Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pilkada Jombang 2024

Mundjidah Wahab Ziarah ke Makam Orang Tuanya di Masa Tenang Pilkada Jombang 2024

Mundjidah Wahab memilih menghabiskan masa tenang Pilkada Jombang 2024 dengan ziarah ke makam orang tuanya di Ponpes Tambakberas Jombang.

Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/Anggit Puji Widodo
Manfaatkan waktu di masa tenang Pilkada Jombang 2024, Calon Bupati Jombang, Mundjidah Wahab ziarah ke makam kedua orang tuanya, KH Abdul Wahab Chasbullah dan Nyai Sadiyah di Pondok Pesantren Tambakberas Jombang, Senin (25/11/2024).  

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Pujie Widodo

TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Manfaatkan waktu di masa tenang Pilkada Jombang 2024, Calon Bupati Jombang, Mundjidah Wahab ziarah ke makam kedua orang tuanya, KH Abdul Wahab Chasbullah dan Nyai Sadiyah di Pondok Pesantren Tambakberas Jombang, Senin (25/11/2024). 

Seperti diketahui, KH Wahab Chasbullah merupakan salah satu pendiri dan penggerak organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia, yakni Nahdlatul Ulama (NU).

Mbah Wahab, sapaan yang akrab terdengar di telinga itu, wafat pada 29 Desember 1971. 

Saat Mbah Wahab wafat, Mundjidah Wahab berusia 23 tahun.

Putri ketiga dari lima bersaudara pasangan Mbah Wahab dan Nyai Sadiyah ini memanfaatkan waktu masa tenang Pilkada Jombang 2024 dengan berziarah ke makam kadua orang tuanya. 

"Di masa tenang ini saya memanfaatkan waktu untuk ziarah ke makam-makam dan berdoa. Saya mendoakan beliau, dan memohon kepala Allah SWT supaya saya sebagai anaknya bisa meneruskan api perjuangan dan semangat beliau," ucapnya saat dikonfirmasi awak media.

Dalam sebuah pertemuan dengan awak media itu, Mundjidah mengatakan jika ayah dan ibunya mengajarkan tentang kepedulian, kesederhanaan dan kegigihan dalam perjuangan NU. 

Dari catatan sejarah, pendiri Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang itu juga berjasa bagi bangsa Indonesia. Sebelum masa kemerdekaan dan masa di mana bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan. 

Baca juga: Pemkot Surabaya, KPU dan Bawaslu Tertibkan APK Masuki Masa Tenang Pilkada Serentak 2024

"Abah itu tidak ada udzur dalam berjuang. Sampai beliau wafat, lalu ibu juga wafat. Sampai hari ini saudara-saudara juga masih terus memikirkan organisasi ini," ujarnya. 

Selain mengisahkan perjuangan sang ayah, ia juga menceritakan perjuangan ibunya, Nyai Sadiyah saat memimpin Muslimat NU.

Ketika itu, menjelang wafat sekitar usia 86 tahun, Nyai Sadiyah yang kemudian setelah haji berganti nama menjadi Rohmah Abdul Majid membuat kotak amal untuk pengajian Muslimat NU.

Mundjidah melanjutkan, saat anak-anaknya tiba, sang ibu menyuruh anak-anaknya untuk mengisi kotak amal tersebut yang ditujukan untuk membangun kantor ranting Muslimat. 

"Sampai ibu saya mau wafat, bahkan ibu saya minta kain sewek Muslimat," kata pengasuh Pondok Pesantren Al Latifiyah Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang ini.

Semangat perjuangan hingga akhir hayat itulah yang terus diwarisi Mundjidah dan keempat saudara kandungnya, Machfudhoh, Hizbiyah Rochim, Hasib, dan Roqib sampai sekarang.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved