Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pilkada Tulungagung 2024

Akademisi Sebut Debat Kedua Pilkada Tulungagung 2024 Tak Menarik dan Tanpa Esensi: Formalitas

Akademisi sebut debat kedua Pilkada Tulungagung 2024 tak menarik dan tanpa esensi: Terkesan hanya formalitas saja.

Penulis: David Yohanes | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/David Yohanes
Calon Bupati dan Wakil Bupati Tulungagung nomor urut 1, Gatut Sunu Wibowo-Ahmad Baharudin, nomor urut 2, Santoso-KH Samsul Umam, nomor urut 3, Maryoto Birowo-Didik Girnoto Yekti, dan nomor urut 4, Budi Setiyahadi-Susilowati, usai debat kedua Pilkada Tulungagung 2024, Jumat (22/11/2024) malam. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Andreas Andrie Djatmiko, akademisi Universitas Bhinneka PGRI (UBHI) Tulungagung merupakan salah satu tokoh yang diundang dalam debat paslon Pilkada Tulungagung 2024, Jumat (22/11/2024) malam. 

Namun Andrie memilih pulang sebelum debat yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) ini tuntas. 

Ia menilai, debat kedua atau debat terakhir ini kualitasnya sama dengan debat pertama, tidak ada substansi yang dimunculkan.

“Yang saya pertanyakan, ini LO (penghubung) mempersiapkan materi debat dengan benar atau tidak. Jangan-jangan LO hanya melihat debat ini hanya formalitas,” ujarnya, Sabtu (23/11/2024).

Andrie mengaku lebih khawatir para paslon dan tim pemenangan melihat kultur masyarakat Tulungagung, bahwa pertarungan sebenarnya adalah menjelang pencoblosan, yaitu politik uang

Hal ini yang menyebabkan debat terasa hambar dan tanpa substansi.

LO seharusnya berperan mempersiapkan setiap paslon, karena sebelumnya materi debat sudah dibocorkan. 

“Misalnya waktu kampanye di depan pendukung, mereka bisa lancar menyampaikan visi dan misi. Tapi kenapa saat debat mereka gugup,” ucap Andrie.

Baca juga: Pengamanan Debat Pamungkas Pilkada Tulungagung, Polres Siapkan 580 Personil, Ada Gelang Khusus

Dia mengatakan, setiap paslon seharusnya punya program unggulan sesuai bidangnya. 

Jika tim pemenangan jeli, seharusnya mempersiapkan paslon supaya bisa menyampaikan program secara padat, 2-3 menit saja dan langsung dipahami masyarakat.  

Namun yang terjadi, penyampaian setiap paslon dalam debat sebatas formalitas, sehingga orang sulit menangkap. 

“Sebenarnya saya berharap ada yang menonjol, menyampaikan dengan enjoy supaya swing voters memilih dia,” sambung Andrie.

Dengan penyampaian materi di dalam debat ini, Andrie yakin tidak mempengaruhi swing voters (suara mengambang).

Masih menurut Andrie, debat terakhir tidak berarti apa-apa bagi pemilih rasional. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved