasi.

Iwan dalam kesempatan sama sebelumnya menyebut, pihaknya tidak melakukan PHK terhadap karyawan PT Sritex.

Meski demikian, pihaknya telah meliburkan sekitar 2.500 karyawan sebagai imbas kurangnya bahan baku.

"Bahwa saat ini Sritex tidak melakukan PHK, satu orang pun, dalam status kepailitan ini, tetapi Sritex telah meliburkan sekitar 2.500 karyawan akibat kekurangan bahan baku," ungkapnya.

Suasana di daerah pabrik PT Sritex setelah Pengadilan Negeri Niaga Semarang memutuskan PT Sri Rejeki pailit terhitung dari tanggal 21 Oktober 2024
Suasana di daerah pabrik PT Sritex setelah Pengadilan Negeri Niaga Semarang memutuskan PT Sri Rejeki pailit terhitung dari tanggal 21 Oktober 2024 (TribunSolo.com/Anang Maruf)

Menurut dia, apabila dalam waktu dekat tidak ada keputusan dari hakim pengawas dan kurator mengenai keberlanjutan usaha PT Sritex, jumlah karyawan yang diliburkan akan terus bertambah.

"Ini memang kemarin ini kan ada tersendat di dalam proses administrasi di situ, dan jumlah karyawan yang diliburkan akan terus bertambah apabila tidak ada keputusan dari kurator dan hakim pengawas untuk izin keberlanjutan usaha," bebernya.

Dia menambahkan, ada proses yang harus cepat diputuskan oleh hakim pengawas, karena hal ini akan membantu pihaknya dalam keberlangsungan usaha.

"Bila itu ada, kita kembali (beroperasi) lagi. Jadi ketersediaan bahan baku ini kekuatannya sampai tiga minggu ke depan."

"Jadi ini kalau tidak ada going concern daripada keberlangsungan itu, justru ancaman PHK ada. Jangan sampai ini menambah masalah. Tentang rekening bank yang diblokir, itu kan menambah masalah lagi," ungkap Iwan Lukminto.

Sebagai informasi, PT Sritex didirikan pada 1966 oleh HM Lukminto sebagai perusahaan perdagangan tradisional di Pasar Klewer, Solo.

Sebagai perusahaan tekstil dan garmen, PT Sritex dalam sejarahnya tidak perlu waktu lama untuk mencapai kejayaan.

Namun saat ini nasib PT Sritex bergantung pada empat kementerian yang diterjunkan Presiden Prabowo Subianto untuk melakukan penyelamatan.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved